KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk melalui BRI Micro & Small Medium Enterprises (SME) Index (BMSI) berhasil merekam dampak positif berbagai bantuan untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
BRI pun optimistis BMSI akan mendorong pemulihan ekonomi pada 2021.
Sebagai informasi, melalui indeks UMKM pertama di Indonesia tersebut, BRI mencatat, terdapat banyak pelaku usaha UMKM yang terbantu berkat berbagai stimulus dari pemerintah sejak pandemi Covid-19 melanda.
Hasil survei BMSI per November 2020 mencatat, 58,2 persen pelaku usaha mikro memperoleh dampak signifikan atas stimulus subsidi bunga pinjaman.
Kemudian, terdapat 11,8 persen pelaku usaha mikro dan kecil dapat meningkatkan operasional bisnis setelah mendapat subsidi bunga dari pemerintah.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, keberhasilan para pelaku UMKM untuk bertahan menjadi bukti peran penting BMSI menjaga stabilitas perekonomian nasional.
“UMKM telah menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Stimulus di segmen ini harus disediakan dengan jumlah yang cukup, terjangkau, mudah, dan cepat dalam penyalurannya,” papar Sunarso, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (11/1/2021).
Lebih lanjut, Sunarso mengatakan, BRI berkomitmen untuk terus menyalurkan berbagai bantuan dan insentif bagi para pelaku UMKM secara efektif dan efisien.
Survei BMSI yang melibatkan 3.000 responden dari 33 provinsi juga mencatat, sebanyak 57,9 persen UMKM mengaku lebih mampu membayar pembiayaan setelah memperoleh stimulus subsidi bunga.
Angka tersebut lebih tinggi 9 persen dibandingkan tanpa ada subsidi bunga pinjaman, atau hanya sebesar 48,9 persen UMKM yang menyanggupi pembayaran kredit.
Berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang terus bergulir hingga kini juga berdampak pada optimisme pelaku usaha mikro.
Hal tersebut terlihat dari Indeks Sentimen Bisnis (ISB) BMSI. Survei tersebut mencatat, ekspektasi UMKM atas perbaikan kondisi ekonomi mulai meningkat dengan capaian angka 96 per November 2020.
Angka tersebut mengalami peningkatan signifikan dan menunjukkan adanya pemulihan kepercayaan diri dari para pelaku UMKM.
Pasalnya, sebelum terjadi peningkatan angka ekspektasi, muncul banyak sentimen terhadap pemulihan ekonomi. Saat itu, angka ekspektasi turun hingga level 66,9 dan 71,1 pada kuartal I dan II 2020.
Bukan hanya optimisme pelaku UMKM yang meningkat, kepercayaan UMKM terhadap negara untuk pemulihan kondisi ekonomi dan pembukaan lapangan kerja juga meningkat.
Hal tersebut ditandai dengan angka indeks kepercayaan terhadap pemerintah yang mencapai 126,8 per kuartal III 2020.
Penerima stimulus butuh tambahan modal
Sementara itu, survei yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) pada Desember 2020 menunjukkan, lebih dari 57 persen penerima stimulus PEN membutuhkan tambahan modal kerja untuk memulihkan bisnisnya ke depan.
Sunarso menjelaskan, dari para penerima stimulus PEN, 92 persen di antaranya merupakan nasabah pembiayaan mikro BRI dengan plafon antara Rp 10 juta sampai Rp 100 juta.
“Kebutuhan pelaku UMKM akan modal kerja untuk pemulihan bisnis akan kami fasilitasi dengan berbagai produk kredit terjangkau dengan proses pengajuan yang cepat,” imbuhnya.
Sunarso menekankan, pelaku UMKM bisa mengajukan langsung pembiayaan secara daring, melalui eform.bri.co.id dan kur.bri.co.id, tanpa perlu khawatir harus pergi ke kantor-kantor BRI.
Sementara itu, BRI juga telah menyukseskan berbagai program pemulihan ekonomi nasional melalui subsidi bunga, penjaminan pinjaman UMKM, dan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19
Selain itu, BRI juga memfokuskan pada program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemberian bansos, dan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Berdasarkan data per 16 Desember 2020, BRI berhasil memberikan subsidi bunga kredit bagi debitur UMKM senilai total Rp 5,46 triliun.
Jumlah ini setara 76,6 persen realisasi penyaluran subsidi bunga kredit bagi UMKM secara nasional yang mencapai Rp 7,12 triliun.
Di samping itu, BRI turut memberikan penjaminan kredit untuk 13.808 debitur UMKM dengan nilai total Rp 8,34 triliun per 27 Desember 2020.
Melalui penjaminan ini, portofolio kredit UMKM BRI tetap terjaga meski kondisi bisnis para debitur tengah terdampak pandemi.
Untuk penyaluran BPUM, BRI tercatat telah menyalurkan Rp 18,6 triliun dana BPUM kepada 7,7 juta debitur di berbagai wilayah.
Dana BPUM yang disalurkan BRI setara 65,2 persen dari total pagu yang disediakan, yakni Rp 28,3 triliun untuk 11,8 juta debitur.
Selanjutnya, KUR Mikro dan Super Mikro yang disalurkan BRI per 31 Desember 2020 telah mencapai Rp 125,6 triliun.
Rinciannya meliputi, Rp 116,9 triliun disalurkan BRI kepada 4,35 juta debitur KUR Mikro dan Rp 8,7 triliun diberikan kepada 985.000 debitur KUR Super Mikro.
Adapun restrukturisasi kredit BRI yang diberikan kepada para debitur terdampak Covid-19 telah mencapai Rp 218,6 triliun, dengan total peminjam terdampak sebanyak 2,8 juta.
Sebagai informasi, pemberian restrukturisasi akan dilanjutkan BRI sesuai keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperpanjang masa pemberian relaksasi kredit hingga 2022.
Masih dalam kesempatan yang sama, Sunarso menjelaskan, strategi yang diambil BRI saat ini akan difokuskan pada penyelamatan UMKM.
Menurutnya, dengan menyelamatkan UMKM, pihaknya juga turut menyelamatkan BRI dan membantu stabilitas perekonomian nasional.
“Untuk itu, BRI akan tetap fokus mendorong UMKM bangkit dan akan terus meningkatkan kinerja BRI agar membantu stabilitas perekonomian Indonesia,” ujarnya.