Advertorial

Memperjuangkan Ketahanan Budaya Melalui Konten-Konten Positif di Ruang Digital

Kompas.com - 20/06/2021, 17:34 WIB

KOMPAS.com - Secara umum, literasi digital sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Meski demikian, ada pandangan yang menyatakan bahwa penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama.

Padahal, literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital baik tidak hanya mampu mengoperasikan alat, tetapi juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Oleh sebab itu, untuk meningkatkan pemanfaatan internet secara maksimal, pemerintah meluncurkan program Literasi Digital Nasional.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, infrastruktur digital tidak berdiri sendiri.

“Saat infrastruktur (jaringan internet) sudah tersedia, harus diikuti kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan. Dengan begitu, masyarakat semakin cerdas dan produktif,” Kata Jokowi dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (20/6/2021).

Dalam rangka mendukung Program Literasi Digital Nasional, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meluncurkan Seri Modul Literasi Digital.

Adapun modul tersebut berfokus pada empat tema besar, yakni Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.

Melalui Seri Modul Literasi Digital, masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Proses sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital dilakukan dalam bentuk seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang menjangkau sebanyak 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Khusus 14 kabupaten dan kota di wilayah DKI Jakarta serta Banten, Kominfo menggelar webinar bertajuk “Ketahanan Budaya Indonesia di Era Digital” pada Kamis (17/6/2021).


Adapun sejumlah narasumber yang mengisi webinar tersebut di antaranya adalah Dosen FIB Universitas Sebelas Maret Muhammad Yunus Anis, SS, MA, koreografer Danu Anggada Bimantara, perwakilan Kaizen Room Maureen Hitipeuw, dan Dosen STIE Unisadhuguna Business School Bondan Wicaksono.

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Pada materi pembuka, Bondan Wicaksono menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai beragam budaya dan suku, serta bermacam-macam bahasa daerah.

“Kebudayaan dihadirkan di ruang digital dengan cara menghadirkan aplikasi berkebudayaan. Penggunaan aplikasi media sosial dengan unsur budaya sangatlah penting. Sebenarnya secara virtual sudah cukup banyak, tinggal dikembangkan saja,” kata Bondan.

Sementara itu, Danu Anggada Bimantara dalam pemaparannya menjelaskan bahwa secara etimologis, kebudayaan berarti hasil cipta karsa dan rasa.

“Di mana cipta adalah kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia dari segala hal yang ada dalam pengalaman lahir dan batin,” imbuh Danu.

Ia menambahkan, sistem peralatan hidup dan teknologi termasuk ke dalam unsur-unsur budaya.

“Tidak bisa dimungkiri bahwa akan ada perkembangan dalam penggunaan teknologi untuk berinteraksi. Setiap interaksi dengan sesama tentunya butuh etika. Di sinilah pentingnya digital ethics untuk dipahami para pengguna media digital sebagai bagian dari perkembangan budaya kita,” ujar Danu.

Sesi webinar dilanjutkan oleh Muhammad Yunus Anis, SS, MA. Ia mengatakan, Indonesia punya berbagai macam budaya yang bisa menjadi potensi yang positif.

“Keberagaman tersebut harus mewarnai ruang digital dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Yunus.

Sebagai pengguna media, lanjut Yunus, masyarakat dianjurkan untuk memanfaatkan kebudayaan digital untuk berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia.

“Terutama dengan mencintai budaya dan produk-produk Indonesia terlebih dahulu agar budaya kita tidak hilang oleh waktu,” kata Dosen FIB Universitas Sebelas Maret itu.

Sementara itu, Maureen Hitipeuw yang menjadi narasumber terakhir menjelaskan bahwa dunia digital bermanfaat bagi ketahanan budaya.

“Melalui platform digital, kita bisa memperkenalkan beragam budaya Indonesia kepada anak-anak. Nilai-nilai luhur budaya harus ditanamkan sedini mungkin menggunakan beragam platform digital yang ada,” kata Maureen.

Saat sesi tanya jawab, ada peserta webinar yang bertanya perihal membangun kolaborasi untuk meningkatkan literasi serta beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak terbawa arus misinformasi.

Bondan pun menjawab pertanyaan tersebut. Menurutnya, kolaborasi adalah bagian dari budaya masyarakat Indonesia.

“Dalam berkolaborasi (secara) digital, tentu saja kita tidak hanya sendiri. Karenanya, penting untuk mempunyai keahlian atau kemampuan bagi berbagai komunitas yang ingin mengembangkan kebudayaan,” jelas Bondan

Digital engineering, lanjut Bondan, akan punya dampak yang lebih banyak lagi. Untuk itu, Bondan mendorong masyarakat, khususnya peserta webinar, untuk membuat konten-konten positif karena itu bagian dari ketahanan budaya.

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Jokowi, literasi digital adalah kerja besar dan pemerintah tidak bisa bekerja sendirian.

“Perlu dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital,” kata Jokowi.

Jokowi juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam program Literasi Digital Nasional.

“Saya berharap, gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Jokowi.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.

Rangkaian webinar tersebut akan digelar hingga akhir 2021 dengan berbagai macam tema yang dapat mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis.

Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau