KOMPAS.com – Layanan fixed broadband IndiHome milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus berupaya untuk memberikan produk yang berkualitas dan pelayanan terbaik bagi pelanggan sepanjang pandemi Covid-19.
Sebagai wujud komitmen dalam memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, IndiHome meresmikan Telkom Akses Command Center yang berlokasi di Gedung OPMC Telkom, Legok, Banten.
Peresmian dilakukan oleh Direktur Utama Telkom, didampingi Direktur Consumer Service Telkom FM Venusiana R dan Direktur Utama Telkom Akses Semly Saalino, Senin (21/12/2020). Kehadiran command center ini merupakan sinergi TelkomGroup yang melibatkan anak usahanya, Telkom Akses.
Telkom Akses Command Center merupakan pengelolaan jaringan akses dengan pengendalian yang terintegrasi secara digital. Pusat kendali ini dapat mendeteksi potensi gangguan secara cepat di suatu daerah sehingga perbaikan dapat segera dilakukan.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan bahwa kehadiran command center dapat berperan sebagai early warning sebelum terjadi gangguan.
“Meski berada di tengah pandemi, IndiHome tetap dapat tumbuh seperti yang diharapkan sehingga kita perlu meningkatkan kualitas layanan. Dalam melayani pelanggan, dibutuhkan sebuah tools yang bisa secara rutin mendeteksi potensi gangguan di suatu daerah, sebelum pelanggan merasakan,” ujarnya melalui rilis resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (22/12/2020).
Ririek menambahkan bahwa persaingan ke depan tidak hanya dengan operator lain tapi juga teknologi lain. Namun, Ririek meyakini bahwa fiber optic tetap sangat diperlukan bagi masyarakat Indonesia karena kecepatan dan latency-nya jauh lebih baik.
Pada momen peresmian tersebut, Direktur Consumer Service Telkom FM Venusiana R menyampaikan apresiasi kepada Telkom Akses karena telah bersinergi dalam menjaga dan meningkatkan kualitas layanan IndiHome.
“Melalui command center ini, kami berharap dapat meningkatkan customer experience bagi pelanggan,” ujarnya.
Telkom Akses Command Center didukung tools yang dikembangkan untuk mendeteksi potensi terjadinya gangguan baik di elemen infrastruktur jaringan maupun di perangkat pelanggan.
Tiket prediktif yang dibuat secara otomatis akan memerintahkan teknisi lapangan untuk melakukan langkah proaktif ke pelanggan. Selanjutnya agent melakukan tracking atas penyelesaian tiket gangguan yang dikerjakan oleh teknisi tersebut.