KOMPAS.com – Tahun Baru China atau yang biasa disebut juga Imlek merupakan salah satu perayaan yang ditunggu-tunggu, terutama oleh masyarakat etnis Tionghoa.
Imlek adalah perayaan pergantian tahun dalam kalender China yang berdasarkan pada pergerakan bulan. Selain itu, Imlek juga merupakan perayaan untuk menyambut datangnya musim semi di China.
Oleh masyarakat etnis Tionghoa, Imlek dijadikan momen untuk berkumpul dengan kerabat dan memberikan penghormatan bagi dewa-dewi serta leluhur. Bagi masyarakat umum, Imlek menjadi salah satu momen untuk menemukan festival yang unik dan meriah dengan nuansa budaya khas Tionghoa.
Salah satu tempat yang cocok dikunjungi saat perayaan Imlek adalah Chinatown, Singapura. Dahulu, kawasan ini merupakan pemukiman bagi etnis Tionghoa pertama yang singgah di Singapura.
Kini, Chinatown menjadi salah satu pusat sejarah serta wisata yang digemari berkat perpaduan nuansa tradisional dan masa kini. Di balik gemerlapnya Singapura, siapa yang sangka kalau wisatawan masih bisa mengunjungi kuil bersejarah, gerai pengobatan tradisional, hingga menikmati kuliner bercita rasa tradisional di Chinatown.
Bagi Anda yang sudah #KangenSingapura, berikut beberapa rekomendasi aktivitas menarik di Chinatown yang bisa dilakukan setelah situasi kembali kondusif untuk jalan-jalan ke Singapura lagi.
Beragam festival meriah
Perayaan Imlek biasanya berlangsung selama 15 hari. Namun, perayaan di Chinatown sedikit berbeda. Kemeriahan Tahun Baru China berlangsung selama tujuh minggu. Selama perayaan berlangsung, kawasan Chinatown akan semarak dengan berbagai acara dan dekorasi meriah.
Dekorasi pertama yang paling ditunggu adalah lentera raksasa berbentuk hewan zodiak China yang menjadi lambang tahun baru. Misalnya, anjing menjadi simbol pada 2018 dan babi pada 2019.
Sekitar dua minggu sebelum perayaan Imlek, kawasan Chinatown mengadakan Street Light-Up dan upacara pembukaan festival. Lentera tradisional warna-warni dengan berbagai macam bentuk dapat ditemukan di setiap sudut Chinatown.
Masyarakat dan wisatawan juga akan disuguhi penampilan dari grup akrobatik, live music lagu-lagu tradisional China dan pop mandarin, serta penampilan grup barongsai dari dalam dan luar Singapura. Menariknya, pertunjukan-pertunjukan tersebut bisa disaksikan sepanjang perayaan Imlek.
Layaknya perayaan tahun baru Masehi, pada malam Tahun Baru Imlek di Chinatown juga akan diselenggarakan pesta hitung mundur yang dimeriahkan oleh pertunjukan artis-artis ternama. Puncaknya, akan ada pertunjukan pesta kembang api dan petasan yang memukau pada detik-detik pergantian tahun.
Selain itu, selama perayaan Imlek, kawasan Chinatown menjelma bazar dengan kios-kios yang menjual berbagai macam barang.
Misalnya, lentera atau dekorasi pintu berwarna merah. Pernak-pernik tersebut dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan dan kemakmuran bagi penghuni rumah di tahun yang akan datang.
Ada juga kios yang menjual makanan khas Imlek, seperti kue tar nanas atau ong lai yang dalam bahasa Hokkien berarti kemakmuran telah tiba. Lalu, ada jeruk mandarin atau kam yang pengucapannya mirip kata emas.
Sebagai informasi, untuk menyambut perayaan Imlek 2021, Kreta Ayer–Kim Seng Citizens’ Consultative Committee dan Singapore Tourism Board akan menyelenggarakan festival secara interaktif. Upacara pembukaan festival dan Official Light-Up akan disiarkan secara langsung lewat laman Facebook Chinatown Festivals , pada Sabtu (23/1/2021) pukul 20.00-20.50 waktu Singapura.
Tak hanya itu, akan ada juga acara 360 Virtual and Heritage Trail yang dapat diakses melalui website Chinatown Festivals. Melalui tur virtual itu, Anda bisa menyusuri setiap sudut Chinatown dan menikmati kemeriahaan suasana Imlek. Selama tur, akan ada konten pop-up yang berisi informasi tentang tradisi Tahun Baru China.
Saat tur berlangsung juga akan ada relawan pemandu yang bercerita tentang budaya dan sejarah kawasan Chinatown serta membawa penonton ke berbagai tempat menarik.
Jadi, Anda bisa tetap menikmati kemeriahan festival Tahun Baru China di Chinatown, Singapura untuk mengobati rindu.
Chinatown dan warisan budaya
Kawasan Chinatown tidak hanya menarik dikunjungi saat perayaan Imlek saja. Pada hari-hari biasa, kawasan ini tetap punya daya tarik untuk disambangi. Hal ini berkat kentalnya unsur sejarah di kawasan tersebut.
Saat menapakkan kaki di kawasan Chinatown, misalnya, suasana tradisional cukup terasa berkat gedung-gedung shophouse yang bisa dengan mudah ditemukan di setiap sudut.
Sebagai bagian penting dari warisan kolonial Singapura, shophouse merupakan gedung yang dimanfaatkan sebagai rumah sekaligus tempat usaha oleh gelombang imigran dari China. Shophouse pertama kali dibangun di Singapura sekitar 1840 di sepanjang South Bridge Road dan New Bridge Road.
Biasanya, sebuah shophouse terdiri dua hingga tiga lantai. Lantai dasar digunakan sebagai toko dan lantai dua serta tiga digunakan sebagai tempat tinggal.
Selain tempat tinggal dan toko, fungsi shophouse ikut berkembang seiring waktu, seperti menjadi kantor administrasi pemerintahan, klinik umum, sekolah, tempat ibadah, hingga bioskop. Bahkan, sekolah perempuan tertua di Singapura, St Margaret, pertama kali beroperasi di salah satu shophouse yang berlokasi di North Bridge Road pada 1842.
Ciri khas arsitektur shophouse terletak pada desain atap miring dan teras selebar lima langkah kaki. Atap miring itu yang berfungsi sebagai jalan masuk untuk aliran udara dan cahaya ke dalam ruangan.
Desain shophouse yang unik itu merupakan refleksi dari berbagai kultur yang ada di Singapura, mulai dari China kuno, Eropa klasik, hingga Melayu.
Meskipun kini kebanyakan shophouse sudah lebih modern, Anda tetap bisa melihat shophouse tradisional dengan mengunjungi Chinatown Heritage Centre yang berlokasi di 48 Pagoda Street.
Kemudian, mengunjungi Chinatown tidak lengkap kalau belum mencicipi kulinernya. Sebagai salah satu kawasan budaya tertua di Singapura, Chinatown memiliki kuliner yang sangat beragam.
Buat Anda yang suka jajan, cobalah berkunjung ke Chinatown Complex Market & Food Centre. Pusat jajanan terbesar di Singapura ini memiliki lebih dari 200 penjual makanan kaki lima, seperti telur dadar tiram, sate, atau kway teow goreng.
Bila ingin mencoba pengalaman bersantap layaknya warga lokal, Anda bisa mampir ke Rumah Makan Tong Ah di sepanjang Jalan Keong Saik. Kedai kopi tradisional yang berdiri sejak 1939 ini menyajikan secangkir kopi panas lokal dan roti panggang kaya.
Sebagai informasi, roti panggang kaya merupakan menu sarapan khas Singapura. Makanan ini terdiri dari dua lembar roti yang telah dipanggang dan diolesi selai tradisional. Selai yang terbuat dari kelapa dan telur ini membuat roti panggang kaya terasa gurih.
Itulah keseruan perayaan Imlek dan rekomendasi aktivitas liburan menarik di Chinatown, Singapura. Meskipun saat ini masih belum bisa bepergian ke luar negeri, rekomendasi itu bisa dijadikan bucket list untuk menghidupkan kembali impianmu.
Saat ini, Singapura sendiri telah memasuki fase 3 yang ditandai dengan pembukaan kembali sebagian besar bisnis dan tempat umum. Meski begitu, protokol kesehatan ketat tetap berlaku, seperti selalu mengenakan masker, menjaga jarak fisik aman minimal satu meter, tidak berkumpul lebih dari delapan orang, dan rutin mencuci tangan.
Tak hanya itu, setiap obyek wisata, restoran, dan pertokoan di Singapura sudah dilengkapi aplikasi SafeEntry yang merupakan sistem check-in digital untuk mempermudah pelacakan kontak Covid-19.
Setiap orang harus memindai QR Code di aplikasi SafeEntry saat masuk dan keluar dari suatu tempat. Dengan demikian, Anda bisa merasa tenang dan aman saat berwisata di Singapura.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Chinatown dan destinasi wisata lain di Singapura, silakan kunjungi tautan ini.