Advertorial

Butuh Penanganan Tepat, Atasi Batuk di Tengah Pandemi dengan Cara Ini

Kompas.com - 28/01/2021, 23:26 WIB

KOMPAS.com - Dari segi kesehatan, tantangan musim hujan pada 2021 akan terasa berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Pasalnya, selain penyakit flu dan batuk yang turut menyertai saat musim hujan, pandemi Covid-19 juga belum mereda.

Saat musim penghujan, tubuh memang rentan terjangkiti penyakit flu dan batuk. Beberapa hal yang menjadi pemicu di antaranya kelembaban udara, cuaca dingin, banjir yang kerap membuat kuman mudah menyebar, dan daya tahan tubuh yang menurun.

Selain itu, udara dingin di musim hujan membuat aliran darah melambat. Akibatnya, nutrisi, oksigen dan sel-sel imun tidak menyebar secara cepat ke seluruh tubuh sehingga daya tahan tubuh menurun.

Faktor cuaca yang kurang baik juga membuat sebagian besar orang enggan berolahraga. Apabila dikombinasikan dengan pola makan yang tidak sehat, maka seseorang akan lebih rentan sakit.

Kelembapan dan suhu udara di musim hujan turut mendukung kuman, virus, dan bakteri penyebab penyakit untuk berkembang biak.

Melansir laman Livestrong, Sabtu (26/12/2020), National Medical Director Marathon Health Michael Huang, MD, mengatakan bahwa suhu yang lebih dingin tidak hanya menciptakan kondisi yang ramah terhadap virus, tetapi juga membuat tubuh manusia lebih rentan tertular.

“Virus (flu dan batuk) berkembang biak lebih baik, hidup lebih lama, dan bersirkulasi lebih lama di udara,” imbuhnya.

Selain itu, musim hujan juga membuat sebagian besar orang lebih banyak berada di dalam ruangan. Terlebih, kebijakan pembatasan sosial di tengah pandemi Covid-19 membuat masyarakat memilih berdiam diri di rumah. Padahal, kuman dan virus penyebab penyakit flu dan batuk menyebar lebih cepat di ruang tertutup.

Kenali perbedaan dengan Covid-19

Seperti diketahui, penyakit Covid-19 memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, seperti demam, batuk, sesak napas, dan sakit kepala.

Meski demikian, Anda sebaiknya tidak langsung panik ketika merasakan gejala-gejala tersebut. Ada beberapa perbedaan gejala yang membedakan Covid-19 dengan batuk dan flu biasa. Contohnya, kehilangan kemampuan untuk mengecap rasa dan indra penciuman (anosmia) pada orang yang terinfeksi Covid-19.

Kemudian, seseorang yang terinfeksi Covid-19 juga kerap merasakan gejala mual yang berkepanjangan. Sementara, pada flu biasa, gejala ini biasanya hanya dirasakan pada minggu pertama sakit.

Perlu diketahui, tidak semua orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami gejala-gejala tersebut. Agar lebih yakin, lakukan tes rapid antigen atau swab polymerase chain reaction (PCR) untuk memastikan Anda terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Atasi dengan tepat

Selama masa pandemi, rumah sakit menjadi salah satu tempat dengan risiko penularan Covid-19 yang tinggi.

Maka dari itu, Anda disarankan untuk melakukan swamedikasi atau pengobatan mandiri dengan metode cegah, kenali, dan atasi (CAKEBS) saat terserang batuk di tengah pandemi.

Anda dapat melakukan tindak pencegahan dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Lalu, pastikan tubuh tetap hangat agar aliran darah yang membawa sel imun dapat menyebar lebih cepat.

Selain itu, hindari interaksi langsung dengan orang lain apabila tidak terlalu penting, terutama di ruang tertutup. Apabila harus berinteraksi langsung, pastikan untuk menjaga jarak dan menggunakan masker.

Selanjutnya, kenali perbedaan batuk biasa dan Covid-19. Apabila merasakan gejala-gejala Covid-19, seperti kehilangan kemampuan mengecap rasa dan anosmia, segera lakukan tes rapid antigen atau swab PCR.

Jika telah dipastikan negatif Covid-19, Anda perlu melakukan swamedikasi batuk dengan obat yang sesuai. Misalnya, rangkaian produk obat batuk dari Woods.

Untuk batuk berdahak, Anda bisa meminum Woods Expectorant yang mampu mengencerkan dan mengeluarkan dahak. Sementara, untuk batuk tidak berdahak, Anda bisa meminum Woods Antitusive yang dapat menekan batuk pada pusatnya dan menghilangkan gatal di tenggorokan.

Klik di sini untuk mendapatkan rangkaian produk Woods Expectorant dan Woods Antitusive.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com