Advertorial

Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Selenggarakan Seminar Nasional INACID/ KNI-ID 2021

Kompas.com - 01/03/2021, 13:32 WIB

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan Universitas Lampung (UNILA) menyelenggarakan Seminar Nasional INACID/ KNI-ID 2021 di Universitas Lampung (UNILA), Bandar Lampung, Sabtu (27/2/2021).

Adapun seminar tersebut mengusung tema “Pengembangan dan Pengelolaan Food Estate (Lumbung Pangan) Berkelanjutan Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Meningkatkan Kesejahteraan Petani dalam Lingkungan Strategis yang Dinamis”.

INACID/ KNI-ID 2021 didukung sejumlah pihak, seperti Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO), Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Badan Restorasi Gambut (BRG).

Kemudian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sriwijaya, Off Taker Merauke Integrated Food Estate (MIFE), dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bandar Lampung.

Seminar dibuka dengan sambutan dari Menteri PUPR, Mochamad Basoeki Hadimoeljono. Ia mengatakan, dari sisi pemenuhan kebutuhan pangan, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah mengeluarkan peringatan akan terjadinya krisis pangan akibat pandemi Covid-19.

“Adanya program pengembangan dan pengelolaan food estate berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mendukung pemulihan ekonomi,” kata Basoeki dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (28/2/2021).

Penyerahan apresiasi kepada pihak Universitas Lampung (Dok. Balai Besar Mesuji) Penyerahan apresiasi kepada pihak Universitas Lampung

Sementara itu, Ketua Panitia INACID/KNI-ID 2021, Adang Saf Ahmad  menyebutkan bahwa acara seminar ini dihelat sebagai media untuk berdiskusi dan berbagi ilmu di bidang perkembangan irigasi terkini.

Terdapat lima sub-tema yang menjadi isi acara webinar INACID/ KNI-ID 2021, yaitu Pengelolaan Air Pertanian dan Irigasi, Pengembangan Sosial dan Ekonomi Pertanian, Pengelolaan Lingkungan, Pengembangan Kelembagaan dan Pembiayaan, dan Belajar dari Pengembangan Food Estate Masa Lalu.

Lima sub-tema tersebut bermuara pada tema pokok food estate yang menjadi program prioritas Presiden Joko Widodo.

“Para ahli dan pakar dalam bidang irigasi dalam acara seminar ini diharapkan dapat melahirkan berbagai solusi terbaik. Dengan begitu, permasalahan dan tantangan dalam mewujudkan food estate yang berkelanjutan dapat diatasi serta dilaksanakan secara cepat,” kata Adang.

Adapun salah satu bahasan yang menjadi perhatian dalam diskusi seminar tersebut adalah mengenai lahan gambut.

Lahan gambut perlu dipandang sebagai aset sumber daya alam yang bernilai tinggi. Pemanfaatan lahan ini harus melalui pemahaman common pool resourced menuju penerapan prinsip good water governance agar tercapai kondisi harmoni, dari hulu hingga hilir.

Di samping seminar, diadakan pula Kongres KNI-ID 2021 sebagai salah satu rangkaian acara pada Minggu.

Sebagai organisasi yang mewadahi banyak ahli di bidang irigasi, regenerasi kepengurusan dan anggota INACID/KNI-ID setelahnya diharapkan dapat terus memberikan semangat baru dalam melanjutkan amanat.

Selain itu, kepengurusan baru juga diharapkan mampu meningkatkan eksistensinya sebagai organisasi yang profesional. Dengan begitu, mereka dapat menciptakan solusi serta menghadapi tantangan pengelolaan pembangunan irigasi dan drainase, baik di Indonesia maupun dunia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau