KOMPAS.com – Dukungan PT Pertamina (Persero) untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui Program Kemitraan diwujudkan dalam skema roadmap pembinaan yang akan mengubah UMKM tradisional menjadi Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global.
Pembinaan tersebut diberikan kepada seluruh UMKM mitra binaan Pertamina tanpa pandang bulu agar UMKM menjadi lebih unggul dan mandiri.
Salah satu penerima manfaat Program Kemitraan tersebut adalah Nurjannah, pemilik UMKM Batik Mayana di Kota Ternate, Maluku Utara.
Pelaku UMKM ini terbilang cukup istimewa. Meski seorang difabel, semangat Nurjannah untuk mandiri dan memberi manfaat pada orang lain sangat membara.
“Kondisi saya dan suami difabel, tapi saya ingin belajar usaha. Akhirnya, mulai 2013 berbisnis di bidang kuliner,” papar Nurjannah dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (18/11/2020).
Saat ini, terdapat sekitar 34 orang pekerja yang ikut membantu usaha Nurjannah. Sebanyak 32 orang di antaranya merupakan penyandang disabilitas dengan kondisi berbeda-beda. Namun, ia dapat mengatur dan memberikan porsi kerja yang sesuai untuk karyawannya tersebut.
“Mereka sangat bersemangat dan produktif dalam bekerja,” ujarnya.
Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, bisnis Nurjannah dapat bertahan dan bahkan berkembang pesat. Pasalnya, selain usaha batik yang digeluti, Nurjannah mampu mengembangkan berbagai jenis produk yang diminati konsumen, seperti minuman herbal instan, kopi jahe, dan air guraka instan. Seluruh katalog produknya bisa dilihat melalui akun media sosial miliknya @nurjannah9984.
Usaha garmennya pun tetap berjalan. Dengan kreativitas yang dimiliki, Nurjannah berinovasi untuk memproduksi masker kain. Selama pandemi, permintaan masker kain produksinya pun cukup tinggi sehingga Nurjannah harus menambah pekerja.
“Kami jadi bisa melibatkan banyak pekerja difabel untuk ikut membantu. Ini berkah untuk mereka,” ucap Nurjannah.
Dengan berbagai usaha yang dijalani tersebut, Nurjannah mampu menghasilkan omzet hingga Rp 100 juta per bulan.
Kegigihan dan keberhasilan Nurjannah mengembangkan bisnisnya itu membuat banyak teman sejawatnya penasaran. Karena itu, ia memutuskan untuk berbagi ilmu dengan membuat pelatihan gratis untuk para penyandang disabilitas.
Tak disangka pelatihan gratis tersebut cukup diminati. Akhirnya, Nurjannah mendirikan Lembaga Pendidikan Keterampilan Khusus yang diperuntukkan bagi para penyandang disabilitas, anak putus sekolah, dan para janda.
“Seluruh (peserta pelatihan) kami bimbing hingga mampu membuat usaha sendiri dan mandiri,” imbuhnya.
Dengan binaan Pertamina, Nurjannah berharap usahanya mampu berkembang lebih pesat lagi. Dengan begitu, ia dapat memberdayakan lebih banyak orang yang membutuhkan untuk dapat berkarya.
“Kami ingin mengembangkan usaha ini sehingga lebih banyak lapangan pekerjaan untuk para difabel, anak putus sekolah, dan orang yang membutuhkan,” terang perempuan berusia 39 tahun ini.
Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengapresiasi bisnis yang dijalani Nurjannah tersebut. Menurutnya, prinsip usaha yang dijalani Nurjannah cukup mulia.
“Layak menjadi panutan untuk menghargai setiap orang apa pun kondisinya. Layak pula dibilang pahlawan ekonomi karena kontribusinya dalam menyediakan lapangan pekerjaan yang berbasis sociopreneur,” tutur Heppy.
Ke depannya, imbuh Heppy, Pertamina juga akan membantu UMKM untuk naik kelas menjadi UMKM unggul dan mandiri agar dapat menyediakan lapangan pekerjaan serta membantu kemandirian ekonomi masyarakat sekitarnya.
“Ini sebagai implementasi goal ke-8 Sustainable Development Goals (SDGs). Diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Heppy.