Advertorial

Ingat, Laporkan Kejahatan Siber ke Institusi Resmi

Kompas.com - 19/07/2021, 18:06 WIB

KOMPAS.com – Digitalisasi telah merevolusi sendi-sendi kehidupan manusia, termasuk kehidupan masyarakat Indonesia.

Namun, tak dapat dimungkiri bahwa terdapat sisi negatif yang dapat mengancam keamanan bila pengguna media digital tidak waspada.

Salah satunya adalah kejahatan email phishing atau penipuan berbasis surat elektronik (surel) berkedok penawaran yang memberikan keuntungan finansial untuk mencuri informasi pribadi korban.

Hal negatif lain juga bisa ditemukan pada berita-berita yang sengaja dibuat agar pengguna media digital mengklik berita tersebut. Kemudian, pengguna diarahkan ke situs berbahaya.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar bertajuk “Berani Lapor Kejahatan Siber”, Rabu (14/7/2021).

Dalam webinar tersebut, hadir sejumlah narasumber, yakni financologist, motivator keuangan dan kejiwaan keluarga, sekaligus anggota Indonesian Association for Public Administration (IAPA) Alviko Ibnugroho SE, MM.

Kemudian, ada Co-Founder Localin Fakhriy Dinansyah, SIKom, MM, penggiat advokasi sosial Ari Ujianto, perwakilan Kaizen Room A Zulchaidir Ashari, dan influencer Astari Vernideani SIKom, MIKom.

Dalam pemaparannya, Fakhriy mengatakan bahwa masyarakat Indonesia menggunakan media sosial untuk berinteraksi dan bersosialisasi.

“Hal itu bisa dilihat dari fakta bahwa hampir semua masyarakat Indonesia mempunyai aplikasi WhatsApp untuk berkomunikasi,” kata Fakhriy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (16/7/2021).

Fakhriy menjelaskan, idealnya, media digital digunakan dengan tujuan yang baik dan bermanfaat. Oleh sebab itu, ia mengimbau, pengguna media sosial untuk tidak tergoda untuk bertindak tidak jujur dalam memposting dan membuat konten.

“Sebagai pengguna media sosial, kita juga harus menyadari bahwa interaksi di internet dilakukan dengan manusia sungguhan yang mempunyai perasaan,” lanjut Fakhriy.

Ratusan peserta seminar yang tergabung secara online tampak begitu antusias dengan paparan tersebut. Hal ini terlihat dari salah seorang peserta seminar, Nurul Jameela, yang bertanya kepada narasumber.

“Ketika melapor atas bullying yang dialami anak (di dunia maya), apakah kita akan dilindungi oleh (pihak) yang berwenang? Apalagi, kebocoran data di Indonesia sangat kejam,” tanya dia.

Pertanyaan itu langsung dijawab dengan lugas oleh Alviko. Menurutnya, kasus itu harus dilaporkan ke pihak atau institusi pemerintahan resmi, misalnya polisi atau Kemenkominfo, agar keamanan pelapor tetap terjaga.

“Institusi resmi pemerintah menjamin perlindungan saksi dan dan pelapor,” kata Alviko.

Untuk diketahui, webinar tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini terbuka bagi semua orang yang berkeinginan memahami dunia literasi digital.

Penyelenggara pun membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada agenda webinar selanjutnya melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar tersebut juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga dapat berjalan dengan baik. Sebab, program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau