Advertorial

Dukung Wisata Premium Labuan Bajo, Pertamina dan Pelindo III Bangun TBBM di Indonesia Timur

Kompas.com - 26/03/2021, 20:21 WIB

KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) bersinergi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menggenjot pembangunan infrastruktur energi di wilayah Indonesia Timur. Langkah ini merupakan bentuk dukungan kedua perusahaan tersebut dalam pengembangan kawasan wisata premium Labuan Bajo.

Adapun infrastruktur yang dibangun kedua perusahaan adalah Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) berkapasitas 1.500 kiloliter (kl) di Labuan Bajo.

Pembangunan TBBM Labuan Bajo ditandai dengan proses groundbreaking yang dilakukan Menteri Perhubungan Republik Indonesia (RI) Budi Karya Sumadi, Jumat (26/3/2021).

Prosesi tersebut turut disaksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Arifin Tasrif, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto, dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae.

Untuk diketahui, kolaborasi Pertamina dan Pelindo III dalam pengembangan infrastruktur energi TBBM mencakup pembangunan infrastruktur laut, termasuk dermaga dan berbagai fasilitas pendukung.

Nantinya, proyek TBBM akan dikembangkan di terminal milik Pelindo III, yaitu Terminal Multipurpose Wae Kelambu di Pelabuhan Labuan Bajo.

Arifin Tasrif mengatakan, pembangunan TBBM adalah salah satu usaha untuk mewujudkan ketahanan energi.

"Saat ini, Pertamina telah memiliki infrastruktur yang cukup memadai dan akan terus dilengkapi. Kehadiran TBBM Labuan Bajo diharapkan dapat meningkatkan ketahanan stok BBM," ujar Arifin dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat.

Selain meningkatkan ketahanan stok BBM, TBBM Labuan Bajo juga memotong rantai distribusi penyaluran BBM yang sebelumnya disuplai dari luar wilayah Manggarai Barat. Terlebih, Labuan Bajo telah ditetapkan menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas.

“Kami berharap, pelaksanaan pembangunan TBBM Labuan Bajo dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan dapat diselesaikan sesuai target. TBBM diharapkan bisa mulai beroperasi pada 2023. Dengan begitu, peningkatan perekonomian masyarakat di sekitar dapat terwujud," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Budi Karya Sumadi mengapresiasi kolaborasi Pertamina dan Pelindo III atas upaya membangun TBBM di tengah pandemi Covid-19. 

"Begitu indahnya Labuan Bajo, jadi orang Indonesia harus bangga. TBBM ini pasti memberikan dukungan energi secara langsung di Labuan Bajo," ujar Budi. 

Budi menambahkan, proyek tersebut akan berkontribusi positif. Apalagi, ke depannya, Terminal Multipurpose Wae Kelambu akan menjadi terminal internasional sehingga harus dipastikan keandalan avtur dengan jarak tidak sampai 10 kilometer (km).

Tonggak penting Indonesia

-Dok. Humas Pertamina -

Nicke Widyawati mengatakan, proyek infrastruktur TBBM Labuan Bajo merupakan tonggak penting bagi Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah menjadikan Labuan Bajo sebagai wilayah pariwisata premium.

“Dengan kehadiran TBBM (Labuan Bajo), ketahanan stok (bahan bakar) akan meningkat menjadi sekitar 17 hari sekaligus meningkatkan penggunaan BBM berkualitas tinggi ramah lingkungan,” terang Nicke.

Nicke menjelaskan, saat ini, pasokan BBM disuplai dari 4 TBBM dengan jarak terdekat 200 km. Sementara, avtur disuplai dari TBBM yang berjarak 400 km dengan waktu tempuh 10 jam.

"Pembangunan TBBM Labuan Bajo akan menambah kualitas layanan Pertamina, khususnya untuk mendukung switching konsumen ke bahan bakar khusus (BBK) sehingga sejalan dengan program Pemerintah Provinsi NTT dalam menginisiasi clean energy," jelasnya.

Tak hanya itu, lanjut Nicke, komitmen Pertamina akan berlanjut untuk mendukung destinasi wisata dan pengembangan daerah lain, seperti kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus.

Sementara itu, Boy Robyanto menilai, keberadaan TBBM di Terminal Multipurpose Pelabuhan Labuan Bajo dapat melengkapi konsep pelabuhan untuk mendukung ketahanan energi.

Menurut Boy, fasilitas pelabuhan yang memadai untuk lalu lintas barang dan energi dibutuhkan untuk mendukung kemajuan ekonomi suatu daerah.

Setelah Labuan Bajo ditetapkan sebagai tujuan wisata super premium, Terminal Multipurpose Pelabuhan Labuan Bajo dapat mengantisipasi peningkatan arus logistik.

"Secara keseluruhan, pelabuhan ini memiliki luas area 6 hektare (ha) dan dipergunakan untuk kegiatan peti kemas, general cargo, dan curah cair (BBM)," katanya.

Sebagai informasi, Terminal Multipurpose Pelabuhan Labuan Bajo akan didukung dengan dermaga sepanjang 120 meter, lapangan penumpukan sisi laut seluas 3 ha dengan kapasitas peti kemas mencapai 75.000 twenty-foot equivalent unit (TEUs) per tahun.

Sementara itu, area darat seluas 3 ha diperuntukkan untuk area kantor dan fasilitas penunjang kegiatan operasional serta terminal BBM. 

"Pembangunan secara fisik saat ini sudah mencapai 97 persen dengan target selesai pada akhir April 2021," ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau