Advertorial

Arutala dan FK KMK UGM Kembangkan Teknologi VR untuk Praktikum Mahasiswa di Masa Pandemi

Kompas.com - 19/01/2021, 14:25 WIB

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar ke berbagai sektor. Salah satunya, sektor pendidikan kesehatan.

Akibat hal tersebut, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) harus menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar dan praktikumnya.

Sekretaris Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK KMK UGM Ariani Arista Putri Pertiwi mengatakan, saat ini pihaknya berusaha mengikuti prosedur yang ada dengan melakukan proses pembelajaran di rumah secara virtual.

“Selama pandemi, proses pembelajaran dilakukan dari rumah. Kami perlu mencari cara agar mahasiswa tetap mengikuti pembelajaran secara efektif tanpa perlu melakukan praktikum di rumah sakit (RS),” ujar Ariani melalui rilis resmi yang diterima Kompas.com, Senin (18/1/2021).

Bagi pihaknya, pembelajaran dari rumah cukup menantang. Terlebih, mereka masih terbiasa dengan kegiatan praktikum yang biasanya dilakukan secara langsung.

Guna mengatasi masalah tersebut, FK KMK UGM berkolaborasi dengan PT Arutala Digital Inovasi (Arutala) mengembangkan Bathing Patient VR, yakni sebuah produk berbasis teknologi virtual reality (VR) untuk kebutuhan simulasi memandikan pasien yang bisa dipakai mahasiswa.

Menurut CEO Arutala Indra Haryadi, fokus teknologi Bathing Patient VR digunakan untuk membantu dan melatih calon perawat dalam memahami prosedur memandikan pasien. Adapun simulasi yang ditampilkan juga benar-benar menyerupai kondisi di RS.

"Produk tersebut mampu meminimalisasi cost of training bagi para mahasiswa dan memungkinkan mereka untuk melakukan praktik simulasi berkali-kali tanpa perlu menyediakan obyek pasien secara nyata," terang Indra.

Dengan alat tersebut, imbuh Indra, mahasiswa tak perlu menghabiskan sabun dan mencuci kembali alat-alat peraga seperti yang digunakan saat praktikum secara langsung.

Ariani kembali mengatakan, kehadiran VR merupakan langkah besar dan dapat menjadi medium baru yang mampu mewujudkan simulasi seperti di rumah sakit ( simulation hospital), serta memungkinkan pihaknya untuk mengubah skenario sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

"Selain itu, dengan disematkannya fitur interaktif respons pasien pada alat tersebut, empati mahasiswa dapat terlatih dan terasah," tambahnya.

Simulasi sesuai kebutuhan pelatihan

Melihat besarnya potensi dari VR, terutama pada bidang pendidikan, pihak FK KMK UGM berharap, inovasi pengembangan produk ini dapat turut meningkatkan kompetensi mahasiswa.

Sejalan dengan hal tersebut, Indra mengutarakan bahwa produk tersebut tetap digunakan untuk melatih ingatan maupun standard operating procedure (SOP). Dengan begitu, mahasiswa sudah memahami tindakan yang harus dilakukan ketika dihadapkan dengan kondisi sebenarnya.

Selain itu kata Indra, Arutala akan terus berkomitmen untuk mengembangkan VR. Nantinya, teknologi tersebut tak hanya fokus terhadap simulasi proses memandikan pasien.

“Ke depan, VR juga dapat membantu pelatihan yang lebih kompleks, seperti menyuntik pasien, melakukan operasi, hingga pelatihan Triase (proses penentuan atau seleksi pasien yang diprioritaskan terlebih dahulu),” tutur Indra.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com