Advertorial

Lampaui Target Arus Peti Kemas hingga 103 Persen, Pelindo III Catat Kinerja Positif Selama Pandemi

Kompas.com - 09/02/2021, 17:59 WIB

KOMPAS.com – PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo) berhasil mencatat kinerja positif dalam aspek operasional kepelabuhan selama 2020 di tengah situasi pandemi Covid-19.

Direktur Utama Pelindo II Saefudin Noer mengatakan, salah satu kinerja yang melampaui target adalah arus peti kemas.

Berdasarkan catatan perusahaan, arus peti kemas Pelindo III selama 2020 mencapai 5,08 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs) atau 103 persen dari target. Hal ini dipengaruhi peningkatan laju perdagangan ekspor impor dan perdagangan domestik sejak Juli 2020.

“Kunjungan kapal pada 2020 tercapai sebesar 284 juta gross tonnage (GT) atau 98 persen. Artinya, kegiatan distribusi barang menggunakan jalur laut tetap bergeliat di tengah pandemi Covid-19,” ujar Saefudin dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (9/2/2021).

Dari sisi arus barang, lanjut Saefudin, kinerja operasional Pelindo III selama 2020 tercatat sebanyak 65 juta ton atau 95 persen dari target.

Adapun barang kemasan mencapai 117 persen dari target, yaitu 2,7 juta M3. Sementara, arus distribusi gas tercapai 11,5 juta million British thermal unit (MMBTU) atau 102 persen dari target.

Dok. Humas Pelindo III Dok. Humas Pelindo III

Prioritas BUMN

Pencapaian Pelindo III tak lepas dari upaya perusahaan mengedepankan lima prioritas Kementerian Badan Usaha Milik Negara sebagai pedoman pencapaian target.

Kelima prioritas tersebut adalah nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, serta pengembangan talenta.

"Prioritas nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, kami berikan berupa sejumlah insentif serta kebijakan yang mengedepankan manfaat tanpa melihat sisi keuntungan bisnis. Misalnya, memperpanjang masa penumpukan peti kemas ekspor impor dari semula tiga hari menjadi tujuh hari,” terang Saefudin.

Sementara itu, imbuh Saefudin, masa penumpukan peti kemas ekspor ke terminal juga diperpanjang dari sebelumnya tiga hari menjadi lima hari sebelum kedatangan kapal.

“Ada juga diskon tarif terminal handling charge (THC) sebesar 35 persen bagi peti kemas transhipment," jelasnya.

Di sisi lain, Pelindo III juga melakukan inovasi model bisnis dengan menyediakan tempat pemeriksaan fisik terpadu untuk peti kemas internasional.

Inovasi tersebut merupakan kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai dan Karantina Hewan maupun Karantina Tumbuhan. Dengan begitu, biaya operasional pelabuhan akan lebih efisien karena tidak perlu dilakukan pemeriksaan dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Sementara itu, inovasi kepemimpinan teknologi diterapkan dalam bentuk penyediaan layanan kepelabuhanan yang terintegrasi dan berbasis teknologi informasi.

Adapun seluruh layanan Pelindo III tersedia dalam satu portal yang mencakup hampir seluruh layanan pelabuhan. Portal ini dapat diakses dari mana saja dan kapan saja oleh pengguna jasa.

“Selain memudahkan pengguna jasa, penggunaan teknologi dapat meminimalisasi kontak langsung sehingga mengurangi risiko penularan Covid-19,” ujar Saefudin.

Tak hanya itu, poin peningkatan investasi dilakukan dengan mengakselerasi proyek prioritas yang dimandatkan pemerintah, yakni Terminal Multipurpose Labuan Bajo, Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), dan Terminal Gili Mas.

Di sisi lain, situasi pandemi saat ini menjadi peluang bagi Pelindo III untuk menggenjot pembangunan. Misalnya, pelaksanaan pembangunan pada Terminal Multipurpose Labuan Bajo yang sedang berjalan.

Sejak dibangun awal Agustus 2020, perkembangan pembangunan terminal ini pada Senin (8/2/2021) sudah mencapai 92 persen.

Dok. Humas Pelindo III Dok. Humas Pelindo III

Demikian pula dengan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). Beberapa fasilitas telah tersedia di sana, seperti terminal penumpang internasional (Bali Cruise Terminal) dan daily cruise. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan pun telah direvitalisasi dari dari minus 9 meter low water spring (LWS) menjadi minus 12 meter LWS.

Sementara itu, pengembangan talenta dilakukan dengan meningkatkan kapasitas karyawan. Langkah ini dilakukan melalui serangkaian program pengembangan sesuai bidang kerja dan keterampilan karyawan.

"Mereka adalah penggerak dan penerus perusahaan yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang," ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com