KOMPAS.com – Di era digital, kamera pengawas atau close circuit television (CCTV) menjadi salah satu teknologi yang diandalkan.
Alat ini dimanfaatkan untuk memantau situasi dan kondisi tempat tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya tindak kejahatan.
Bahkan, karena fungsinya tersebut, hasil tangkapan CCTV kerap dijadikan sebagai bukti peristiwa tindak kejahatan oleh kepolisian.
Dilansir dari PCR, Selasa (2/9/2014), teknologi CCTV pertama kali digunakan pada 1942 di Jerman. Saat itu, insinyur Walter Bruch merancang sistem kamera untuk memantau peluncuran roket V-2.
Berkat kamera buatan Bruch, para insinyur bisa memantau peluncuran roket dengan aman dari dalam laboratorium, tanpa harus terjun ke lapangan.
Pada 1949, teknologi CCTV kemudian mulai digunakan untuk penggunaan komersial. Namun, jangan bayangkan CCTV era itu sama dengan yang digunakan sekarang.
Pada pertengahan abad ke-20, sistem kamera pengintai buatan Bruch ini hanya terdiri kamera dan monitor. Teknologi perekaman video pun belum ditemukan.
Alhasil, pengawas harus mengamati langsung dari layar dan tidak bisa digunakan untuk melihat kejadian yang sudah lewat.
Baru pada medio 1970-an, teknologi CCTV berkembang pesat. Ini lantaran rekaman kaset video atau video cassette recorder (VCR) tersedia secara luas.
Teknologi VCR lantas diaplikasikan ke dalam sistem CCTV dan menawarkan cara baru untuk menggunakan kamera pengawas. Dengan begitu, orang tidak perlu lagi memantau layar secara langsung.
Selain itu, sistem juga dapat diatur dan dibiarkan berjalan sendiri. Pengguna dapat pula meninjau informasi yang direkam sesuai keinginan mereka. Hal ini membuat CCTV menjadi populer di kalangan pebisnis maupun sektor privat.
Disokong teknologi AI
Seiring perkembangan teknologi digital, CCTV pun juga turut semakin canggih. Melansir BBC, Kamis (2/4/2020), China diketahui memiliki sistem kamera pengawas terbaik dan terbesar di dunia.
Negara tersebut tercatat telah menggunakan 170 juta CCTV dan diperkirakan 400 juta kamera baru akan dipasang dalam tiga tahun ke depan. Kamera pengawas di Negeri Tirai Bambu ini sudah dilengkapi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI).
Dengan teknologi secanggih dan jumlah sebanyak itu, China memiliki katalog digital yang berisi foto dan data informasi masyarakat lewat sistem kamera CCTV.
Melalui teknologi itu pun, sistem dapat membaca plat nomor kendaraan, pengenalan wajah (facial recognition) secara live, orang-orang yang sering bertemu, hingga lokasi setiap individu di setiap waktu.
Terlebih, di masa pandemi Covid-19, kamera pengawas yang dipergunakan China bisa mengenali wajah dan mengukur suhu tubuh penduduk.
Pemerintah China pun bisa melacak atau melakukan tracing kontak orang yang terinfeksi Covid-19 dengan mudah. Dengan begitu, teknologi AI pada CCTV dinilai efektif untuk menangani pandemi.
Fitur andal CCTV masa kini
Di Tanah Air, kecanggihan CCTV berteknologi AI seperti yang ada di China sudah bisa ditemukan di pasaran. Salah satunya adalah CCTV keluaran Dahua Technology Indonesia.
Dahua Technology menawarkan produk, solusi, teknologi, sistem, dan layanan keamanan untuk gedung pemerintahan, komersial, perkantoran, retail, bank, infrastruktur, pergudangan, sampai perumahan masyarakat umum.
Dengan teknologi berbasis internet of things (IoT) dan AI, kamera CCTV Dahua mampu membedakan temperatur yang berasal dari manusia dan tidak sehingga dapat menghindari kesalahan membaca suhu.
Bahkan, CCTV Dahua tetap bisa mengidentifikasi suhu meskipun seseorang melewatinya dengan berbagai aksesori penutup kepala.
CCTV Dahua juga memiliki motion detector yang mampu memberi notifikasi pada perangkat terhubung jika ada pergerakan manusia.
Selain mendeteksi suhu tubuh, CCTV Dahua dapat menghitung jumlah orang yang ada di dalam perkantoran, restoran, pabrik, dan mal secara real time dan akurat.
Dengan kemampuan ini, CCTV Dahua bisa digunakan untuk pencegahan Covid-19. Sebab, pembatasan kapasitas dalam gedung atau ruangan bisa dilakukan dengan mudah.
Dari segi bisnis, teknologi pada CCTV Dahua membantu para pemilik bisnis ataupun gedung untuk menganalisis pergerakan pengunjung, mulai dari rerata jumlah harian, durasi kunjungan, hingga jam-jam paling ramai pengunjung. Hasil analisis ini bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis.
Tak hanya itu, teknologi face recognition pada CCTV Dahua juga efektif bagi industri restoran maupun kafe. Fitur ini dapat mendeteksi makanan atau minuman favorit pelanggan.
Dengan begitu, pemilik bisnis kuliner bisa mendapatkan gambaran preferensi kesukaan konsumen. Data ini dapat meningkatkan value, baik produk maupun pelayanan.
Sebagai kamera pengawas keamanan, CCTV Dahua bisa menganalisis wajah pelaku kejahatan yang terekam. Hasilnya dapat digunakan sebagai alat bukti tindak pidana kriminal.
Jangkauan CCTV Dahua pun sangat luas. Kamera pengintai ini dapat mengamati area-area yang sulit atau tidak dapat terjangkau.
Kamera juga bisa mendeteksi orang yang memasuki area lewat jalur tidak semestinya seperti meloncati pagar. Saat hal itu terjadi, sistem serene yang terdiri dari buzzer dan flashlight pada CCTV tersebut akan aktif secara otomatis.
Selain itu, terdapat fitur thermal untuk kondisi gelap yang bisa mendeteksi benda mati dan manusia (human detection). Fitur tersebut cocok diterapkan pada pergudangan, pabrik, dan infrastruktur yang membutuhkan sistem keamanan ekstra.
Dengan kecanggihan tadi, CCTV dari Dahua Technology Indonesia bisa menjadi pilihan tepat bagi pebisnis untuk meningkatkan keamanan sekaligus mengembangkan bisnis.
Kunjungi halaman ini untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai produk Dahua Technology Indonesia atau bisa akses media sosialnya di Facebook @DahuaIndonesiaOfficial, dan Instagram @DahuaIndonesia.