Advertorial

Aman dan Nyaman Bepergian dengan Kereta Api selama Pandemi

Kompas.com - 23/10/2020, 13:26 WIB

KOMPAS.com - Jelang long weekend atau libur panjang akhir pekan, pemerintah mengeluarkan imbauan untuk tetap memprioritaskan dan menjaga kesehatan bersama di tengah pandemi Covid-19.

Pemerintah juga mengimbau kepada masyarakat untuk sebisa mungkin tetap di rumah kecuali ada keperluan yang mendesak saat long weekend.

Jika masyarakat memiliki keperluan mendesak untuk bepergian selama long weekend, kereta api (KA) dapat menjadi alternatif moda yang aman, sehat, tepat waktu, dan efisien.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai operator layanan perkeretaapian di Indonesia telah mendapatkan Safe Guard Label SIBV. Hal ini merupakan bukti konsistensi PT KAI dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan kereta api.

Penyerahan Safe Guard Label SIBV diserahkan secara virtual oleh Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (Persero) Dian M. Noer kepada Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, pada Jumat (25/9/2020).

Audit Safe Guard Label SIBV dilakukan Surveyor Indonesia dan Bureau Veritas (BV) Indonesia. Audit dilakukan selama tiga minggu dengan sampling pada 11 lokasi yang terdiri dari perkantoran, stasiun, dan balai yasa. Lokasi tersebut merepresentasikan gambaran proses bisnis KAI secara keseluruhan.

Sebagai informasi, KAI adalah perusahaan penyedia jasa transportasi pertama di Indonesia yang mendapatkan Safe Guard Label SIBV ini.

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, audit ini bertujuan untuk menunjukkan keseriusan dan komitmen KAI dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di lingkungan perusahaan.

“Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penyedia jasa transportasi publik, KAI merasa perlu meyakinkan masyarakat bahwa seluruh layanannya telah memenuhi standar protokol pencegahan Covid-19,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (23/10/2020).

Pemberian Safe Guard Label SIBV ini, lanjut Joni, akan meningkatkan kepercayaan seluruh stakeholder saat berada di stasiun, kereta, dan seluruh lingkungan KAI pada masa pandemi Covid-19.

Safe Guard Label SIBV tersebut telah mengacu pada parameter yang disusun oleh ahli dan auditor kantor pusat BV, international best practices, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), regulasi Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

KAI secara konsisten menerapkan protokol kesehatan yang ketat pada berbagai wilayah kerja agar risiko penularan Covid-19 dapat diperkecil. KAI telah menyusun pedoman protokol pencegahan Covid-19 yang ditetapkan perusahaan bagi pekerja, pelanggan, dan mitra.

Selain itu, seluruh jajaran KAI berkomitmen untuk konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan yang telah disusun tersebut. Hal ini dilakukan agar bisnis perusahaan dapat berjalan baik di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Khusus pelanggan KA, KAI terus mengimbau untuk memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan saat bepergian dengan.

Pelanggan diwajibkan memakai masker, menunjukkan surat bebas Covid-19, dan tidak memiliki suhu tubuh di atas 37,3 derajat. Hal ini telah diterapkan sejak pengoperasian Kereta Api Luar Biasa (KLB) pada 12 Mei 2020.

Untuk perlindungan ekstra, KAI memberikan face shield kepada pelanggan KA Jarak Jauh sejak 12 Juni 2020 untuk menurunkan risiko penyebaran Covid-19 melalui droplet. Pelanggan yang membawa penumpang bayi pun diwajibkan membawa face shield sendiri. Sementara, pelanggan yang tidak memenuhi persyaratan tersebut akan ditolak naik kereta api.

KAI juga sudah membatasi kapasitas tempat duduk yang dijual. Kapasitas yang dijual yakni 70 persen pada perjalanan KA Jarak Jauh Reguler.

“Pembatasan kapasitas dan jumlah perjalanan masih secara konsisten KAI terapkan untuk menciptakan physical distancing di dalam kereta dan di stasiun agar tidak terjadi kepadatan,” jelas Joni.

Dari sisi internal KAI, petugas melakukan pembersihan secara rutin dengan cairan disinfektan, pembuatan marka jarak antrean, penyediaan fasilitas cuci tangan tambahan, pengukuran suhu tubuh, dan berbagai langkah pencegahan lainnya.

Untuk membantu memberikan kemudahan kepada pelanggan, stasiun-stasiun KA telah menyediakan layanan rapid test. Sampai saat ini, ada 30 stasiun yang menyediakan layanan rapid test. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau, yakni Rp 85.000.

Layanan rapid test di stasiun pertama kali diluncurkan di Stasiun Pasar Senen pada 29 Juli 2020. Pada tahap awal, KAI menyediakan layanan ini di 12 stasiun, yakni Stasiun Gambir, Pasar Senen, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Purwokerto, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, dan Malang.

Kemudian, menyusul stasiun-stasiun lain, seperti Stasiun Kiaracondong, Cirebon Prujakan, Tegal, Kroya, Kutoarjo, Blitar, Kertosono, Jombang, Sidoarjo, Mojokerto, Jember, Ketapang, Kertapati, Prabumulih, Muara Enim, Lahat, Tebing Tinggi, dan Lubuk Linggau.

Joni mengatakan, penambahan stasiun yang melayani rapid test ini merupakan bentuk peningkatan pelayanan yang kami berikan bagi pelanggan dalam rangka menerapkan protokol kesehatan pada perjalanan KA.

“Layanan ini untuk memudahkan pelanggan sehingga tidak perlu mencari tempat rapid test di luar, terlebih harganya juga terjangkau,” imbuhnya.

Untuk melakukan rapid test di stasiun, pelanggan harus memiliki kode booking dan disarankan untuk melakukan tes setidaknya satu hari sebelum tanggal keberangkatan.

KAI juga mengimbau pelanggan untuk melakukan pembelian tiket secara online dan tidak perlu datang ke stasiun sehingga dapat menghindari berkerumun. Aplikasi KAI Access dapat menjadi alternatif yang efektif karena fitur-fiturnya telah dirancang untuk memudahkan pelanggan.

Pelanggan bisa mengunduh aplikasi KAI Access yang ada di Google Play ataupun Appstore. Setelah mengunduh aplikasi KAI Access, daftarkan diri dengan membuat akun di aplikasi tersebut. Selain pembelian tiket, ada beberapa fitur lain yang memudahkan pelanggan, seperti E-boarding Pass, Cancellation, dan Reschedule.

“Berbagai kemudahan yang diberikan KAI dapat mendukung berbagai kebutuhan dan kegiatan masyarakat, terutama agar semakin bijak dalam bepergian dengan memanfaatkan teknologi yang ada di tengah pandemi Covid-19,” kata Joni.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com