Advertorial

Gaji Sering Habis saat Tanggal Muda? Simak 5 Cara Mengelola Keuangan yang Tepat

Kompas.com - 11/06/2021, 18:30 WIB

KOMPAS.com - Momen gajian menjadi waktu yang dinanti oleh pekerja untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Misalnya, membayar cicilan kendaraan atau rumah, membayar utang, serta mengisi pos tabungan dan investasi.

Namun, banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi sering kali membuat gaji ludes di minggu-minggu awal bulan. Terlebih, bila pengeluaran tidak sebanding dengan pemasukan alias lebih besar pasak daripada tiang. Kondisi ini bisa membuat stres.

Mengelola gaji supaya tetap tersedia sampai akhir bulan berikutnya memang gampang-gampang susah. Meski demikian, bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Dengan perencanaan keuangan yang cermat, Anda tetap bisa menikmati gaya hidup tanpa khawatir menghabiskan gaji bulanan.

Berikut tips supaya gaji bulanan Anda tetap tersedia sampai tiba masa gajian berikutnya.

  1. Tentukan bujet bulanan untuk kebutuhan bulanan

Menetapkan bujet bulanan dapat membantu Anda membatasi pengeluaran. Anda bisa membuat bujet sesuai pos-pos pengeluaran selama sebulan.

Misalnya, bujet makan dan keperluan sehari-hari sebesar Rp 1,5 juta, bujet internet dan token listrik Rp 500.000, bujet uang untuk orangtua sebesar Rp 500.000, dan sebagainya.

Saat menentukan bujet, sesuaikan dengan penghasilan Anda. Jangan sampai, bujet yang Anda susun melebihi pendapatan per bulan.

Kemudian, selalu disiplin dalam mengeluarkan dana sesuai bujet yang ditentukan. Bila sudah terbiasa membatasi besaran pengeluaran, Anda akan lebih mudah menyisihkan uang untuk ditabung ataupun digunakan saat keperluan mendesak.

  1. Alokasikan dana untuk tabungan darurat

Tabungan darurat perlu disiapkan untuk keperluan mendesak yang tak terduga. Idealnya, besaran dana darurat berkisar tiga sampai enam kali total pengeluaran bulanan. Untuk itu, Anda bisa menyisihkan sekitar sepuluh persen dari total gaji bersih tiap bulan.

Dengan memiliki dana darurat, Anda tak perlu panik atau kebingungan bila membutuhkan uang di masa mendatang. Mengalokasikan dana darurat juga lebih bijak dibandingkan Anda meminjam uang dari orang lain.

Apalagi, bila sampai menggunakan pinjaman uang online yang memiliki bunga cukup besar.

  1. Mengalokasikan gaji untuk mulai investasi

Keterbukaan informasi membuat setiap orang bisa berinvestasi, baik yang berpenghasilan besar maupun kecil. Investasi bisa dimulai dari kapan saja sehingga tidak ada istilah terlambat. Semakin cepat berinvestasi, maka semakin cepat pula Anda mewujudkan rencana keuangan jangka panjang.

Daripada gaji yang Anda diperoleh dihabiskan untuk membiayai kebutuhan dan gaya hidup, lebih baik digunakan untuk memulai investasi. Bila memungkinkan, Anda bisa menyisihkan 10 persen dari total gaji untuk investasi.

Meski hasilnya mungkin tidak begitu besar, Anda bisa merasa lebih puas karena uang terpakai untuk sesuatu yang produktif.

Misalnya, bila gaji Anda sebesar Rp 10 juta, Anda bisa menyisihkan Rp 1 juta untuk investasi. Anda bisa memanfaatkan sejumlah instrumen investasi, seperti emas, reksa dana, obligasi, dan saham. Namun, pastikan instrumen investasi yang dipilih sesuai profil risiko Anda.

  1. Mencari penghasilan tambahan

Selain menyisihkan uang, Anda juga bisa mencari penghasilan tambahan untuk meningkatkan pundi-pundi. Gaji bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan penghasilan tambahan bisa dialokasikan untuk tabungan.

Terdapat berbagai cara untuk memperoleh penghasilan tambahan, mulai dari berjualan secara online, menjual pulsa, hingga menjadi pekerja lepas. Namun, yang perlu diingat, pastikan pekerjaan atau usaha sampingan Anda tidak mengganggu pekerjaan utama.

  1. Hemat berbelanja

Bila pos pengeluaran sudah ditentukan, Anda dapat berbelanja dengan nyaman sesuai bujet tanpa harus merasa khawatir.

Namun, ada baiknya belanja juga dilakukan dengan cermat. Terapkan strategi belanja yang membuat Anda hemat.

Misalnya, memilih produk dengan kualitas yang lumayan tetapi harganya lebih hemat, membeli barang kebutuhan harian dalam jumlah banyak yang biasanya lebih ekonomis, atau memanfaatkan beragam promo.

Selain itu, pertimbangkan pula untuk mencari tempat belanja atau e-commerce yang sering menawarkan diskon, cashback, dan bebas ongkos kirim (ongkir) sehingga Anda bisa menghemat pengeluaran. Salah satu e-commerce tersebut adalah Tokopedia.

E-commerce yang baru merger dengan Gojek tersebut memiliki berbagai program untuk memanjakan konsumen, mulai dari kejar diskon, cashback, flash sale, hingga bebas ongkir Tokopedia.

Pada promo Kejar Diskon, misalnya, Tokopedia menawarkan diskon untuk berbagai produk hingga 90 persen. Promo ini dapat Anda nikmati setiap dua jam, mulai dari pukul 13.00, 15.00, 18.00, dan seterusnya.

Selain promo diskon, Anda juga bisa mendapatkan promo bebas ongkir Tokopedia hingga Rp 50.000. Adapun syarat untuk menikmati promo ini adalah besaran transaksi minimal Rp 50.000.

Anda akan mendapatkan bebas ongkir maksimal Rp 20.000 bila pengiriman paket dilakukan dari pulau yang sama. Bila pengiriman paket dilakukan dari pulau yang berbeda, Anda akan mendapatkan gratis ongkir maksimal Rp 50.000.

Selain itu, terdapat pula promo Bebas Ongkir Extra yang memberikan ongkir Rp 0 saat anda belanja produk yang dilayani TokoCabang. Adapun yang dimaksud TokoCabang adalah power merchant, regular merchant, dan official store di Tokopedia.

Dengan berbagai promo di atas, berbelanja online terasa lebih hemat dan nyaman. Cukup beberapa sentuhan saja dari smartphone Anda.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera unduh aplikasi Tokopedia di smartphone Anda dan nikmati promo flash sale,bebas ongkir, dan promo menarik lainnya yang tersedia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau