Advertorial

Didominasi Ekspor, Pertamina SMEXPO 2020 Catat Potensi Transaksi Lebih dari Rp 9 Miliar

Kompas.com - 14/09/2020, 13:10 WIB

KOMPAS.com - Gelaran Pertamina SMEXPO 2020 berhasil membuka akses pasar untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia.

Mitra binaan Pertamina yang mengikuti pameran virtual tersebut mencatatkan potensi transaksi hingga Rp 9,3 miliar, baik dari transaksi ritel maupun forum bisnis. Dari keseluruhan transaksi, potensi ekspor didominasi dari forum bisnis.

Adapun forum bisnis tersebut merupakan hasil kerja sama Pertamina dengan Indonesia Diaspora SME-SMI Export Empowerment & Development (ID-SEED). ID-SEED merupakan organisasi para Diaspora Indonesia di berbagai negara untuk mendampingi UMKM agar dapat memasarkan produknya di pasar global.

Vice President Corporate Communication Fajriyah Usman mengatakan, total nilai transaksi tersebut menunjukkan minat yang luar biasa terhadap produk UMKM mitra binaan Pertamina.

“Meski harus menjalani sejumlah prosedur untuk ekspor, namun ajang Pertamina SMEXPO 2020 telah berhasil membuka akses bagi produk-produk UMKM Indonesia,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (14/9/2020).

Fajriyah menambahkan, Pertamina sangat bangga karena banyak potential buyer dari luar negeri yang tertarik pada produk UMKM mitra binaannya. Hal ini menunjukkan kualitas produk UMKM Indonesia mampu bersaing di kancah internasional.

Sementara itu, Ketua Umum ID-SEED Ira Damayanti menyampaikan, potensi transaksi tersebut berasal dari permintaan berbagai produk, seperti herbal, makanan, fashion, dan craft. ID-SEED akan melakukan pendampingan kepada para mitra binaan Pertamina.

“Pendampingan dapat dilakukan pada proses produksi atau pun pada tahap kemasan, labeling, dan pembuatan marketing tools berbahasa Inggris,” terangnya.

Selain itu, lanjut Ira, ID-SEED akan mendampingi proses sertifikasi internasional dilakukan sesuai permintaan buyer, khususnya untuk produk makanan dan minuman yang wajib memiliki Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).

Adapun tahapan pendampingan intensif dilakukan dengan target yang telah ditentukan. Bagi yang sudah pernah ekspor, bisa dilakukan pendampingan untuk perluasan pasar yang baru.

Sementara itu, pendampingan intensif berupa pelatihan peningkatan kualitas dan kapasitas dilakukan minimal 3-6 bulan. Lalu, dilanjutkan dengan pelatihan kemasan 1 bulan dan adaptasi pasar selama 6 bulan.

“Terakhir, barulah persiapan untuk korespondensi dengan potential buyer,” imbuh Ira.

Ira berharap, seluruh peserta SMEXPO Pertamina 2020 sudah dapat melakukan ekspor tahun depan. Selain itu, ia berharap transaksi bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat di ajang selanjutnya.

Adapun potensi transaksi ekspor terbesar berasal dari Hitara Black Garlic. UMKM ini memiliki nilai potensi transaksi sekitar Rp 2 miliar dengan tujuan ekspor Perancis, Inggris, Afrika Selatan, dan Australia.

Sementara itu, posisi kedua ditempati penjualan batik dengan nilai potensi transaksi mencapai Rp 1,7 miliar. Tujuan ekspor produk batik ini adalah Jerman, Singapura, Australia, Qatar, dan Dominika.

Selain itu, kerajinan tenun juga banyak diminati para importir mancanegara. Kategori ini mencatatkan potensi transaksi bisnis Rp 1,15 miliar dengan negara tujuan ekspor Jerman, Australia, dan Dominika.

Pertamina terus berkomitmen mendukung UMKM Indonesia melalui program kemitraan. Bagi UMKM yang berminat bergabung sebagai mitra binaan Pertamina, silakan kunjungi laman www.pertamina.com/id/program-kemitraan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com