Advertorial

Bisa Lewat Aplikasi di Ponsel, Investasi Reksa dana Semakin Antiribet dan Ramah Millenial

Kompas.com - 19/02/2021, 14:28 WIB

KOMPAS.com – Kalangan milenial disebut sebagai generasi melek digital. Sayangnya, kemampuan tersebut tak berbanding lurus dengan pemahaman soal keuangan.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019 mencatat, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya sebesar 38,0 persen, dengan literasi pasar modal 1,7 persen.

Data OJK tersebut juga diperkuat dengan temuan OVO. Riset OVO yang dilakukan terhadap 480 responden dari 10 kota di Indonesia menemukan bahwa sebanyak 50 persen generasi milenial menganggap investasi bukanlah prioritas.

Khusus reksa dana, studi itu juga mendapati penyebab milenial enggan menanamkan uang di instrumen tersebut.

Sebanyak 5 dari 10 milenial menganggap reksa dana merupakan instrumen investasi berisiko tinggi. Sudah begitu, ribet saat ingin mencairkan.

Oleh karena itu, 6 dari 10 milenial yang disurvei OVO memilih menyimpan uang di tabungan dibandingkan dibelikan instrumen reksa dana.

Meski demikian, lebih dari setengah milenial dalam survei OVO meyakini bahwa berinvestasi sejak dini, khususnya reksa dana, akan bermanfaat bagi masa depan. Pasalnya, berinvestasi merupakan salah satu cara seseorang bisa menggapai kebebasan finansial.

Reksa dana cocok untuk pemula

Reksa dana bisa menjadi instrumen yang tepat bagi milenial untuk memulai kebiasaan berinvestasi. Pada instrumen ini, dana yang disetorkan investor akan dikelola oleh manajer investasi.

Dari segi keamanan, pengelolaan dana yang dilakukan manajer investasi pun diawasi oleh OJK. Dengan begitu, investor pemula, seperti kalangan milenial, bisa lebih tenang membeli instrumen tersebut.

Adapun reksa dana terdiri dari empat jenis berdasarkan profil risiko. Keempatnya adalah reksa dana pasar uang dengan risiko konservatif atau rendah, reksa dana pendapatan tetap dengan risiko moderat, reksa dana pasar saham dengan risiko besar, dan reksa dana campuran dengan risiko besar.

Sebagai pemula, kalangan milenial dapat memilih reksa dana pasar uang. Selain berisiko rendah, reksa dana pasar uang juga terbukti tahan terhadap pandemi Covid-19.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (7/9/2020), bersama reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang memiliki kinerja apik selama pandemi. Hal ini ditunjukkan dengan imbal hasil keuntungan yang masih didapat dari instrumen tersebut saat instrumen lain, seperti saham, mengalami penurunan nilai.

Kinerja apik reksa dana pasar uang dapat terjadi berkat portofolio produk keuangan yang dikelola manajer investasi. Dana yang dihimpun di reksa dana tersebut dialirkan ke portofolio berisiko rendah, seperti deposito dan surat berharga, sehingga lebih stabil saat terjadi krisis maupun resesi ekonomi.

Keuntungan lainnya, imbal hasil dari instrumen reksa dana tidak dikenakan pajak penghasilan.

Pilihan dan tip investasi reksa dana

Untuk imbal hasil yang maksimal, diperlukan strategi dan dukungan layanan manajemen investasi terbaik. Khusus layanan, kalangan milenial bisa memanfaatkan aplikasi OVO.

Platform pembayaran digital tersebut telah meluncurkan fitur “Invest” pada ekosistemnya, Selasa (26/1/2021).

Fitur tersebut merupakan hasil kerja sama OVO dengan, Bareksa, salah satu Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) di Indonesia yang berada di bawah pengawasan OJK.

Produk reksa dana yang tersedia di platform OVO adalah produk reksa dana pasar uang Manulife OVO Bareksa Likuid (MOBLI) yang dikelola oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).

Presiden Direktur OVO sekaligus Co-founder dan CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, mengatakan bahwa peluncuran fitur Invest merupakan bentuk komitmen pihaknya untuk menyediakan akses pengelolaan investasi yang terjangkau, tepercaya, dan nyaman, khususnya bagi pemula.

“Integrasi e-money dan e-investment merupakan terobosan baru di Indonesia. Kerja sama ini layaknya integrasi Alipay dan Yu’e Bao di China yang telah mencatat kesuksesan dalam mengenalkan investasi reksa dana secara masif di kalangan milenial,” kata Karaniya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/2/2021).

Karaniya menambahkan, pihaknya telah berkonsultasi dengan Bank Indonesia (BI) dan OJK dalam mengembangkan terobosan tersebut.

“Untuk itu, kami berterima kasih atas dukungan BI dan OJK yang pro-inovasi dan visioner dalam pemanfaatan teknologi finansial (tekfin) bagi peningkatan inklusi keuangan dan pendalaman pasar keuangan untuk masyarakat Indonesia,” imbuh Karaniya.

Sementara itu, Presiden Direktur Interim MAMI, Afifa, mengatakan pihaknya menyambut baik kolaborasi dengan OVO dan Bareksa.

“Untuk mengembangkan industri reksa dana di Indonesia, MAMI akan terus melakukan kegiatan edukasi finansial, berinovasi, serta berkolaborasi dengan para mitra agar seluruh masyarakat Indonesia dapat mengakses produk reksa dana dengan mudah,” kata Afifa.

Reksa dana pasar uang MOBLI di aplikasi OVO memiliki beberapa kelebihan bagi para investor. Salah satunya, modal investasi yang terjangkau. Investasi reksa dana bisa dimulai hanya dengan saldo OVO Cash Rp 10.000.

Proses pencairan reksa dana juga dapat dilakukan secara cepat ke dalam bentuk saldo OVO Cash. Dengan begitu, dana investasi dapat segera digunakan untuk bertransaksi saat ada keperluan mendadak.

Selain itu, para investor pun tidak akan dibebankan biaya pembelian maupun pencairan dana investasi.

Kelebihan-kelebihan tersebut dapat menjawab kebutuhan generasi milenial yang menginginkan kecepatan, kemudahan, dan keamanan dalam berinvestasi.

Tak hanya untuk pemula, layanan tersebut juga cocok bagi investor profesional yang ingin melakukan diversifikasi aset.

Untuk memaksimalkan kelebihan investasi di aplikasi OVO, financial coach Philip Mulyana membagikan tip penting bagi kalangan milenial.

Menurutnya, cara terbaik agar mendapat cuan dari investasi reksa dana pasar uang adalah dengan memulai sejak dini.

Terlebih, instrumen investasi ini bisa menghasilkan keuntungan 4-6 persen per tahun. Angka ini lebih besar dibandingkan keuntungan dari bunga tabungan konvensional yang hanya 2 persen per tahun.

Oleh sebab itu, Philip menyarankan milenial di rentang usia 20-30 untuk segera memulai investasi di instrumen reksa dana pasar uang.

“Tujuannya, agar di usia 45 tahun semakin dekat dengan kondisi merdeka finansial,” ucapnya.

Founder learning platform Negeri Pembelajar dan Mentorgue Fellexandro Ruby juga membagikan kiat penting lainnya. Ia menyarankan kalangan milenial agar menyisihkan penghasilan bulanan untuk berinvestasi reksa dana pasar uang di aplikasi OVO.

Besarannya pun tidak perlu besar. Kalangan milenial bisa memulai dengan nominal kecil asal rutin dan teratur tiap bulan.

Ketika dana sudah cukup, lanjut Ruby, kalangan milenial bisa mencoba diversifikasi investasi. Contohnya, membuka bisnis atau membeli aset produktif, seperti apartemen atau rumah untuk disewakan.

“Saat ini, kita dihadapkan dengan situasi pandemi. Jadi, kita memang harus memiliki kesadaran untuk menyisihkan dana yang berlebih untuk diinvestasikan,” ujar Rubi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com