Advertorial

Berpotensi Besar, Arutala dan Ecodoe Luncurkan Produk Virtual Reality Store Pertama di Indonesia

Kompas.com - 30/11/2020, 10:34 WIB

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 membuat tren berbelanja masyarakat Indonesia mengalami pergeseran. Masyarakat cenderung bertransaksi secara online dan mengurangi intensitas tatap muka saat berbelanja.

Menurut penelitian Bain dan Facebook, sepanjang Januari-Juni 2020 terjadi peningkatan transaksi online hingga 30 persen di kawasan Asia Tenggara.

Perubahan perilaku masyarakat tersebut membuka peluang tersendiri, khususnya bagi e-commerce, dalam memasarkan produk-produknya. Saat ini, banyak perusahaan berlomba-lomba menghadirkan kemudahan berbelanja online selama pandemi, baik melalui website maupun media sosial.

Meski aktivitas belanja online semakin marak, penggunaan teknologi virtual reality (VR) dalam industri retail tampaknya belum banyak dilirik. Padahal, penggunaan teknologi itu memiliki potensi yang cukup besar.

Laporan Profiles in Innovation dari Goldman Sachs pada 2016 menyebutkan, potensi pasar global teknologi VR dan augmented reality (AR) akan mencapai 1,6 miliar dollar AS pada 2025.

Implementasi teknologi yang imersif itu dapat membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan beradaptasi sesuai dengan tren perubahan perilaku berbelanja masyarakat.

Implementasi teknologi VR di industri retail Indonesia

Melihat potensi besar itu, Arutala bekerja sama dengan Ecodoe akan meluncurkan produk VR Store pertama di Indonesia. Produk ini merupakan katalog virtual yang memungkinkan konsumen untuk memilih dan membeli barang secara virtual dengan didukung visual yang lebih realistis menyerupai aslinya.

CEO Arutala Indra Haryadi mengatakan, produk VR Store dikembangkan untuk memberikan opsi kepada Ecodoe agar dapat memaksimalkan proses marketing-nya dengan tambahan sentuhan dari produk imersif.

“Jadi, selama ini challenge yang dihadapi Ecodoe adalah harus membawa sampel yang banyak. Dengan adanya VR Store ini, Ecodoe tidak perlu membawa seluruh sampel lagi. Cukup membawa alat VR (Oculus) untuk menampilkan katalognya,” kata Indra dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (28/11/2020).

Sementara itu, Founder & CEO Ecodoe Laras Widyawati mengatakan bahwa Ecodoe ingin melangkah lebih jauh dalam menyajikan pengalaman yang berbeda kepada konsumen. Kerja sama itu juga turut memberikan kemudahan kepada konsumen dalam memilih produk yang ditawarkan.

Indra menjelaskan, ada dua keunggulan yang ditawarkan dalam produk VR Store ini. Pertama, pengalaman memilih barang secara virtual sehingga konsumen tidak harus datang ke toko. Kedua, mempermudah konsumen berbelanja di tengah pandemi Covid-19.

Indra berharap, dengan adanya platform Arutala, perusahaan-perusahaan seperti Ecodoe tidak lagi kesulitan dalam menjual produknya di masa depan.

“Kami juga mempunyai visi bahwa nantinya konsumen yang terkendala berbelanja dengan adanya Covid-19 bisa melakukan proses transaksi secara virtual di rumah dan bisa berinteraksi dengan barang, sama ketika berbelanja di mal,” imbuh Indra.

Ke depannya, Indra meyakini bahwa VR akan menjadi teknologi yang umum digunakan dan menjadi cara berbelanja baru di industri retail.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau