Advertorial

Lewat Komunitas Tangan Terampil, Pertamina Dorong UMKM Naik Kelas dan Berdayakan Perempuan

Kompas.com - 19/11/2020, 18:50 WIB

KOMPAS.com - PT. Pertamina (Persero) menerapkan roadmap pembinaan berjenjang pada setiap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tergabung dalam program kemitraan, mulai dari kondisi tradisional hingga menembus pasar internasional atau go global. Hal ini bertujuan agar UMKM tersebut naik kelas, unggul, dan mandiri.

Salah satu mitra binaan Pertamina, Bernadette Natalia Sari Pujiastuti, adalah pemilik usaha Trasty Handicraft. Wanita yang kerap disapa Naneth ini telah memulai usahanya sejak 2012.

Awalnya, Naneth berniat untuk mengembangkan kemampuan pengrajin tas setempat. Saat itu, para pengrajin hanya mampu memproduksi tas berkualitas rendah.

Naneth juga sadar bahwa kain perca batik punya nilai jual yang lebih baik jika dibalut dengan desain menarik dan padu padan material yang unik.

Selain itu, Naneth memberdayakan kelompok perempuan yang diberi nama Komunitas Tangan Terampil. Ia ingin memberdayakan perempuan agar lebih terampil dan mandiri. Kini, sudah ada belasan perempuan yang tergabung dalam komunitas tersebut.

“Saya percaya bahwa perempuan yang berkarya dan bisa mendapatkan penghasilan tambahan bagi keluarga, akan memberikan dampak positif,” ujar Naneth dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (19/11/2020).

Selain melatih para perempuan untuk membuat kerajinan berkualitas, Naneth juga memberikan motivasi dan pendampingan agar mereka lebih mandiri, produktif, serta percaya diri. Dengan demikian, para perempuan tersebut bisa membuka usaha sendiri di kemudian hari sehingga lapangan pekerjaan semakin terbuka lebar.

“Ibu yang berwirausaha membuktikan bahwa perempuan juga bisa berkarya tanpa mengabaikan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang ibu,” kata penerima anugerah Pertamina Local Heroes 2018 tersebut.

Sebagai UMKM binaan Pertamina, Trasty Handicraft memperoleh sejumlah program-program pendampingan, seperti pinjaman modal, dan pelatihan. Kemudian, Pertamina juga membantu pengembangan pemasaran UMKM ini lewat berbagai pameran di dalam maupun luar negeri.

Naneth mengaku, pameran-pameran tersebut mempertemukannya dengan beberapa buyer yang hingga kini menjadi pelanggan tetap.

“Kesempatan-kesempatan itu berhasil membantu Trasty Souvenir naik kelas,” kata Naneth.

Selain itu, Trasty Handicraft mendapatkan pesanan rutin dari instansi swasta dan pemerintah. Bahkan, Trasty juga pernah mengikuti pameran di Malaysia.

Saat ini, produk Trasty Handicraft tersedia di Galeri UMKM Bandara A. Yani Semarang dan Galeri online, produk UMKM ini dapat dibeli melalui media sosial, seperti Instagram dan Facebook @trastysouvenir.

Pjs. Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengatakan, seluruh mitra binaan Pertamina akan mendapat pembinaan serupa dengan Naneth. Mitra UMKM akan dibina agar dapat naik kelas.

Adapun parameter naik kelas yang dimaksud adalah memiliki izin usaha dan sertifikasi terkait, serta dengan penambahan omzet dan tenaga kerja.

“Dengan naik kelasnya UMKM, diharapkan mereka bisa mandiri dan turut mendukung kemandirian ekonomi bangsa,” ujar Heppy.

Pertamina juga mengapresiasi usaha berbasis socioprenenur yang mendorong UMKM lain untuk menerapkan hal serupa. Hal ini akan membuka lapangan pekerjaan dan membantu kemandirian ekonomi nasional.

“Upaya kami adalah implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) ke-8. Dengan demikian, upaya ini diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Heppy.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau