Advertorial

Dapat Pinjaman Rp 4,5 Triliun, APR Siap Tingkatkan Kapasitas Produksi dan Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional

Kompas.com - 10/04/2021, 17:50 WIB

KOMPAS.com – Asia Pacific Rayon (APR), produsen serat rayon asal Pangkalan Kerinci, Riau, mendapatkan fasilitas pinjaman sindikasi Rp 4,5 triliun atau 300 juta dollar Amerika Serikat dari bank nasional dan afiliasi internasional.

Perlu diketahui pinjaman sindikasi adalah kredit yang diberikan secara bersama oleh lebih dari satu bank kepada debitur tertentu.

Adapun bank yang berpartisipasi dalam pendanaan kepada APR, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk, dan PT Bank KEB Hana Indonesia.

Dari enam lembaga keuangan itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Pan Indonesia Tbk ditunjuk sebagai joint mandated lead arranger and bookrunner (JMLAB) sindikasi pinjaman tersebut.

Direktur APR Basrie Kamba dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/4/2021), menyebutkan bahwa pendanaan tersebut akan digunakan untuk belanja modal perusahaan.

Pasalnya, sejak dioperasikan pada 2019 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Februari 2020, APR berencana menggenjot kapasitas produksi demi memenuhi kebutuhan viscose staple fiber (VSF) yang terus meningkat.

Adapun viscose atau rayon merupakan bahan baku tekstil yang berasal dari pengelolaan hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola secara berkelanjutan.

Basrie berharap, lewat peningkatan kapasitas produksi, pasar rayon nasional bisa semakin kuat. Dengan begitu, pemulihan ekonomi Indonesia yang terimbas pandemi Covid-19 dapat terwujud.

Soal pendanaan serta investasi berkelanjutan yang berjalan di APR, lebih lanjut Basrie mengatakan, hal ini menjadi bukti bahwa industri rayon viscose di Indonesia maupun dunia berpotensi mengalami pertumbuhan.

Ia menambahkan, pihaknya juga akan terus mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang stabil pada industri manufaktur.

“Caranya, dengan berorientasi pada ekspor, menciptakan lapangan kerja di industri hulu, yakni pada pengelolaan HTI, pemrosesan bahan baku, serta penciptaan lapangan kerja di industri hilir, yaitu industri tekstil dan bisnis terkait,” kata Basrie.

Rencana ekspansi APR tersebut sejalan dengan strategi Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan investasi dan mendorong pembukaan lapangan kerja sebagai langkah pemulihan ekonomi nasional.

Langkah tersebut pun telah tertuang dalam Undang-undang (UU) Omnibus yang disahkan pada Oktober 2020.

“Selain itu, Presiden Joko Widodo telah mengatakan pada bulan lalu (Maret) bahwa investasi akan menjadi kunci dalam mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada 2021,” kata Basrie.

Executive Vice President PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Heri Setiawan berharap, kolaborasi ini dapat mendukung APR dalam meningkatkan produksi dan mengembangkan operasinya, serta mendukung pemulihan peningkatan ekspor di Indonesia.

Hal senada turut disampaikan Executive Vice President PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Susiana Santoso.

Ia mengatakan, dukungan BCA dan seluruh bank yang berpartisipasi dalam sindikasi ini merupakan refleksi atas kepercayaan lembaga keuangan terhadap APR yang berkontribusi untuk mendukung industri berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Untuk diketahui APR merupakan bagian dari Grup Royal Golden Eagle (RGE) yang mengelola sekelompok perusahaan manufaktur berbasis sumber daya alam dan beroperasi secara global.

Operasional APR sendiri telah terintegrasi langsung dengan rantai pasokannya. Dengan kata lain, perusahaan ini berada dalam satu kompleks yang sama dengan HTI terbarukan guna menghasilkan produk tekstil berkualitas tinggi. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com