Advertorial

Jadi Penyangga Ibu Kota, Ini Peluang Emas Investasi di Banten Bagian Utara

Kompas.com - 05/11/2020, 19:13 WIB

Salah satu indikator Banten sebagai tujuan investasi bisa dilihat dari tren investasi yang terus menunjukan grafik yang positif. Belum lagi, provinsi di ujung Pulau Jawa ini selalu masuk dalam 5 besar tujuan investasi di Indonesia, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Berdasar Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diperoleh dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), dari tahun 2017 hingga 2019 tren investasi di Banten menunjukan grafik positif, sehingga serapan tenaga kerjanya sampai sebelum masa pandemik, cukup tinggi.

Pada tahun 2017 realisasi Penanaman Modal di Banten mencapai Rp. 55,8 triliun dan 3.148 proyek dengan serapan tenaga kerja sebanyak 109.291 orang, lalu pada tahun 2018 realisasi investasi naik menjadi Rp. 56,52 triliun dan 4.159 proyek dengan serapan tenaga kerja sebanyak  44.939 orang, sementara di tahun 2019 realisasi investasi mencapai Rp. 48,73 triliun dan 4.954 proyek, dengan serapan tenaga kerja sebanyak 48.258 orang. Terbaru, realisasi Penanaman Modal Banten periode Januari-September 2020 telah mencapai Rp. 42,02 triliun dari 6.952 proyek dengan serapan tenaga kerja sebanyak 51.316 orang, di periode triwulan III  ini Banten menempati urutan ke 2 realisasi penanaman modal tertinggi secara nasional.

Salah satu pertimbangan investor saat memutuskan untuk berinvestasi adalah letak strategis dan didukung oleh infrastruktur yang memadai. Sebagai daerah penyangga ibu kota, Banten bagian Utara yakni Tangerang yang meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan sangat representatif bagi kegiatan penanaman modal untuk berbagai sektor. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten Mahdani mengatakan, keunggulan Banten diantara daerah lain diantaranya memiliki konektivitas yang strategis, mulai dari jalur laut, darat, hingga udara. Ditambah daerah Tangerang yang menjadi penyangga ibu kota memberi keuntungan tersendiri bagi kegiatan penanaman modal di Banten.

 “Letak georgrafi yang strategis menjadi keuntungan bagi Banten dan investor, terutama di bagian Banten Utara yang berbatasan langsung dengan ibu kota dan aksesibilitas dengan bandara Soekarno-Hatta sangat dekat,” kata Mahdani dalam satu kesempatan dialog terkait peluang investasi di Banten. Dimulai dari Kabupaten Tangerang dengan potensi kawasan industri, hingga kawasan properti dan pemukiman elit di Kota Tangeran dan Tangerang Selatan.

Di Kabupaten Tangerang misalnya, pemerintah daerah setempat membangun pusat pameran hasil industri (exhibition center) terutama untuk hasil industri kecil dan hasil kerajinan rakyat. Tangerang Exhibition Center adalah pusat perdagangan dan bisnis di Tangerang yang dapat berfungsi sebagai lokasi bussines meeting, ruang pertemuan, ruang pesta, ruang perkantoran, dan lain-lain.

Kabupaten Tangerang juga memiliki kawasan industri. Kegiatan industri di Kabupaten Tangerang diarahkan pada suatu kawasan industri dengan mencadangkan lahan seluas 3.000 hektar bagi kawasan industri dan 4.500 hektar bagi zona industri yang tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Cikupa, Balaraja, Tigaraksa, Cisoka, Pasar Kemis, Legok dan Serpong. Kawasan Industri Milenium Industrial Estate di Cikupa seluas 1.800 hektare menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Apalagi kawasan ini masuk kedalam Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK).

Bahkan, Kabupaten Tangerang menjadi daerah dengan capaian investasi tertinggi di Banten pada Januari-September 2020 dengan nilai investasi sebesar Rp. 14,26 triliun dari 2.700 proyek dengan serapan tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 18.970 orang. Adapun sektor dominan di Kabupaten Tangerang meliputi kawasan perumahan, kawasan industri dan perkantoran; Listrik, Gas dan Air; industri makanan dan perdagangan.

Sementara itu, Kota Tangerang dengan program Kota Layak Investasi, melakukan terobosan dengan cara memangkas jalur investasi melalui sistem online. Saat ini pemerintah sudah mempermudah proses perizinan dengan Online Single Submission (OSS) sehingga memangkas birokrasi. Lima sektor besar penyumbang investasi di Kota Tangerang diantaranya perumahan, kawasan industri dan perkantoran; transportasi, gudang dan telekomunikasi; perdagangan dan reparasi; industri kimia dan farmasi; dan industri karet dan plastik. Adapun realisasi investasi Kota Tangerang pada Januari-September 2020 sebesar Rp. 4,15 triliun dan 1.870 proyek dengan serapan TKI sebanyak 18.109 orang.

Tak hanya itu, dari sisi infrastruktur, Kota Tangerang juga memiliki daya dukung infrastruktur yang memadai. Ada Jalan Tol Jakarta–Merak yang membentang sepanjang 100 km, rencana Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR II), double track Kereta Api Tangerang-Jakarta, perpanjangan koridor IV Busway (Kalideres-Tangerang), Transjakarta Koridor 13 Blok M-Ciledug, Frontage Tol (Jakarta-Merak), serta jaringan jalan lokal antara lain Trans Tangerang yang kini telah tersedia dua koridor.

Terakhir, Kota Tangerang Selatan yang berbatasan langsung dengan ibu kota, memiliki akses yang bagus baik dari Bandar udara karena berbatasan dengan Kabupaten dan Kota Tangerang yang memiliki Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, maupun dari laut, karena berbatasan dengan DKI Jakarta yang memiliki Pelabuhan Tanjung Priok.

Melihat mobilitas Kota Tangerang selatan yang cukup padat, ada banyak peluang investasi di kota ini. Mulai dari pembangunan instalasi pengolahan air bersih/air minum, hotel dan restoran, perumahan, apartemen, hingga  kawasan jasa dan perdagangan terpadu. Potensi pembangunan instalasi pengolahan air bersih misalnya, meski Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah memiliki instalasi pengolahan air bersih secara mandiri yang langsung dikelola dan dibawah pengawasan pemerintah daerah yakni PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS), namun kebutuhan air bersih/air minum sangat tinggi. Sehingga memungkinkan pengembang/perusahaan untuk berinvestasi di sektor ini.

Sementara untuk sektor jasa dan perdagangan terpadu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengajak para investor untuk bekerjasama mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, berbagai fasilitas bisnis, tempat rekreasi modern, gedung kesenian dan budaya, hingga convention center. Saat ini tiga pusat pertumbuhan sebagai kawasan strategis seperti Serpong-BSD City, Bintaro Pondok Aren, Kawasan Pamulang-Ciputat telah memiliki karakter pertumbuhan yang semakin cepat, seolah berlomba-lomba dalam pengembangannya.

Perlu diketahui, capaian realisasi investasi Kota Tangerang Selatan pada Januari-September 2020 sebesar Rp. 2,58 triliun dan 1.024 proyek dengan serapan TKI sebanyak 3.655 orang. Adapun sektor investasi didominasi oleh perumahan, kawasan industri dan perkantoran; transportasi, gudang dan telekomunikasi; perdagangan dan reparasi; industri kimia dan farmasi; dan hotel dan restoran.

Gubernur Provinsi Banten Wahidin Halim (WH) terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi di daerahnya di tengah pandemi virus corona (COVID-19). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha menarik sebanyak mungkin investasi melalui berbagai keterbukaan informasi,  kemudahan layanan perijinan, hingga penerapan berbagai platform digital/aplikasi yang memudahkan investor untuk berinvestasi di Banten.

Menurut Gubernur, kemudahan mendapatkan informasi, peningkatan berbagai infrastruktur baik jalan serta bentuk pelayanan publik lainnya, menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan calon investor. Bentuk pelayanan itu mudah digunakan dan diproses melalui berbagai aplikasi perijinanan yang terintegrasi. 

"Dengan mempromosikan pertumbuhan ekonomi di Banten dan meningkatnya investasi akan  mempercepat upaya pemulihan ekonomi di saat pandemi ini," tegasnya. [Adv]

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com