Advertorial

Peduli Sistem Pengelolaan Limbah Pabrik, Hima Teknik Kimia Unpar Selenggarakan CONCEPT 2020

Kompas.com - 27/11/2020, 13:36 WIB

KOMPAS.com – Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi Teknik Kimia Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung sukses mengadakan kegiatan Come and Innovation in Chemical Engineering Phenomenal Competition 2020 (CONCEPT 2020) yang berlangsung mulai Juli hingga November 2020.

Pada acara tersebut, ada dua kegiatan utama yang diselenggarakan, yakni perlombaan makalah dengan tema “Sistem Pengolahan Limbah Pabrik Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia di Indonesia” serta seminar Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

“Kegiatan ini mendapat perhatian dan tanggapan dari beberapa jurusan teknik kimia di berbagai universitas terkemuka di Indonesia, di antaranya Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung, dan lain sebagainya,” ujar pembicara dan juri perlombaan CONCEPT 2020 dari Jurusan Teknik Kimia Unpar Boi Sormin dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (26/11/2020).

Kegiatan perlombaan, lanjutnya, dimulai dari proses penerimaan makalah sejak Juli 2020, lalu dilanjutkan dengan seleksi peserta melalui penilaian abstrak makalah dilakukan pada awal September.

“Peserta yang terdaftar sebanyak 22 kelompok, lalu tersaring menjadi 15 kelompok. Pada awal Oktober 2020, kami menyeleksi kembali dan terpilih 8 peserta kelompok yang masuk ke babak final pada Sabtu, (14/11/2020),” ujar Boi.

Berbeda dari penyelenggaraan tahun lalu yang proses pengajuan dan penilaiannya dilakukan secara langsung, penyelenggaraan tahun ini seluruhnya dilakukan secara virtual melalui Zoom.

Acara Come and Innovation in Chemical Engineering Phenomenal Competition 2020 oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi Teknik Kimia Universitas Parahyangan Bandung. (DOK. UNPAR) Acara Come and Innovation in Chemical Engineering Phenomenal Competition 2020 oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi Teknik Kimia Universitas Parahyangan Bandung.

Boi menuturkan bahwa materi yang diikutsertakan dalam perlombaan diambil dari hasil penelitian dan pengamatan masing-masing peserta. Lantaran hal tersebut, materi yang dikirimkan pun bervariasi.

Berikut adalah kedelapan materi yang dipresentasikan peserta pada babak final.

  1. Biorefinery limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk produksi senyawa turunan lignoselulosa bernilai jual tinggi.
  2. Pemanfaatan limbah padat tahu sebagai sumber biohidrogen melalui proses fermentasi gelap.
  3. Pengolahan limbah pabrik pupuk urea dengan memanfaatkan proses kavitasi hidrodinamik dan adsorpsi.
  4. Sistem pengolahan limbah palm oil mill effluent (POME) menjadi biogas dengan bioreaktor.
  5. Hibrida anoxic baffles reactor (ABR) dengan fixed bed biofilm reactor (FBBR) menggunakan agen biologis dalam pengelolaan limbah industri tekstil.
  6. Pengolahan limbah pabrik gula: produksi etanol dari molase dengan fermentasi bioreaktor dan biogas dari limbah stillage dengan proses anaerobic fluidized bed reactor.
  7. Rancang bangun zero waste sistem pengelolaan limbah kelapa sawit (Pengalis) dengan aplikasi chitosan dan reaktor gravitasi.
  8. Sistem pengolahan limbah B3 non-metallic product pada industri aluminium menjadi zeolit bernilai tinggi melalui proses hidrotermal.

“Dari delapan kelompok finalis, akhirnya terpilih tiga kelompok sebagai pemenang dan satu kelompok juara favorit. Selain itu, kami juga memilih satu kelompok juara favorit yang dilakukan oleh pihak di luar penjurian melalui akun Instagram,” jelas Boi.

Untuk juara pertama, tambahnya, terpilihlah kelompok yang dipimpin Vincent Felixius dari ITB dengan materi sistem pengolahan limbah B3 non-metallic product pada industri aluminium menjadi zeolit bernilai tinggi melalui proses hidrotermal.

Selanjutnya, juara kedua berhasil diraih kelompok yang dipimpin Muhammad Algie dari UGM dengan materi pengolahan limbah pabrik gula: produksi etanol dari molase dengan fermentasi bioreaktor dan biogas dari limbah stillage dengan proses anaerobic fluidized bed reactor.

“Juara ketiga didapatkan kelompok yang dipimpin Ian A Rohman dari UI dengan materi pengolahan limbah pabrik pupuk urea dengan memanfaatkan proses kavitasi hidrodinamik dan adsorbsi. Lalu, juara favorit jatuh kepada Henry Susilo dan kawan-kawan dari ITB dengan judul pemanfaatan limbah tahu sebagai sumber biohidrogen melalui proses fermentasi gelap,” ujar Boi.

Acara Come and Innovation in Chemical Engineering Phenomenal Competition 2020 oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi Teknik Kimia Universitas Parahyangan Bandung. 
(DOK. UNPAR) Acara Come and Innovation in Chemical Engineering Phenomenal Competition 2020 oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi Teknik Kimia Universitas Parahyangan Bandung.

Perlunya pengelolaan limbah B3

Sebelum babak final, pihak panitia juga mengadakan seminar umum yang dibawakan Boi Sormin dengan materi Pengelolaan Limbah Industri B3.

“Secara fisik, limbah B3 terdiri atas fasa gas, cair, dan padat. Limbah gas harus ditangani langsung pada saat gas tersebut dihasilkan. Biasanya, melalui pembakaran di ujung pipa pembuangan gas (flare),” jelas Boi pada seminar tersebut.

Kemudian, lanjutnya, limbah cair biasanya dihasilkan dari waste water treatment plant (WWTP) dan water treatment plant (WTP). Sementara, limbah padat juga dihasilkan dari WWTP dan WTP, tetapi dalam bentuk endapan (sludge).

Boi mengatakan, limbah B3 dibedakan dalam dua kelompok besar, yakni kelompok organik dan kelompok anorganik. Pengelompokan ini dipisahkan sesuai dengan komposisi dan sifat fisik kimia limbah tersebut.

Apa pun bentuknya, ujar Boi, limbah B3 yang ditimbulkan harus dimusnahkan dengan aman tanpa merusak lingkungan (from the cradle to the grave).

“Umumnya, berbagai jenis limbah juga harus diolah terlebih dahulu sebelum dimusnahkan. Sesuai dengan pengelompokannya, fasilitas pengolahan dan pemusnahannya pun mesti sesuai dengan mekanisme penanganan limbah organik atau limbah anorganik,” kata Boi.

Selaras dengan materi seminar yang dibawakan, hasil perlombaan makalah juga diharapkan dapat membuka cakrawala bahwa limbah B3 tidak bisa begitu saja dimusnahkan dengan cara ditimbun pada lahan atau dibakar pada incinerator.

“Ini membuktikan bahwa konsep reduce, reuse, dan recycle (3R) masih perlu dimaksimalkan penerapannya. Tinjauan aspek komersial juga menggambarkan kandungan prospek ekonomi yang menjanjikan di masa depan. Pengolahan limbah pun dapat memberikan perolehan nilai tambah selain keuntungan untuk tujuan kelestarian lingkungan (environment sustainability),” ujar Boi.

Sistem penilaian yang menekankan pada aspek teknis memang sangat beralasan. Terlebih, inovasi memang diperlukan.

“Hampir semua materi perlombaan yang telah diikutsertakan merupakan karya inovasi,” tuturnya.

Dengan selesainya seminar umum dan terpilihnya para pemenang, berakhir pula acara CONCEPT 2020. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com