JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah gencarnya proses digitalisasi, Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) berkomitmen untuk bisa melahirkan lulusan yang punya kemampuan menghasilkan bisnis yang inovatif.
Demi menunjang hal tersebut, Prasmul telah menyiapkan kurikulum untuk mendorong mahasiswanya agar menjadi entrepreneur yang kreatif melalui pemanfaatan kemajuan teknologi.
Karena itu, sejak 2018, pihak universitas menerapkan proses pembelajaran digital melalui pemanfaatan e-text dan e-journal yang terintegrasi dengan learning management system.
Wakil Rektor 1 Bidang Pembelajaran Profesor Agus W Soehadi mengatakan, situasi pandemi saat ini justru semakin mempercepat upaya transformasi digital yang sangat diperlukan untuk menghadapi masa yang akan datang.
Ia menambahkan, mengacu pada World Economic Forum 2020, masyarakat global memerlukan keterampilan, seperti inovasi dan kreatifitas penguasaan teknologi digital, serta interpersonal sebagai ketrampilan yang dibutuhkan di masa depan.
“Untuk menjawab tantangan tersebut, kami telah merumuskan The New Prasetiya Mulya Ways of Learning yang berlandaskan teknologi digital, untuk itu telah dipersiapkan baik infrastruktur penunjang kelas virtual, kelas virtual maupun kompetensi pengajar dan tenaga kependidikan,” ucap Prof Agus.
Selain itu, mahasiswa juga dituntut agar memiliki visi yang jelas terhadap masa depannya.
“Mahasiswa kami akan dipersiapkan untuk belajar secara mandiri serta memiliki kemampuan dalam merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan pilihan profesi masa depan,” jelas Prof Agus.
Tak sampai di situ, penggunaan teknologi digital akan memperkuat ciri pembelajaran di Prasetiya Mulya yang menekankan pada aplikasi penggunaan konsep dalam memecahkan permasalahan nyata baik di industri maupun masyarakat.
Meski begitu, Prof Agus menekankan, kegiatan yang dikembangkan mahasiswa harus memiliki dampak luas terhadap masyarakat. Nilai inilah yang ditanamkan Universitas Prasetiya Mulya kepada mahasiswa.
“Kami selalu tanamkan kesadaran akan adanya tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Ini yang kami perkuat di Prasmul,” tambahnya.
Contoh implementasi oleh alumnus
Seperti yang sudah dijelaskan, mahasiswa Prasetiya Mulya dibekali dengan berbagai macam ilmu agar bisa bermanfaat bagi orang banyak dan dituntut mengembangkan inovasi bisnisnya masing-masing.
Pengembangan business project yang sudah menjadi bekal itu kemudian diimplementasikan dalam bentuk tugas akhir yang dilakukan secara berkelompok.
Hal ini seperti yang dilakukan oleh Livia dan keempat temannya. Mereka memiliki project business berbasis aplikasi bernama Petners.
Livia mengatakan, aplikasi besutannya menyediakan layanan perawatan hewan peliharaan, khususnya anjing dan kucing.
Tujuan aplikasi ini adalah untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kesejahteraan hewan peliharaan.
Selain itu, aplikasi Petners dapat membantu pemilik hewan untuk memberikan kualitas hidup yang baik bagi hewan, seperti fitur pengingat agar pet owner tidak lupa memberi makan kepada peliharaannya.
Saat ini, imbuh Livia, Petners memang hanya fokus pada perawatan anjing dan kucing. Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan layanan tersebut diperluas terhadap semua hewan.
“Rencananya, kami ingin membuka perawatan untuk semua hewan karena ada beberapa konsumen yang menanyakan hal itu juga. Tapi, untuk sekarang kami lihat permintaan (pasar) memang lebih banyak anjing dan kucing,” ujarnya.
Ia menambahkan, Petners juga melakukan kerja sama dengan tenaga profesional seperti dokter hewan. Hal ini dilakukan untuk menunjang kegiatan konsultasi kesehatan serta webinar yang sering mereka adakan.
“Misal ada yang konsultasi melalui aplikasi, dokter tersebut yang langsung turun melayani pasien. Jadi, kami tidak sekadar menyampaikan keluhan saja, tapi langsung menjembatani,” jelas Livia.
Sama seperti Livia, salah seorang alumnus lainnya Akbar Darmawan juga mengimplementasikan hal sama. Ia memiliki business project yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat luas.
Ia membuat situs bersama teman-temannya sebagai bentuk tugas akhir dengan nama Dalamperspektif.id.
Project ini bertujuan untuk mendukung kesehatan mental melalui konten berbagi perspektif dan kelas parenting online.
Ia menjelaskan, kesehatan mental sengaja dipilih karena saat ini tingkat depresi di masyarakat tergolong tinggi, terlebih pada masa pandemi ini.
“Awalnya kan memang tugas akhir, kemudian juga di awal pandemi (saya lihat ini relevan). Saat itu saya melihat lingkungan banyak yang merasa kesepian dan depresi. Saya jadi terinspirasi untuk membuat Dalamperspekti.id agar membantu kesehatan mental orang-orang,” ujar Akbar.
Untuk memaksimalkan layanannya, Akbar juga bekerja sama dengan para ahli di bidang kesehatan mental dalam pengoperasian situs ini.
“Kami bekerja sama juga dengan psikolog. Jadi, nanti misal ada webinar, mereka yang akan memberikan materi. Selain itu, Dalamperspektif.id juga menerima jasa konsultasi,” jelasnya.
Ia berharap, business project miliknya bisa membantu masyarakat, terutama yang mengalami masalah kesehatan mental.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang telah ia dapat di Prasmul, yakni berbisnis bukan hanya sekadar keuntungan komersial, tetapi juga membawa manfaat besar bagi orang banyak.
Selain itu, sejalan pula dengan pidato oleh Rektor Universitas Prasetiya Mulya Profesor Dr Djisman S Simandjuntak dalam acara Wisuda Sarjana dan Magister 2020,yakni untuk menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa melalui ilmu pengetahuan dan bisnis yang mereka kembangkan.