KOMPAS.com – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki melakukan kegiatan penyerahan dana Bantuan Presiden (Banpres) Produktif di Denpasar, Bali (14/11/2020).
Pada kesempatan tersebut Teten menjelaskan bahwa pelaku usaha mikro di Bali termasuk dalam prioritas penerima Banpres Produktif. Hal ini karena pariwisata merupakan salah satu sektor yang memperoleh dampak cukup signifikan dari pandemi Covid-19.
Sebagai destinasi wisata, pelaku UMKM di Bali yang mayoritas usahanya berada pada sektor tersebut tidak dapat melakukan usaha seperti biasa. Pasalnya, hampir semua destinasi di Bali tidak dapat dikunjungi.
"Kontraksi di Bali masih tinggi, yakni negatif 12 persen. Tapi, begitu turis datang lagi, saya meyakini bahwa perekonomian Bali bakal langsung melesat lagi," jelas Menkop UKM, dalam rilis resmi yang diterima Minggu, (15/11/2020).
Ia berharap Banpres produktif bisa bermanfaat membantu pelaku UMKM di Bali. Hal ini mengingat Bali memiliki kontribusi besar pada perekonomian nasional.
Saat ini Banpres Produktif telah disalurkan kepada 9,3 juta pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia dengan total jumlah bantuan sebesar Rp22,38 triliun.
Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan bahwa saat ini dari 214.118 pelaku usaha mikro yang mengajukan diri sebagai penerima Banpres Produktif, sebanyak 131.693 orang telah berhasil divalidasi dan disahkan. Total alokasi Banpres Produktif untuk Usaha Mikro untuk Bali sebesar Rp 316 miliar.
"Awalnya, Bali hanya mendapat alokasi 90 ribuan pelaku usaha mikro. Namun, kami terus melobi pemerintah pusat karena kami memang butuh," ungkap Koster.
Tak hanya Banpres, Pemerintah Provinsi Bali juga memberikan dana bantuan kepada koperasi dan UMKM yang ada di Bali.
Adapun, untuk koperasi dengan tingkat kabupaten atau kota akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 10 juta. Sedangkan koperasi dengan tingkat provinsi mendapat dana bantuan sebesar Rp 30 juta.
"Ada 4.000 koperasi yang kami bantu. Namun, itu semua belum cukup. Karena itu, kami mengharapkan tahun depan akan lebih banyak lagi UMKM yang mendapatkan Banpres Produktif," harap Koster.
Terbantu Banpres Produktif
Banyak pelaku UMKM di Bali merasa terbantu dengan bantuan dana sebesar Rp 2,4 juta dari program tersebut. Salah satunya Made Susilawati, seorang penjual baju adat Bali khusus anak yang beralamat di Banjar Raketan, Desa Taman, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Ia sudah berjualan selama tiga tahun. Omzet per bulan yang didapat oleh Made biasanya berkisar Rp 8 juta. Namun, karena pandemi, pendapatanya jauh menurun. Kini ia hanya meraup omzet Rp 4 juta per bulan.
“Pelanggan sepi karena berkurangnya upacara adat. Kalau upacara lahiran, masih ada sedikit pembeli. Selain itu, murid tidak masuk sekolah sehingga tidak ada kegiatan termasuk yang mengenakan pakaian adat,” ujar Made.
Made yang merupakan nasabah dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), kemudian diusulkan agar mendapatkan Banpres Produktif melalui Bank Nasional Indonesia (BNI).
Setelah mendaftar dan mengikuti proses birokrasi yang berlaku, Made diberitahukan bahwa ia mendapatkan dana Banpres Produktif.
“Saya (saat ini) masih terbantu dengan penjualan online. Dengan bantuan dana Banpres, itu bisa saya gunakan untuk menambah modal," kata Made.
Sebagai informasi, Banpres Produktif diberikan khusus bagi pelaku UMKM yang belum mendapat akses pembiayaan bank. Bagi pelaku UMKM yang sudah mendapat pinjaman bank, pemerintah memberikan bantuan dalam rupa restrukturisasi pinjaman dan subsidi bunga.
Sementara, bagi pelaku UMKM yang sudah tergabung dalam koperasi, bantuan diberikan dalam rupa tambahan modal kerja melalui LPDB KUMKM.