Advertorial

Baru Diluncurkan, Begini Faedah Aplikasi Siproni Besutan Kemnaker

Kompas.com - 04/12/2020, 18:29 WIB

KOMPAS.com – Guna membantu perusahaan mengidentifikasi produktivitas usaha, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Layanan Produktivitas Terkini (Siproni).

Adapun acara peluncuran digelar pada Kamis (3/12/2020) dan dihadiri dinas tenaga kerja, unit pelayanan terpadu perdagangan (UPTP) seluruh Indonesia, sejumlah perusahaan di Jababeka, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnaker Budi Hartawan mengatakan, peluncuran Siproni juga merupakan bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas nasional, kesejahteraan, dan daya saing bangsa.

Berdasarkan data World Economic Forum (WEF) yang dimuat dalam The Global Competitiveness Report 2019, skor daya saing Indonesia pada 2019 sebesar 64,6 dan menempati peringkat ke-50 dari 141 negara yang tercakup.

Karena itu, Budi berharap, Siproni dapat membantu mewujudkan tercapainya tujuan Gerakan Produktivitas Nasional (GPN) dan Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GNP2DS) yang diinisiasi pemerintah lewat Lembaga Produktivitas Nasional (LPN).

“Lewat aplikasi itu, perusahaan akan memperoleh gambaran kondisi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Dengan begitu pula, dapat diketahui sejauh mana kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi,” kata Budi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (4/12/2020).

Budi menambahkan, ke depannya, Siproni  akan dilengkapi dengan pembentukan forum produktivitas (productivity community) guna meningkatkan peran aktif pemerintah pusat sekaligus daerah, pelaku usaha, serikat pekerja, dan akademisi di indonesia.

"Peningkatan layanan produktivitas diarahkan agar dapat menghasilkan output yang fokus, masif, dan berkesinambungan," terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kemnaker juga meluncurkan buku Produktivitas dan Daya Saing Indonesia jilid pertama. Buku itu, kata Budi, dapat dijadikan acuan untuk mencari data sektor ketenagakerjaan yang perlu ditingkatkan secara masif produktivitasnya.

“Buku tersebut bisa didapat secara gratis dengan mengunduh melalui laman bit.ly/BukuProduktivitasDayaSaingIndonesia,” terang Budi.

Staf khusus Menaker Dita Indah Sari mengatakan, Siproni diharapkan bisa menjadi pelayanan peningkatan produktivitas. Ini mengingat tingkat produktivitas Indonesia masih rendah di kawasan ASEAN.

“Paradigma yang ada mengatakan bahwa semakin lama orang bekerja, maka semakin produktif. Padahal, tingkat produktivitas dilihat dari apa dan seberapa banyak yang dihasilkan dalam waktu tertentu,” kata Dita.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau