Advertorial

Peternak Mustahik Baznas Olah Kotoran Ternak Jadi Bernilai Ekonomis

Kompas.com - 20/04/2021, 21:44 WIB

KOMPAS.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyelenggarakan program pemberdayaan peternak mustahik binaan. Salah satu titik yang menjadi sasaran program pemberdayaan tersebut adalah Balai Ternak Garut, Jawa Barat.

Adapun program pemberdayaan dari Baznas tidak sebatas penggemukan dan pembiakan ternak. Baznas juga mendorong para peternak mustahik binaan di Balai Ternak Garut untuk mengolah kotoran domba menjadi pupuk kompos.

Melalui Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM), Baznas memberikan pendampingan teknik dan dukungan sarana berupa rumah kompos. Dengan begitu, para peternak mustahik mampu mengolah kotoran domba menjadi produk yang bernilai ekonomis.

Salah satu pendamping program peternak mustahik, Gagan Setiawan, mengatakan bahwa kompos yang telah diproduksi para mustahik akan dipasarkan ke petani sekitar di Desa Sukalilah dan sejumlah desa lain yang berada di Kabupaten Garut.

“Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah yang memiliki kawasan pertanian cukup luas sehingga sangat potensial untuk memasarkan kompos organik,” kata Gagan dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (20/4/2021).

Adapun bahan baku pembuatan kompos terdiri dari kotoran domba, kapur pertanian, arang sekam, molase, dan effective microorganism 4 (EM4).

Dalam pembuatan kompos, kotoran domba diolah bersama beragam bahan organik tersebut di tempat yang hangat, lembap, dan aerobik. Kemudian, proses tersebut dipercepat dengan bantuan effective microorganism 4 (EM4).

Setelah menjadi kompos, pupuk dihaluskan menggunakan mesin chopper. Proses ini dilakukan guna mendapatkan keseragaman ukuran produk sehingga pupuk yang dihasilkan memiliki kualitas lebih baik.

Dengan teknik tersebut, pada Maret 2021, Kelompok Peternak Sauyunan di Balai Ternak Garut telah menghasilkan 800 kilogram (kg) pupuk kompos untuk dijual.

Pimpinan Baznas RI Saidah Sakwan mengatakan, hasil positif yang diraih peternak mustahik binaan tersebut merupakan buah dari kerja keras dan keuletan peternak dalam menjalankan usaha.

Menurut Saidah, para peternak berhasil menerima manfaat ekonomi dari olahan kotoran hewan. Di sisi lain, kotoran hewan yang dibiarkan justru akan membawa pengaruh buruk, seperti mencemari lingkungan, mengotori kandang, dan mengganggu kesehatan ternak.

“Keberhasilan yang didapat juga tak lepas dari pembinaan intensif yang dilakukan Baznas melalui program pemberdayaan mustahik di berbagai daerah. Saya juga mengapresiasi etos kerja para peternak mustahik yang telah bertanggung jawab terhadap bantuan muzaki yang disalurkan melalui Baznas," ujarnya

Saidah juga berterima kasih kepada para muzaki yang telah berkontribusi dalam memberdayakan para mustahik. Ia memastikan bahwa dana zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan melalui Baznas akan tepat sasaran karena disampaikan ke tangan orang yang membutuhkan.

“Dukungan dari muzaki akan sangat membantu Baznas dalam meningkatkan pendayagunaan mustahik. Dana yang disalurkan melalui Baznas tentunya akan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh mustahik. Hal ini juga diharapkan dapat menjadi pintu ekstensifikasi mustahik menjadi muzaki di kemudian hari,” jelasnya.

Sebagai informasi, program pemberdayaan peternakan yang dilakukan oleh Baznas di Balai Ternak Garut telah dimulai sejak Desember 2018.

Balai Ternak Garut telah memberdayakan 60 peternak mustahik dengan populasi domba sebanyak 449 ekor.

Selain itu, para peternak mustahik juga terus menjalankan program utama penggemukan dan pembiakan untuk meningkatkan populasi ternak.

Hingga kini, terdapat 584 mustahik binaan Baznas yang terdiri dari 25 kelompok di 16 titik balai ternak yang tersebar di 11 provinsi di Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com