Advertorial

Berawal dari Mimpi, Dua Usaha Anak Bangsa Ini Berikan Manfaat bagi Sekitar

Kompas.com - 26/07/2021, 18:44 WIB

KOMPAS.com – Mantan Ibu Negara Amerika Serikat Anna Eleanor Roosevelt pernah berkata, masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan mimpi mereka. 

Pernyataan itu relevan bila dikaitkan dengan perjuangan Roy Wibisono dalam mendirikan usaha keramik bernama Naruna Ceramic di Kota Salatiga, Jawa Tengah. 

Awalnya, banyak orang meragukan keputusan Roy dalam melakoni bisnis tersebut. Sebab, menurut mereka, Salatiga hanyalah kota kecil yang tidak memiliki sumber daya penunjang. 

Ternyata, anggapan itu salah. Bisnis Roy yang baru berjalan kurang dari dua tahun dan didirikan di atas garasi kecil justru berujung sukses. 

Garasi yang menjadi tempat operasional Naruna Ceramic kini berubah menjadi showroom tiga lantai. Selain itu, produk keramik buatannya sudah melanglang buana hingga mancanegara. 

“Benar-benar dibangun dari nol dan berawal dari garasi. Namun, kami memiliki kekuatan dalam konsep bisnis,” kata Roy kepada aktivis brand Arto Biantoro dan Mantri BRI Annisa Wulandari.

Kala itu, Arto dan Annisa tengah mengunjungi showroom Naruna Ceramic dalam program Petualangan Brilian The Series.

Mantri BRI sendiri merupakan perpanjangan tangan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang membantu pelaku usaha kecil mikro menengah (UMKM) dalam mendapatkan modal usaha. 

Tak hanya itu, Mantri BRI juga turut andil dalam memberdayakan UMKM dan ekonomi berbasis kerakyatan yang menjadi garda penjaga perekonomian nasional.

Selain memiliki konsep bisnis yang kuat, kesuksesan Naruna Ceramic tak terlepas dari impian Roy saat membangun usaha tersebut. Roy bermimpi, kelak produk keramik buatannya akan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Seperti masyarakat Jepang yang bangga akan merek Noritake dan Inggris dengan merek Royal Doulton. 

“Naruna (yang berasal dari bahasa Sanskerta) memiliki arti leader. Naruna Ceramic berarti leader produk keramik,” jelasnya. 

Lagi pula, menurut Roy, membangun mimpi bisa di mana saja. Keterbatasan adalah sesuatu yang bisa disiasati. 

“Tekuni (bisnisnya) dan nikmati (prosesnya), maka hasilnya akan luar biasa,” imbuhnya. 

Ia mengatakan, ada lima resep yang menjadikan Naruna Ceramic mampu bertahan dan berkembang, yaitu desain produk yang kuat, riset berkelanjutan, pemasaran digital, produk berkualitas, dan aspek kepemimpinan.

“Bikin keramik itu sulit. Karena itu, tidak banyak perajin keramik di Indonesia. Pembuatannya sulit, tapi para perajin menjualnya dengan harga murah, ” jelas Roy. 

Perajin keramik, lanjut Roy, harus keluar dengan membuat pattern yang kekinian dan desain yang bisa diterima masyarakat saat ini supaya branding-nya bagus. 

“Kalau seperti itu, mereka pun bisa menjual keramik dengan harga bagus. Kesejahteraan perajin turut meningkat,” imbuhnya. 

Di sisi lain, Arto melihat mimpi Roy sebagai hal mulia. Pasalnya, Naruna memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, sekalipun masih tergolong UMKM. 

“Impian itu ibarat tanah lempung. Berawal dari bukan apa-apa, bahkan cenderung tidak dianggap. Namun, saat terbentuk menjadi sebuah karya, tanah lempung tadi bisa jadi energi yang luar biasa. Tak hanya bagi si pemilik impian, tapi juga untuk semua orang yang ada di sekitarnya,” kata Arto.

Salah seorang perajin perak Borobudur SilverDok. BRI Salah seorang perajin perak Borobudur Silver

Selain Roy, sukses dalam berbisnis juga masih menjadi impian besar Selly Sagita dalam menjalankan Borobudur Silver, usaha kerajinan perak yang ia dirikan sejak 1989. 

Menjadi brand yang melegenda tak membuat Selly berhenti bermimpi. Sebaliknya, ia masih ingin diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan usahanya tersebut. 

Karena itu, ia tak pernah main-main dalam berkarya. Dalam mewujudkan impiannya, Selly mengatakan, Borobudur Silver selalu mengusung semangat adiluhung dalam memproduksi kerajinan perak. Bahkan, hal tersebut sudah menjadi prinsip pribadinya.

Selly juga menganut prinsip vice versa. Dengan kata lain, bukan ia yang mengambil keuntungan dari lingkungan, melainkan lingkungan yang membantunya. Dengan begitu, bisnis yang dijalankan dapat memberikan dampak berkelanjutan. 

“Saya tidak dapat (modal) dari orangtua. Saya juga bukan asli Yogyakarta. Sementara, kerajinan perak merupakan keunggulan Yogyakarta. Tepatnya, di Kotagede. Jadi, saya membangun bisnis ini karena tertarik dengan perak,” jelasnya. 

Sebagai informasi, Petualangan Brilian The Series merupakan serial mini yang mengangkat kisah-kisah inspiratif dari pelaku UMKM dari seluruh penjuru Tanah Air. 

Hingga saat ini, serial mini yang diinisiasi BRI tersebut sudah berjalan dua episode.

Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Roy dan Selly dalam mewujudkan impiannya? Bagaimana pula cara mereka beradaptasi di tengah situasi sulit seperti sekarang? 

Saksikan selengkapnya hanya di Kompas TV dan saluran resmi Youtube BRI.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com