Advertorial

Maybank Indonesia Shariah Thought Leaders Forum 2021 Dorong Pertumbuhan Keuangan Syariah

Kompas.com - 28/05/2021, 13:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Menanggapi pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air yang mengalami kemajuan pesat, forum diskusi Maybank Indonesia Shariah Thought Leaders Forum 2021 digelar pada Kamis (27/5/2021).

Acara bertajuk “Accelerating Shariah Economy and Finance in the Digital Era” tersebut ditayangkan secara live melalui platform Zoom dan YouTube Maybank Indonesia.

Forum diskusi tersebut dilangsungkan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat mengenai strategi bisnis keuangan syariah yang tepat sasaran dan pertumbuhan industri keuangan syariah yang terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Diskusi dilakukan dalam beberapa sesi dengan menghadirkan pembicara-pembicara ahli.

Chief Executive Officer (CEO) Maybank Indonesia Taswin Zakaria, dalam sesi pembukaan, menyampaikan bahwa perbankan syariah di Indonesia memiliki masa depan yang menjanjikan. Terbukti, pada 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan bahwa aset bank syariah telah berkembang sekitar 14,2 persen.

“Perkembangan tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan aset hingga Rp 471 triliun pada 2020 dari Rp 400 triliun pada tahun sebelumnya,” kata Taswin.

Taswin menambahkan, pertumbuhan keuangan syariah akan semakin kuat jika mendapatkan dorongan dan berkolaborasi dengan sejumlah stakeholder dari berbagai sektor, seperti regulator, business owners, industry players, dan masyarakat.

Sejak 2014, kata Taswin, Maybank Indonesia telah menginisiasi metode Shariah First agar metode keuangan berbasis syariah lebih mudah diterima.

“Metode tersebut terbukti sangat efektif. Financial report kami pada kuartal pertama 2021 menunjukkan, bisnis bank syariah berkontribusi hampir 21 persen dari total aset,” ungkapnya.

Pandemi Covid-19, lanjutnya, juga bisa menjadi salah satu momentum untuk memasifkan metode keuangan digital berbasis syariah. Pasalnya, sejak pandemi berlangsung, adaptasi masyarakat terhadap teknologi digital menjadi lebih cepat. 

Sejalan dengan hal itu, perilaku konsumen dalam memilih metode transaksi keuangan secara tidak langsung juga ikut berubah. Konsumen perbankan lebih memilih bertransaksi secara contactless dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Taswin menilai, perubahan perilaku tersebut juga menyediakan kebebasan kepada konsumen untuk merasakan manfaat perbankan syariah sebagai salah satu solusi keuangan di samping metode keuangan konvensional.

Setelah pembukaan, forum diskusi tersebut dilanjutkan dengan pemaparan yang dibawakan oleh Islamic Scholar University of Oxford, Dato Dr Afifi Al Akiti.

Afifi menjelaskan, persentase keseluruhan terhadap minat produk keuangan syariah secara global di negara-negara muslim hanya mencapai 47 persen pada 2015. Kemudian, mengalami kenaikan menjadi 60 persen pada 2019 dan kembali turun menjadi 58 persen pada 2020.

“Namun, hadirnya pandemi menjadi salah satu jalan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah di era digital. Pandemi menyadarkan masyarakat bahwa metode keuangan berbasis syariah memiliki sejumlah keuntungan jika dibandingkan metode keuangan konvensional,” papar Afifi.

Tak hanya itu, kehadiran lembaga keuangan perbankan berbasis syariah di era digital juga mendorong terbentuknya berbagai bisnis baru dan membuat bisnis lama semakin berkembang.

Pada sesi diskusi bertajuk 'Shariah Finance in Digital Age', Maybank Indonesia menghadirkan sejumlah pembicara andal.Kompas.com/Imalay Naomi L Pada sesi diskusi bertajuk 'Shariah Finance in Digital Age', Maybank Indonesia menghadirkan sejumlah pembicara andal.

Keuangan syariah di era digital

Pada sesi diskusi bertajuk “Shariah Finance in Digital Age”, sejumlah keynote speaker andal pun turut dihadirkan. 

Mereka adalah Deputy Commissioner OJK Institute and Digital Finance Financial Services Authority Imansyah, CEO of Bank Republik Indonesia (BRI) Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari Dewi, Chief Strategy, Transformation and Digital Officer Maybank Indonesia Michel Hamilton, dan global industry player sekaligus Senior Investment Analyst Saturna Sdn Bhd Mustafa Aydemir.

Sementara, Group Head of Shariah Banking Maybank Indonesia Romy Buchari hadir sebagai moderator.

Pada kesempatan tersebut, Imansyah membagikan pengalamannya dalam menghadapi situasi sekaligus tantangan keuangan syariah saat ini. Ia menuturkan, sebagai negara yang memiliki populasi muslim terbanyak, meningkatkan sistem berbasis syariah di Indonesia seharusnya harusnya bukan hal yang sulit.

“Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan produk halal travel atau wisata halal. Produk ini berpotensi meningkatkan ekonomi berbasis syariah hingga 3 triliun dollar Amerika Serikat (AS),” tutur Imansyah.

Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah pengguna jaringan internet yang terbilang tinggi. Hal ini seharusnya dapat dimanfaatkan industri keuangan syariah. Caranya, dengan memasarkan lebih banyak produk digital.

“Di momen seperti ini, penting untuk saling berkolaborasi agar dapat dengan mudah menyediakan berbagai layanan yang menarik di pasar syariah digital,” tambah Imansyah.

Dipandu oleh DPS Maybank Indonesia Bagus Teguh, sesi diskusi 'Digitalization Reshaping Halal Lifestyle' menghadirkan Afdhal Aliasar, Ridzki Kramadibrata, dan Zee Zee Shahab.Kompas.com/Imalay Naomi L Dipandu oleh DPS Maybank Indonesia Bagus Teguh, sesi diskusi 'Digitalization Reshaping Halal Lifestyle' menghadirkan Afdhal Aliasar, Ridzki Kramadibrata, dan Zee Zee Shahab.

Digitalisasi membentuk kembali gaya hidup halal

Sementara itu, pada sesi berjudul “Digitalization Reshaping Halal Lifestyle”, Director of Halal Product Industry Afdhal Aliasar, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, dan public figure Zee Zee Shahab hadir sebagai pembicara.

Diskusi tersebut dipandu oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) Maybank Indonesia and Shariah Scholar Mohammad Bagus Teguh. 

Pada forum itu, Afdhal mengatakan bahwa kemajuan perbankan Indonesia dalam mengeluarkan berbagai jenis produk syariah merupakan langkah yang bagus. 

Namun, sebagai masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan metode konvensional, perlu adanya pemahaman mengenai definisi produk syariah secara lebih mendalam. Salah satu caranya, dengan menggencarkan gerakan gaya hidup halal.

“Kemajuan masyarakat dalam menerapkan halal lifestyle dapat dilihat. (Salah satunya) dari antusiasme wanita yang sudah tidak sungkan untuk berhijab. Ini merupakan salah satu keberhasilan dari gerakan halal lifestyle,” jelasnya.

Tak hanya itu, keberhasilan gerakan halal lifestyle juga dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat dalam memilih produk, baik produk sehari-hari maupun produk makanan.

“Selanjutnya, kami ingin masyarakat lebih aware terhadap halal lifestyle hingga ke produk investasi dan shopping behavior,” lanjut Afdhal.

Sebagai seorang public figure, Zee Zee mengapresiasi forum diskusi yang diselenggarakan oleh Maybank Indonesia tersebut.

“Acara seperti ini patut diapresiasi, sangat berguna, dan dapat mengedukasi masyarakat luas. Selain itu, (diskusi ini) dapat mendorong dan semakin meyakinkan masyarakat agar pindah ke berbagai instrumen syariah dan halal lifestyle,” ujarnya.

Ia juga berharap, segala instrumen keuangan syariah yang tengah berkembang saat ini dapat memudahkan masyarakat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com