Advertorial

Ubah Standar Kecantikan Perempuan Indonesia, Pore Hero Kampanyekan #ShowYourPores

Kompas.com - 09/10/2020, 21:44 WIB

KOMPAS.com – Menurut kamu, bagaimana definisi wajah yang cantik bagi perempuan? Barangkali tidak sedikit dari kamu akan menjawab kulit yang putih, mulus, dan glowing.

Persepsi tersebut merupakan pemahaman yang digiring oleh media sosial dan iklan skincare yang membuat standar mengenai kulit cantik bagi perempuan. Padahal, wajah cantik tidak melulu harus yang putih, mulus, dan glowing.

Sebagai perempuan, wajar bila memiliki jerawat dan pori yang besar di wajah. Bahkan, tak masalah jika terkadang kamu merasa tidak nyaman dengan  kondisi kulit wajah yang kamu miliki.

“Daripada berusaha mengejar kulit yang sempurna, lebih penting untuk kamu bisa merasa nyaman dengan kulitmu. Jangan biarkan penilaian orang lain membuatmu merasa kurang berharga,” ujar Founder Pore Hero Valencia Nathania dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (8/10/2020).

Menurut Valencia, kebanyakan orang ingin memiliki kulit sempurna yang dimiliki orang lain. Pada dasarnya, setiap orang memiliki kulit yang berbeda, masalah kulit pun pasti ada. Hal tersebut benar-benar normal.

Kampanye #ShowYourPores mengajak perempuan Indonesia untuk menyuarakan bahwa masalah kulit itu normal. (Dok. Pore Hore) Kampanye #ShowYourPores mengajak perempuan Indonesia untuk menyuarakan bahwa masalah kulit itu normal. (Dok. Pore Hore)

Valencia bersama dengan Pore Hero pun mengajak perempuan Indonesia untuk menerima dan mencintai kulit yang dimiliki melalui kampanye #ShowYourPores.

Dalam kampanye ini, Pore Hero mendukung masyarakat untuk membagikan foto selfie tanpa filter di media sosial. Langkah ini sebagai bentuk pengingat bahwa semua orang memiliki kulit yang berbeda-beda.

Selain itu, kampanye #ShowYourPores juga dijadikan sebagai cara menyuarakan bahwa mempunyai pori, jerawat, dan permasalahan kulit lainnya itu merupakan hal yang normal.

Pore Hero mengajak semua orang untuk berjuang bersama-sama mengalahkan insecurity dan overthinking atas kulit yang dimiliki.

“Enggak masalah kalau sekarang kamu masih belum berani menunjukkan diri kamu yang sebenarnya. Itulah alasan Pore Hero hadir di sini untuk memberikan support pada kita semua supaya bisa lebih mencintai diri sendiri, merawat kulit kita, dan sayang sama diri kita sendiri,” kata Valencia.

Matcha Clay Face Mask, produk pertama dari Pore Hero. (Dok. Pore Hero) Matcha Clay Face Mask, produk pertama dari Pore Hero. (Dok. Pore Hero)

Di tengah banyaknya produk skincare yang menawarkan hasil instan dengan menggunakan bahan yang belum tentu aman, Pore Hero memilih menggunakan bahan-bahan yang berkualitas agar kulit kita lebih sehat.

Komitmen tersebut terbukti melalui produk pertamanya, Matcha Clay Face Mask. Masker ini mengombinasikan matcha, bentonite clay, dan ekstrak jamur Agorikon yang membuatnya begitu unik.

Produk ini menggunakan matcha atau teh hijau jenis Camellia sinensis yang berfungsi untuk mengangkat kotoran dengan cara mengelupas sel kulit mati pada wajah dan leher. Selain itu, dapat membuat kulit tampak lebih cerah dan mencegah penyumbatan pada pori yang menyebabkan komedo serta jerawat.

Penggunaan Matcha Clay Face Mask dapat membuat kulit menjadi lebih sehat. (Dok. Pore Hore) Penggunaan Matcha Clay Face Mask dapat membuat kulit menjadi lebih sehat. (Dok. Pore Hore)

Bahan selanjutnya adalah bentonite clay yang merupakan tanah liat alami yang berasal dari gunung berapi. Bentonite clay sangat efektif untuk membersihkan, membuang racun, dan mengangkat kotoran pada pori.

Uniknya, bahan ini juga memiliki sifat anti-radang sehingga cocok digunakan pada orang yang memiliki kulit sensitif.

Terakhir, adalah ekstrak jamur Agorikon yang merupakan astringent alami dan memiliki fungsi mengencangkan, melembapkan, serta mencerahkan pori. Jamur ini juga dapat mengurangi minyak pada kulit tanpa menyebabkan kulit kering.

“Saya ingin Pore Hero menjadi produk ‘hero’ buat orang-orang yang ingin merawat kulitnya karena semua orang berhak memiliki kulit yang sehat,” tutup Valencia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau