Advertorial

Tinjau Lapangan, Direksi Pertamina Pastikan Sarana Distribusi Energi Berjalan Optimal

Kompas.com - 19/10/2020, 16:25 WIB

KOMPAS.com – Direktur Human Capital PT Pertamina (Persero) Koeshartanto melakukan peninjauan atau management walkthrough (WMT) ke operasional Integrated Terminal (IT) Manggis di Kabupaten Karangasem, Bali.

Hal itu dilakukan untuk memastikan kesehatan tim di lapangan sekaligus memantau penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

Dalam kunjungan kerja itu, Koeshartanto dan jajaran eksekutif Pertamina juga meninjau kesiapan dan keandalan peralatan IT Manggis. Dengan begitu, obyek vital nasional (Obvitnas) tersebut dapat melayani dan memenuhi kebutuhan energi di wilayah Bali. 

“Utamanya, kami juga memastikan semua personel yang mengemban amanat melayani kebutuhan energi masyarakat juga dalam kondisi prima,” kata Koeshartanto dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (19/10/2020).

Sebagai informasi, IT Manggis merupakan sarana distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan liquified petroleum gas (LPG) yang dikelola Pertamina Pemasaran Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus).

Sejak beroperasi pada 1996, peranan IT Manggis di wilayah Bali dinilai sangat penting.

IT Manggis berperan melayani pengiriman BBM ke 200 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan 18 stasiun pengisian bahan bakar bulk elpiji (SPBBE) yang tersebar di 9 kabupaten dan kota di Provinsi Bali.

Adapun kapasitas total penyimpanan BBM IT Manggis sebesar 153 ribu kilo liter (KL) dengan rata-rata pengiriman produk per hari sebanyak 2.300 KL.

Sementara untuk melayani distribusi produk LPG, kapasitas total IT Manggis mencapai 5.600 metrik ton (MT) dengan jumlah pengiriman harian sebanyak 780 MT.

Peninjauan kesiapan sarana prasarana distribusi energi secara berkala merupakan bentuk optimisme Pertamina dalam mendukung pemulihan aktivitas ekonomi di Provinsi Bali.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) minus 10,98 persen pada triwulan II 2020. Faktor utama penurunan PDRB Bali disebabkan lesunya sektor pariwisata akibat pandemi.

Hal tersebut juga tergambar dari angka konsumsi bahan bakar pesawat (Avtur) yang belum pulih.

Sebelum pandemi, aktivitas penerbangan di Bandar Udara Ngurah Rai mencapai 250 penerbangan per hari. Namun hingga September baru mencapai 30-50 penerbangan per hari.

Sementara itu, penurunan penjualan Avtur paling signifikan terjadi pada Juni 2020. Konsumsi Avtur saat itu hanya 2 ribu KL.

Jika dibandingkan periode yang sama pada 2019, penjualan Avtur tahun ini turun sebesar 96 persen. Pada Juni 2019, penjualan Avtur Pertamina sebesar 74 ribu KL.

Meski demikian, imbuh Koeshartanto, Pertamina berharap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali kembali pulih dengan dukungan penuh dari sektor energi baik BBM, LPG dan Avtur.

“Seluruh sarana distribusi energi Pertamina yang ada di Bali siap beroperasi optimal untuk melayani kebutuhan energi penggerak roda ekonomi," jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com