Advertorial

Ubah Limbah Ternak Jadi Biogas, PT Global Dairi Alami Berdayakan Desa Manyeti Subang

Kompas.com - 05/11/2020, 16:23 WIB

KOMPAS.com – PT Global Dairi Alami berkomitmen menjadi industri pengolahan susu segar ramah lingkungan.

Hal itu diwujudkan dengan menggerakkan sektor ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan limbah peternakan sapi di Desa Manyeti, Subang, Jawa Barat.

Bekerja sama dengan pemerintah desa, kegiatan tersebut diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda beberapa waktu lalu.

Adapun bentuk pemanfaatan limbah yang dimaksud adalah pengolahan limbah ternak menjadi biogas.

Kegiatannya sudah dilaksanakan sejak 1 November 2020 dan dikembangkan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan warga desa.

 “PT Global Dairi Alami mempunyai teknologi biogas pertama di Indonesia yang mengolah kotoran sapi menjadi sumber energi di pabrik,” kata CEO PT Global Dairi Alami Ihsan Mulia Putri, dalam keterangan tertulis, Rabu (4/11/2020).

Dengan teknologi tersebut, lanjut Ihsan, kotoran sapi yang dihasilkan peternakan tidak akan mencemari lingkungan sekitar.

Sebagai informasi, PT Global Dairi Alami mulai beroperasi pada pertengahan 2019 dengan mendatangkan 1.600 ekor sapi Australia yang ditempatkan di peternakan Subang.

Pertengahan 2020, pabrik PT Global Dairi Alami beroperasi menghasilkan susu segar MilkLife kualitas wahid yang didistribusikan ke seluruh wilayah Pulau Jawa dan Bali.

Kehadiran PT Global Dairi Alami di Subang membantu pemerintah Indonesia untuk menghasilkan susu segar berkualitas sehingga konsumsi dan pengadaan susu segar dalam negeri dapat meningkat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau