Advertorial

Biar Merdeka Secara Finansial, Yuk Coba Lima Trik Jitu Ini

Kompas.com - 27/02/2021, 15:34 WIB

KOMPAS.com – Kebebasan finansial menjadi mimpi setiap orang. Jika mewujud, seseorang dapat terus memenuhi kebutuhan hidupnya sekalipun dalam kondisi tidak bekerja.

Namun, mewujudkan impian tersebut bukanlah perkara mudah. Setidaknya, kebutuhan dasar, seperti makan, transportasi, dan hunian harus sudah terpenuhi lebih dulu.

Bila kebutuhan esensial tersebut sudah terpenuhi, barulah seseorang bisa mempersiapkan diri untuk merdeka secara finansial.

Lalu, apa saja persiapan yang perlu dilakukan untuk mencapai impian tersebut? Berikut ulasannya.

Menabung

Menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung adalah cara paling sederhana dalam merealisasikan kebebasan finansial. Besaran alokasi dana tabungan rutin yang direkomendasikan sejumlah pakar keuangan adalah 20 persen dari total gaji.

Agar misi menabung tak terganggu, ada baiknya kamu memisahkan antara rekening tabungan dan rekening keperluan sehari-hari.

Untuk menghindari lupa transfer ke rekening tabungan, kamu juga bisa menghidupkan fitur debit otomatis pada rekening utama.

Investasi

Merdeka secara finansial tak bisa diwujudkan dengan menabung saja. Hal ini mengingat tingkat bunga pada tabungan lebih rendah sehingga nilai uang tidak berkembang, bahkan tergerus inflasi.

Sementara itu, investasi menawarkan keuntungan jauh lebih besar. Pasalnya, modal yang ditanam ditempatkan pada sejumlah aset aktif atau yang disebut sebagai instrumen investasi.

Ada banyak instrumen investasi yang bisa kamu pilih, mulai dari emas, saham, reksa dana, hingga properti. Namun, kamu perlu bijak menentukan pilihan karena masing-masing instrumen memiliki risiko dan keuntungan yang berbeda.

Selain itu, kamu juga perlu berhati-hati di tengah menjamurnya penyedia layanan investasi. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming imbal balik besar dalam waktu singkat. Agar terhindar dari investasi bodong, pilihlah lembaga penanaman modal yang berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Membuka usaha

Memiliki sumber pendapatan lain juga menjadi cara untuk merealisasikan kebebasan finansial. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membuka bisnis sampingan. Tak perlu skala besar, kamu bisa memulainya dari usaha kecil-kecilan.

Pilihan bisnis bisa disesuaikan mengikuti kebutuhan pasar atau berdasarkan minat pribadi. Contohnya, berjualan produk makeup bagi yang suka berdandan atau membuka bengkel jika punya hobi di bidang otomotif.

Untuk menunjang kelancaran usaha, ada baiknya kamu memahami dasar-dasar ilmu ekonomi terlebih dahulu. Selain itu, jangan lupa memahami aspek perakunan, termasuk fungsi akuntan guna memudahkan kamu menyusun keuangan bisnis.

Terapkan gaya hidup hemat

Mampu mengidentifikasi antara kebutuhan dan keinginan akan membuat seseorang bijak dalam mengatur pengeluaran. Dengan gaya hidup hemat, jalan menuju kebebasan finansial semakin terbuka lebar.

Tak hanya dengan mengurangi kebiasaan berbelanja yang tidak perlu, berhemat juga bisa dilakukan dengan mengurangi hobi nongkrong di kafe atau makan dan minum di restoran.

Selain mengurangi kebiasaan hangout di tempat mahal, kamu juga perlu bijak dalam memilih fesyen. Usahakan jangan terjebak popularitas brand agar tak menjadi impulsive shopper. Pasalnya, pakaian menarik dan nyaman tak melulu harus ditebus dengan harga yang mahal.

Tidak berutang

Tak hanya hemat, penerapan gaya hidup yang tidak neko-neko akan menghindarkan seseorang dari jeratan utang. Sebab, tidak berutang merupakan salah satu cara mencapai kebebasan finansial.

Lagi pula, utang dapat memicu masalah kompleks, mulai dari terganggunya kesehatan fisik, mental, dan hubungan sosial. Hal ini terungkap dalam artikel ilmiah berjudul Insolvency syndrome: when over-indebtedness affects health and wellbeing yang dipublikasikan speri.dept.shef.ac.uk, Rabu (27/5/2020).

Meski demikian, berutang sah-sah saja dilakukan selama sesuai dengan kemampuan finansial. Melansir laman wellsfargo.com, maksimal besaran utang adalah 35 persen dari pendapatan.

Selain itu, pastikan utang digunakan untuk keperluan yang sifatnya produktif, seperti alat penunjang kerja atau modal usaha. Hindari utang untuk keperluan konsumtif karena berisiko memicu masalah keuangan kemudian hari.

Saat ini, mengajukan pinjaman terbilang mudah seiring maraknya penyedia layanan pinjaman online. Agar terhindar dari godaan tersebut, kamu perlu meningkatkan literasi keuangan yang di dalamnya terdapat informasi soal manajemen kas, utang, dan investasi.

Untuk mempermudah memahami literasi finansial, kamu bisa memanfaatkan kamus keuangan yang tersedia di Tokopedia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com