Advertorial

H-1 Angkutan Nataru, Pelindo III Sebut Tak Ada Lonjakan Penumpang di Pelabuhan

Kompas.com - 25/12/2020, 13:33 WIB

KOMPAS.com – PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III menyebut jumlah penumpang pada musim Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru) masih stabil dan tidak mengalami lonjakan yang berarti.

Sejak H-7 hingga H-1, Pelindo III mencatat setidaknya 39.000 orang telah melalui sejumlah pelabuhan di wilayah kerjanya di tujuh provinsi di Indonesia. 

VP Corporate Communications Pelindo III R Suryo Khasabu menjelaskan, penumpang tertinggi tercatat di Pelabuhan Tenau Kupang. Tak kurang 8.400 orang telah melalui pelabuhan di wilayah timur Indonesia itu.

Selanjutnya, kata dia, disusul Pelabuhan Tanjung Perak sebanyak 6.400 orang dan Pelabuhan Maumere sejumlah 3.000 orang.

“Penumpang kapal laut pada musim Nataru kali ini mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan musim tahun lalu. Pada periode H-7 hingga H-1 tahun lalu, jumlah penumpang mencapai 98 ribu orang,” terangnya dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (25/12/2020).

Suryo menyebut, penurunan jumlah penumpang ini tak lepas dari kondisi pandemi Covid-19. Imbauan untuk tidak bepergian hingga sejumlah syarat bepergian yang ditetapkan oleh pemerintah menjadi pertimbangan bagi calon penumpang untuk melakukan perjalanan.

Demi kelancaran arus angkutan Nataru, Pelindo III membuka pos koordinasi terpadu di sejumlah pelabuhan ini. Pos tersebut akan beroperasi dari 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.

Pos koordinasi terpadu, kata Suryo, didukung oleh petugas dari berbagai instansi untuk menjamin kelancaran dan keamanan hingga memastikan protokol kesehatan Covid-19 ditegakkan selama arus angkutan Nataru.

“Beberapa fasilitas pendukung kami siapkan untuk terpenuhinya protokol kesehatan, mulai dari fasilitas untuk cuci tangan, cairan pembersih tangan (hand sanitizer), tempat pemeriksaan dokumen kesehatan, alat pengukur suhu tubuh, hingga petugas yang berkeliling untuk menegakkan protokol kesehatan,” lanjutnya. 

Dessy Arwang, salah seorang penumpang KM Sinabung tujuan Tanjung Perak – Sorong, Papua, mengatakan, dirinya memutuskan pulang ke daerah asalnya untuk merayakan Natal bersama keluarga.

Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Surabaya itu memilih menggunakan kapal laut karena harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan moda transportasi lainnya. 

“Waktu tempuh sekitar lima hari. Saya akan beberapa bulan di Sorong karena kegiatan perkuliahan juga dilakukan secara daring,” katanya.

Sejumlah persyaratan yang ditetapkan sebagai dokumen perjalanan juga telah dipenuhi oleh Dessy. Dia menyebut hal itu bukan hanya sebagai formalitas, tetapi juga upaya untuk saling melindungi, baik antar-penumpang maupun keluarga di kampung halaman.

Selain arus penumpang, arus peti kemas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya selama libur akhir tahun juga terpantau lancar.

Suryo mengatakan, tidak ada penumpukan barang di dua terminal pelabuhan yang melayani peti kemas internasional, yakni Terminal Peti Kemas Surabaya dan Terminal Teluk Lamong.

Arus peti kemas internasional di Terminal Teluk Lamong hingga November 2020 tercatat mencapai 270.944 TEUs, sedangkan di Terminal Petikemas Surabaya tercatat sebanyak 1.164.854 TEUs.

“Arus peti kemas memang turun jika dibandingkan tahun lalu. Namun, angka penurunan masih ada di angka 5-7 persen. Jadi, kami tetap beraktivitas seperti biasanya tentu dengan tetap mempehatikan protokol kesehatan,” imbuh Suryo.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau