Advertorial

Tembus 10 Juta Dosis, Kemenkes Terus Upayakan Percepatan Vaksinasi

Kompas.com - 30/03/2021, 10:22 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah terus mengupayakan percepatan vaksinasi untuk mengatasi pandemi Covid-19. Hingga saat ini, laju vaksinasi di Indonesia sudah mencapai 500.000 suntikan per hari.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dengan kecepatan tersebut, vaksinasi di Indonesia sudah tercatat 10 juta penyuntikan pada Jumat (26/3/2021).

“Dengan capaian ini, Indonesia masuk posisi empat besar negara di dunia yang bukan produsen vaksin, tapi tertinggi dalam melakukan penyuntikan. Kita di bawah Jerman, Turki, dan Brasil. Ini sebuah kabar gembira,” ujar Menkes Budi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (30/3/2021).

Dijelaskan Menkes, vaksin sudah menjadi isu geopolitik. Negara-negara di seluruh dunia saling berebut untuk mendapatkan vaksin.

Oleh sebab itu, pemerintah harus mengombinasikan penggunaan beragam merek vaksin Covid-19 dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin untuk seluruh populasi sasaran.

Indonesia beruntung karena sudah menjalin kerja sama dengan empat produsen vaksin, yaitu Sinovac, Astrazeneca, Novavax, dan Pfizer.

Indonesia, imbuh Menkes, telah menerima tambahan 16 juta dosis vaksin asal Sinovac pada Kamis (25/3/2021). Secara keseluruhan, Indonesia telah menerima 53,6 juta dosis vaksin, termasuk yang dari Astrazeneca melalui mekanisme Covax.

“Ketersediaan vaksin menjadi sangat penting dalam menjaga kelancaran program vaksinasi pemerintah,” jelas Menkes.

Perlu ditingkatkan

Grafik perkembangan vaksinasi di Indonesia.Dok. Kementerian Kesehatan Grafik perkembangan vaksinasi di Indonesia.

Keberhasilan melakukan 10 juta penyuntikan vaksinasi mendapatkan banyak apresiasi dari berbagai pihak. Meski begitu, kecepatan vaksinasi tetap perlu terus ditingkatkan untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).

“Angka 10 juta penyuntikan ini sudah bagus, tapi tetap butuh terus kita tingkatkan, mengingat masih banyak masyarakat yang harus divaksin dari target kita 181 juta untuk mengejar herd immunity,” ujar Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Ede Surya Darmawan, SKM, MDM.

Ia melanjutkan, untuk mengejar target vaksinasi selesai pada tahun ini, kecepatan vaksinasi perlu ditingkatkan dari 500.000 penyuntikan per hari menjadi 2 juta penyuntikan per hari.

Terkait hal itu, Menkes pun kembali mengimbau masyarakat untuk tidak ragu divaksin saat gilirannya tiba. Pemerintah telah memprioritaskan vaksin yang benar-benar aman dan berkhasiat untuk digunakan masyarakat berdasarkan rekomendasi ahli.

“Vaksin, memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari risiko yang ditimbulkan. Ketika saatnya tiba untuk vaksinasi, tidak usah ragu-ragu. Apa pun jenis vaksinnya, pasti aman dan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh kita,” jelas Menkes.

Menkes juga mengingatkan agar masyarakat yang sudah divaksin tetap menjalankan protokol kesehatan 3M dengan disiplin sampai kekebalan kelompok bisa terbentuk dan terbebas dari pandemi.

Percepatan vaksinasi lansia

Menkes juga terus mendorong semua masyarakat untuk ikut menyosialisasikan pentingnya vaksinasi Covid-19, khususnya kepada kelompok masyarakat lanjut usia 60 tahun ke atas.

Sebagai kelompok prioritas kedua, lansia masih rendah tingkat partisipasinya. Padahal, lansia paling rentan dibandingkan kelompok prioritas lain karena mudah sakit serta tingkat kematiannya tinggi.

Saat ini, secara nasional capaian vaksinasi lansia lebih rendah daripada capaian vaksinasi petugas publik. Setidaknya 1,3 juta orang lansia telah disuntik vaksin, sedangkan petugas publik sudah 3,9 juta orang.

“Mari kita upayakan bersama bagaimana bisa mendorong lansia bisa lebih cepat disuntik agar kita dapat melindungi orangtua kita. Semakin cepat vaksinasi dilakukan, semakin cepat kita mencapai kekebalan komunal,” kata Menkes.

Saat ini, pelaksanaan vaksinasi lansia relatif lambat. Salah satu sebabnya adalah kondisi kesehatan fisik lansia yang mungkin kesulitan datang ke lokasi vaksinasi. Selain itu, ada pula yang masih ragu-ragu datang untuk vaksinasi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membuat beberapa titik sentra vaksinasi.

“Kami membuat sentra-sentra vaksinasi dan mendorong kerja sama dengan institusi yang bisa mengakses lansia, seperti organisasi masyarakat keagamaan,” terang Menkes.

Hingga Maret 2021, perluasan Sentra Vaksinasi Covid-19 bersama BUMN sudah mencapai lima lokasi.

Kelima lokasi tersebut adalah Istora Senayan, Jakarta (8 Maret–8 Mei); Tenis Indoor Senayan, Jakarta (21 Maret–21 Mei); PRPP Semarang (21 Maret–21 Mei); GOR Satria, Banyumas (31 Maret–31 Mei); dan Grand City Exhibition Centre, Surabaya (28 Maret–28 Mei).

Adapun pendaftaran vaksinasi untuk lansia bisa dilakukan secara daring melalui Loket.com. Tautan pendaftaran berbeda-beda untuk masing-masing lokasi. Masyarakat dapat mengecek di akun Instagram Kemenkes (@kemenkes_ri) dan Kementerian BUMN (@kementerianbumn) untuk mendapatkan informasi tersebut

Sebelum vaksinasi, peserta diimbau untuk tetap dalam kondisi fit dan menjaga kesehatan. Cek kesehatan secara umum sehingga diketahui bila ada komorbid.

Bila komorbid baru ketahuan pada saat screening vaksinasi, hal ini akan mengakibatkan penundaan bahkan pembatalan pemberian vaksin.

Selain itu, peserta yang berobat rutin untuk penyakit kronis diimbau untuk membawa surat rekomendasi vaksin dari dokter spesialis.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau