Advertorial

Webinar Seri Modul Literasi Digital, Ajak Masyarakat Cerdas dan Bijak di Dunia Digital

Kompas.com - 22/06/2021, 22:02 WIB

KOMPAS.com – Revolusi Industri 4.0 mengubah struktur kehidupan masyarakat pada semua aspek kehidupan. Pada era ini, aktivitas manusia bergantung pada kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, terutama internet.

Diberitakan Kompas.com, Selasa (23/2/2021), jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa bila dibandingkan pada Januari 2020.

Peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi negara, terlebih di tengah perkembangan industri digital.

Namun, di sisi lain, pertumbuhan jumlah pengguna internet yang cukup besar di Indonesia juga memberikan tantangan. Salah satunya, penyebaran hoaks yang masif.

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi mengatakan, pihaknya menemukan 105 isu hoaks terkait vaksin Covid-19 hingga 10 Februari 2021. Menurut Dedy, Kominfo telah menurunkan ratusan postingan hoaks vaksin Covid-19.

“Terdapat 417 postingan hoaks vaksin Covid-19 yang telah dilakukan take-down. Penyebaran paling banyak ada di Facebook dengan 314 postingan. Sisanya ada di Instagram, Twitter, YouTube, dan TikTok," ujar Dedy, dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Beredarnya hoaks dinilai dapat mengancam pertahanan negara sekaligus memecah masyarakat. Guna mengatasi hoaks, pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran literasi digital masyarakat dalam bermedia sosial.

Seperti diketahui, masyarakat yang memiliki kecakapan literasi digital mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab, bukan hanya cakap mengoperasikan platform digital.

Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah meluncurkan Program Literasi Digital Nasional. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pembangunan dan pengaplikasian infrastruktur digital tidak dapat dijalankan oleh pemerintah saja, tapi butuh kerja sama dari berbagai pihak termasuk masyarakat.

“Saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti kesiapan-kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan. Tujuannya, supaya masyarakat semakin cerdas dan produktif,” ujar Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (22/6/2021).

Dalam rangka mendukung program Literasi Digital Nasional, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meluncurkan Seri Modul Literasi Digital.

Seri modul tersebut berfokus pada empat tema besar, yakni Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.

Kominfo berharap, melalui seri modul tersebut, masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Adapun proses sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital dilakukan dalam bentuk seri webinar bertajuk Indonesia #MakinCakapDigital. Program tersebut menjangkau 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Pada Senin (21/6/2021) webinar bertema “Aman dan Produktif dengan Berselancar di Internet” diselenggarakan khusus bagi 14 kabupaten dan kota di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Banten.

Webinar tersebut mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, seperti Direktur Gedhe Nusantara Yossy Suparyo, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ngurah Rai sekaligus perwakilan Indonesian Association for Public Administration (IAPA) I Komang Sumerta, Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Ayuning Budiati, dan penggiat advokasi sosial Ari Ujianto.

Adapun tema yang dibahas narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Yossy membuka webinar sebagai pemateri pertama. Ia mengatakan, kecakapan dalam berinternet sangat mendukung generasi pengguna internet yang cerdas, kreatif dan produktif. Menurutnya, cerdas dalam literasi digital berarti mampu memanfaatkan internet secara baik dan aman sesuai etika, budaya, serta norma yang berlaku.

“Kreatif artinya mampu menciptakan karya baru yang memberikan manfaat dan nilai tambah. Sementara, produktif berarti mampu mendapatkan atau memberikan manfaat yang maksimal dari penggunaan teknologi dan internet, baik untuk diri sendiri maupun orang lain,” jelas Yossy.

Pemateri selanjutnya adalah I Komang Sumerta. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa angka hoaks dan penipuan di Indonesia naik sebanyak 13 persen. Menurutnya, setiap orang yang aktif di dunia digital harus mencerna informasi yang ada, apalagi jika hoaks menemukan hoaks atau penipuan yang bersifat kriminal.

Komang menambahkan, setiap pengguna platform digital harus berintrospeksi dan mengontrol diri pada ranah digital, serta menggunakan media digital dengan pandai dan mahir. Ia berpesan supaya jangan membiarkan teknologi mengatur pengguna, tapi penggunalah yang harus bisa beradaptasi.

“Jangan sampai dengan adanya digitalisasi, pengguna terlena sampai melupakan hal–hal yang bersifat sosial,” pesannya kepada peserta webinar.

Sementara itu, Ayuning Budiati menjelaskan, perilaku pengguna platform digital mencerminkan karakternya. Karenanya, dibutuhkan kecerdasan digital yang meliputi pengetahuan digital citizen identity, privacy management, dan screen time management.

“Selain itu, dibutuhkan juga kemampuan critical thinking, cyberbullying management, digital footprints, cyber security management, dan digital empathy,” ujar Ayuning.

Untuk mencapai kecerdasan digital, lanjut Ayuning, setiap pengguna harus menargetkan perubahan budaya literasi digital, membuat strategi untuk mencapainya, melakukan evaluasi secara teratur, serta menjadi role model yang baik dalam menularkannya.

Materi terakhir disampaikan oleh Ari Ujianto. Ia membahas peran pengetahuan dan kompetensi bagi setiap orang yang ingin merambah ke dunia digital. Menurutnya, dunia digital sama seperti dunia fisik yang memiliki kebaikan dan keburukan.

Setiap pengguna digital, lanjut Ari, harus mewaspadai berbagai potensi tindak kriminal yang dilakukan pihak lain. Karenanya, dibutuhkan pemahaman yang memadai tentang keamanan digital.

“Keamanan digital meliputi pengamanan perangkat digital, pengamanan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital bagi anak,” ujar Ari.

Setelah masing-masing narasumber memaparkan materi, sesi webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Salah seorang peserta webinar menanyakan tantangan dalam memberikan pengetahuan seputar keterampilan literasi digital antara di desa dan di kota yang tentunya berbeda.

Menanggapi pertanyaan itu, Yossy menjawab bahwa permasalahan yang dihadapi di desa lebih berkaitan dengan peningkatan ekonomi dan skill literasi. Menurutnya, kedua masalah itu lebih mudah diatasi jika teknologi baru mampu memberikan efek atau manfaat yang besar kepada penggunanya.

“Permasalahan di desa, lebih terkait pada bagaimana mengembangkan sumber daya di desa supaya menjadi aktivitas ekonomi baru. Sementara di kota, problemnya terkait pada pencarian jati diri. Pasalnya, di kalangan anak muda, aktivitas fisiknya tidak memiliki keterkaitan pada aktivitas ekonomi,” ujar Yossy.

Melalui webinar Indonesia #MakinCakapDigital, Kominfo berharap dapat membentuk generasi cerdas yang bijak di dunia digital. Hal tersebut sesuai visi Presiden Joko Widodo untuk menggalakkan gerakan literasi digital supaya terus menggelinding dan membesar.

“Semoga gerakan tersebut mampu mendorong berbagai inisiatif di tempat lain. Tujuannya, supaya masyarakat semakin cakap dalam memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Sebagai informasi, seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital. Jadi, partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat amat dibutuhkan.

Selain itu, rangkaian webinar tersebut akan terus diselenggarakan dengan berbagai macam tema hingga akhir 2021. Tujuannya, untuk mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis.

Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com