KOMPAS.com - Selama 10 tahun kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma), arus lalu lintas di Kota Surabaya terus diperhatikan. Berbagai terobosan dan inovasi pun diciptakan, mulai dari sistem Surabaya Intelligent Transport System (SITS) hingga memperbanyak pembangunan jalan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menjelaskan, pihaknya telah merancang sistem SITS dengan memasang closed-circuit television (CCTV) di hampir semua simpang jalan protokol sejak 2010.
SITS merupakan transportasi berbasis intelligence yang dapat menyimpan data-data lalu lintas serta menangkap kondisi jalan raya secara real time. Sistem ini dapat dilihat dan dikontrol melalui ruang pusat kontrol SITS di Terminal Bratang, Surabaya.
“Melalui sistem ini, kami bisa mengetahui titik kemacetan sekaligus penyebabnya serta mendeteksi kejadian kecelakaan dan kriminalitas dengan cepat. Jadi, orang dapat bepergian dengan cepat dan tepat waktu,tanpa terkendala macet. Sistem ini terus kami kembangkan setiap tahunnya,” kata Irvan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (15/12/2020).
Menariknya, masyarakat juga bisa mengetahui keadaan lalu lintas di Surabaya melalui SITS Streaming atau SITS CCTV Surabaya. Dengan begitu, masyarakat dapat memilih rute alternatif agar terhindar dari kemacetan atau adanya genangan akibat hujan.
“Nah, pada tahun 2017, Dishub bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menerapkan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) atau tilang elektronik. ETLE dapat merekam pelanggaran lalu lintas, seperti parkir di jalan dan bersepeda di trotoar. (Sistem) ini terbukti sukses karena terjadi penurunan pelanggaran,” ujar Irvan.
Selanjutnya, sistem ini terus dikembangkan dengan adanya penambahan CCTV berbasis face recognition. Teknologi baru ini bertujuan utnuk menunjang sistem keamanan dan kenyamanan Kota Surabaya. CCTV ini pun bisa membantu menangani berbagai masalah yang terjadi di jalan raya, seperti kecelakaan tabrak lari dan kejadian kriminal di jalanan.
“Jadi, pelaku akan mudah diidentifikasi ketika tertangkap kamera karena sistem di kamera ini juga terkoneksi dengan database kependudukan. Dengan demikian, pelaku (pelanggaran atau kriminal) dapat ditindak dengan cepat,” imbuh Irvan.
Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga terus mendorong warga untuk menggunakan transportasi massal ketimbang kendaraan pribadi. Hal ini diwujudkan melalui Suroboyo Bus yang melayani berbagai rute di Surabaya. Uniknya, bus ini tarifnya dibayar menggunakan sampah botol plastik.
“Ini salah satu kebijakan Bu Wali untuk menarik perhatian warga Surabaya supaya beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Melalui cara ini, beban arus lalu lintas di Surabaya dapat berkurang,” jelas Irvan.
Di samping itu, berbagai pembangunan infrastruktur jalan terus dibangun selama masa kepemimpinan Risma. Langkah ini bertujuan untuk memecah arus lalu lintas agar tidak bertumpu di satu jalan saja. Kehadiran beberapa alternatif jalan yang bisa dilalui dinilai dapat mengurangi kemacetan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan, selama 10 tahun kepemimpinan Risma, berbagai pembangunan jalan baru terus dilakukan dan jalan lama ditambah kapasitas atau lajurnya.
“Bahkan, Bu Risma berhasil merealisasikan berbagai pembangunan yang sudah ada sejak lama di master plan Surabaya. Salah satunya adalah Frontage Road Ahmad Yani sisi barat yang dimulai dari depan City of Tomorrow (Cito) hingga frontage road (FR) Wonokromo,” kata Erna.
Awalnya, pembangunan FR sisi barat itu dimulai dengan pembebasan lahan sejak tahun 2010. Sementara, pembangunan fisik dimulai sejak 2012.
“Jadi, pada 2012-2016, kami melakukan pembangunan fisik dari Cito hingga Royal Plaza sepanjang 4,7 kilometer. Kemudian, dari depan Royal Plaza hingga FR Wonokromo sepanjang sekitar 1,2 kilometer tuntas pada 2019,” ujar Erna.
Selain itu, lanjut Erna, pihaknya juga menuntaskan pembangunan FR Jalan Ahmad Yani sisi timur. Bahkan, Risma sudah menuntaskan pembangunan Jalan Merr yang merupakan salah satu rangkaian jalan arteri primer dan menjadi pintu gerbang Kota Surabaya di sisi timur.
“Jalan Merr atau Jalan Ir. Soekarno sepanjang 10,75 kilometer telah dibangun sejak 1996. Akhirnya, pembangunan itu tuntas di masa Bu Risma,” jelas Erna.
Jalan baru lainnya yang dibangun di masa Wali Kota Risma adalah Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB), Jalan Luar Lingkar Timur (JLLT), Jalan Wiyung, Jalan Simpang Dukuh, Jalan Kedung Baruk, jalan akses TPA Benowo, jalan akses ke lapangan tembak dan berbagai jalan baru lainnya. Total, pembangunan jalan baru selama masa kepemimpinan Risma mencapai 259 kilometer.
“Kalau pembebasan lahannya mulai 2010 hingga 2020. Kami sudah melakukan pembebasan lahan sebanyak 2.665 persil dengan luas 419.942 meter persegi. Adapun nominal total pembangunan (jalan) mencapai Rp 1,9 triliun lebih,” imbuh Erna.