Advertorial

Sebelum Berinvestasi, Pahami 5 Penyebab Fluktuasi Harga Emas

Kompas.com - 27/07/2021, 12:37 WIB

KOMPAS.com – Emas menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih masyarakat Indonesia. Pasalnya, instrumen ini memiliki risiko kecil sehingga dinilai cocok bagi pemula yang ingin berinvestasi.

Emas juga dianggap lebih likuid dibandingkan instrumen investasi lainnya, seperti saham. Dengan demikian, pencairan dana investasi bisa dilakukan sewaktu-waktu.

Kemudian, harga emas juga relatif tahan terhadap inflasi dan krisis serta cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Sebagai gambaran, diberitakan Kompas.com, Rabu, (23/12/2015), harga emas Antam pada Desember 2015 berkisar 545.000 per gram. Sementara itu, harga emas Antam di PT Pegadaian (Persero) pada Senin (26/7/2021) mencapai Rp 976.000.

Dalam kurun waktu lima tahun, harga emas dapat naik hampir 50 persen. Bahkan, pada awal masa pandemi Covid-19 ketika instrumen saham turun drastis, harga emas sempat menyentuh Rp 1 juta per gram.

Tak heran, karena sifat-sifat tersebut, emas menjadi salah satu pilihan investasi yang menjanjikan. Terlebih, pada situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan ketidakpastian kondisi perekonomian nasional.

Lantas, faktor apa saja yang memengaruhi fluktuasi harga emas?

  1. Kondisi global

Perubahan harga emas ditentukan beragam situasi, mulai dari politik, ekonomi, resesi, krisis, dan perang.

Pada masa krisis ekonomi 1998, misalnya, harga emas bisa melonjak drastis. Pada saat itu, instrumen ini dianggap sebagai penyelamat masa kritis.

Kemudian, situasi geopolitik pun turut memengaruhi harga emas. Contohnya saat Amerika Serikat (AS) menyatakan perang dagang dengan China.

Kala itu, investor global berbondong-bondong untuk berinvestasi aset aman (safe haven), salah satunya emas, karena perang dagang menyebabkan ekonomi global tidak menentu. Kondisi ini membuat harga emas melonjak.

Namun, bila kondisi politik atau ekonomi cenderung stabil, jenis investasi safe haven akan kekurangan peminat. Hal ini membuat harga emas turun karena investor cenderung memburu berbagai aset yang berisiko. 

  1. Penawaran dan permintaan emas

Hukum penawaran dan permintaan berlaku untuk semua komoditas, termasuk emas. Bila permintaan emas lebih besar dibanding penawarannya, harga logam mulia ini akan naik. Sebaliknya, harga emas akan turun apabila penawarannya lebih besar daripada permintaan.

Patut diketahui, ketersediaan emas di dunia cukup terbatas. Selain melalui pertambangan, produksi emas juga dilakukan lewat daur ulang.

  1. Kebijakan moneter

Kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), turut memengaruhi harga emas. Adapun kebijakan moneter tersebut adalah menaikkan atau menurunkan suku bunga.

Harga emas berpotensi naik bila The Fed menurunkan suku bunga. Dalam kondisi seperti ini, dollar AS menjadi tidak menarik sebagai pilihan investasi. Kebanyakan orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas.

Sebaliknya, bila The Fed menaikkan suku bunga, harga emas bisa turun. Dalam kondisi ini, investasi dalam bentuk deposito dianggap lebih menjanjikan karena peningkatan suku bunga.

  1. Inflasi

Saat terjadi inflasi, nilai uang menurun dan menyebabkan kenaikan harga komoditas, termasuk emas. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin tinggi pula harga emas.

Lantaran hal tersebut, masyarakat pun enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang. Mereka lebih memilih berinvestasi di instrumen emas karena tahan inflasi.

  1. Nilai tukar dollar AS

Harga emas dalam negeri merujuk pada harga emas internasional yang dikonversi dari dollar AS ke dalam mata uang rupiah. Karenanya, harga emas sangat dipengaruhi pergerakan rupiah terhadap mata uang tersebut.

Jika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah, harga emas lokal menjadi naik. Sebaliknya, jika nilai tukar rupiah menguat, harga emas lokal cenderung turun.

Itulah lima penyebab perubahan harga emas. Bila ingin mencoba investasi emas, Anda bisa melakukannya di Tokopedia. Pasalnya, Tokopedia menyediakan layanan menabung emas yang cocok untuk investor pemula. Dengan modal Rp 5.000, Anda bisa mulai mencoba belajar investasi emas di platform e-commerce ini.

Selain itu, Tokopedia juga menyediakan informasi harga emas hari ini dan grafik harga emas harian serta bulanan. Informasi ini berguna bagi investor untuk mengamati fluktuasi harga emas serta mengambil keputusan dalam berinvestasi.

Keamanan investasi emas di Tokopedia tidak perlu diragukan lagi. Pasalnya, e-commerce ini menjadi partner resmi PT Pegadaian yang diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tokopedia juga menyediakan fitur unggulan dari investasi, yakni jual beli instan, Misi Emas, Kado Emas, hingga Langganan. Fitur ini bisa digunakan untuk memudahkan berinvestasi.

Yuk, langsung investasi emas di Tokopedia dan nikmati berbagai fitur unggulannya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau