Advertorial

Seru dan Informatif, 2 Museum di Bantul Ini Wajib Dikunjungi Usai PPKM

Kompas.com - 01/08/2021, 15:52 WIB

KOMPAS.com – Keseruan berwisata tidak sebatas mengunjungi objek wisata yang menyajikan spot foto menarik. Kesan ini juga bisa didapat dengan berkunjung ke museum.

Tak hanya memberikan kesan menyenangkan, jalan-jalan ke museum juga bisa menambah pengetahuan dan wawasan baru.

Di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, ada dua museum yang wajib dikunjungi usai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level empat, yakni Museum HM Soeharto dan Museum Gumuk Pasir.

Penasaran dengan bagaimana keasyikan wisata dua museum tersebut? Simak ulasannya berikut.

Museum HM Soeharto Dok. Pemkab Bantul Museum HM Soeharto

Museum HM Soeharto

Museum HM Soeharto merupakan salah satu destinasi wisata edukasi yang bisa jadi pilihan saat melancong ke Bantul, Yogyakarta. Berada di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo Kapanewon Kasihan, museum ini didirikan untuk mengenang perjalanan HM Soeharto yang merupakan presiden kedua Indonesia.

Secara penampakan, kompleks Museum HM Soeharto dikelilingi tembok tinggi dengan pintu gerbang lebar. Ada empat bangunan penting di dalam museum yang berdiri di atas lahan rumah milik orangtua Soeharto tersebut, yakni Rumah Joglo, Rumah Notosudiro, Rumah Atmosudiro, dan Petilasan.

Saat memasuki kompleks museum, pengunjung akan disuguhi pemandangan patung Soeharto berukuran 2,5 meter, lengkap dengan pakaian militer dan pangkat jenderalnya. Patung ini berdiri dengan posisi tangan mengempit tongkat komando.

Untuk mencari informasi tentang sosok presiden RI itu, pengunjung bisa mengawali dengan memasuki bangunan di sisi kiri Joglo. Usai melewati sebuah pintu otomatis, pengunjung akan mendengar audio yang menceritakan kisah perjuangan Soeharto.

Pada ruangan berbentuk lorong dengan pencahayaan temaram itu, pengunjung juga bisa menyaksikan berbagai dokumentasi sejarah Indonesia. Sebut saja, video perjuangan masa kemerdekaan, foto pahlawan revolusi, foto demonstrasi menuntut pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI), dan diorama yang ditempatkan dalam ruang kaca.

Masih di area yang sama, pengunjung juga dapat melihat teks proklamasi, perintah kilat Jenderal Besar Soedirman dalam peperangan dengan Belanda di Yogyakarta, serta sejarah keterlibatan Soeharto dan peristiwa penentuan pendapat di Irian Barat (Papua). Ada pula foto dan video saat Soeharto berpidato dalam rangka pengunduran diri dari jabatan presiden.

Secara umum, Museum HM Soeharto terbagi menjadi lima tema, yakni kehidupan Soeharto, keterlibatan Soeharto dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, Tri Komando Rakyat (Trikora), Gerakan 30 September 1965/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI), dan masa pemerintahan Soeharto.

Di kompleks ini pula, pengunjung dapat menyaksikan jejak rumah masa kecil Soeharto berupa sumur yang terletak di pojok bagian belakang komplek museum.

Museum Gumuk Pasir Dok. Pemkab Bantul Museum Gumuk Pasir

Museum Gumuk Pasir
Museum Gumuk Pasir yang juga disebut Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) adalah museum yang menyuguhkan wahana ilmu pengetahuan tentang alam, khususnya terkait geomaritim dan Gumuk Pasir Barchan di Parangtritis.

Saat menginjakkan kaki di ruang audiovisual yang berada di lantai satu museum, pengunjung akan menyaksikan video interaktif tiga dimensi mengenai terjadinya gumuk pasir.

Masih di lantai yang sama, terdapat Zona Teras Yogyakarta. Di sini, pengunjung akan disuguhkan informasi seputar sumber daya kawasan pesisir dan geoekologi kepesisiran dan kemaritiman.

Ada pula Zona Antara, area berupa ruang video mapping yang menyuguhkan pengalaman ala kapal selam. Saat berada di area ini, pengunjung bisa merasakan sensasi seolah berada di dalam kapal selam.

Bagian dalam Museum Gumuk Pasir Dok. Pemkab Bantul Bagian dalam Museum Gumuk Pasir

Di lantai dua Museum Gumuk Pasir, pengunjung dapat melihat berbagai alat pemetaan, baik tradisional maupun modern. Berbagai jenis citra satelit juga tersaji dalam bentuk panel, poster, dan televisi layar sentuh. Ada pula simulator drone yang dapat dicoba oleh pengunjung secara gratis.

Selain memberikan banyak pengetahuan, museum ini juga menyuguhkan pemandangan eksotis kawasan pesisir selatan.

Setelah melewati lantai tiga yang berisi koleksi bertema gumuk pasir dan batuan vulkanis, pengunjung bisa melihat panorama pantai Parangtritis, Parangkusumo, Pantai Depok, dan laut lepas dari lantai empat.

Angin semilir yang bertiup di area tersebut akan menambah kenyamanan pengunjung saat memandangi hamparan gumuk pasir yang mirip dengan padang pasir jazirah Arab.

Untuk jam operasional, Museum Gumuk Pasir buka pada pukul 08.00-16.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), mulai dari Senin hingga Jumat. Sementara, kunjungan pada Sabtu atau Minggu, pengunjung harus melakukan reservasi terlebih dahulu.

Bagi masyarakat yang berencana berwisata ke Yogyakarta saat penerapan PPKM level empat selesai, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).

"Pada masa pandemi, semua objek wisata harus menerapkan prokes 5M, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta membatasi mobilitas. Tak terkecuali obyek wisata museum," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (1/8/2021).

Untuk memudahkan wisatawan berlibur ke Yogyakarta, masyarakat bisa mengunduh Aplikasi "JELAJAH BANTUL" atau "Visiting Jogja" yang tersedia di Google Playstore.

Kemudian, untuk meminimalkan kontak fisik, disarankan pengunjung melakukan metode pembayaran nontunai lewat aplikasi Quat yang juga bisa diunduh melalui Google Playstore.

Itulah dua destinasi wisata edukasi yang bisa kamu kunjungi saat tamasya ke Yogyakarta nanti. Mulai rencanakan liburanmu dari sekarang! 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com