Advertorial

Ekonomi Tumbuh 7,07 Persen, Himbara Semakin Optimistis Salurkan Kredit

Kompas.com - 05/08/2021, 20:26 WIB

KOMPAS.com – Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) optimistis dapat menyalurkan kredit di sisa 2021 untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Optimisme itu didukung capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 mencapai 3,31 persen dibandingkan triwulan I 2021 atau secara quarter to quarter (qtq).

Adapun secara year on year (yoy), pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 mencapai 7,07 persen. Capaian itu mengalami perbaikan dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2021 yang terkontraksi sebesar 0,71 persen secara tahunan.

Terkait hal itu, Ketua Himbara Sunarso yang juga Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengatakan, Himbara bersyukur Indonesia terlepas dari resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Ia mengungkapkan bahwa selama ini, Himbara telah menjadi mitra utama pemerintah dalam pengimplementasian program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Hingga Mei 2021, total penyaluran stimulus untuk PEN tercatat sebesar Rp 370,55 triliun kepada 51,77 juta penerima. Angka tersebut di luar restrukturisasi kredit.

Sementara itu, realisasi restrukturisasi kredit Himbara atas nasabah terdampak Covid-19 mencapai 3,43 juta nasabah dengan total baki debet sebesar Rp 411,14 triliun.

Dengan perbaikan ekonomi pada triwulan II 2021, Himbara semakin optimistis bahwa momentum pemulihan ekonomi semakin dekat.

Perbaikan kondisi ekonomi, kata dia, ditopang oleh pertumbuhan kredit perbankan yang menunjukkan tren perbaikan. Bahkan, untuk pertama kali, kinerja kredit tumbuh positif sekitar 0,6 persen secara tahunan (yoy) pada Juni 2021, yang sebelumnya selalu negatif selama 8 bulan berturut-turut sejak Oktober 2020.

Sebagai contoh, penyaluran kredit BRI, khususnya segmen mikro, yang tumbuh sebesar 17 persen secara tahunan.

“Pertumbuhan ekonomi ini sangat memberikan harapan ke depan. Ini menunjukkan pemulihan yang nyata, baik dari sisi permintaan maupun produksi, dan diharapkan menjadi titik balik pemulihan dan percepatan ekonomi ke depan. Momentum pemulihan ekonomi ini harus dijaga,” ujar Sunarso optimistis, seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (5/8/2021).

Faktor penopang pemilihan ekonomi

Optimisme Sunarso sangat beralasan. Menurutnya, ada beberapa faktor yang selama ini dijalankan pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi tersebut.

“Apresiasi kepada tim ekonomi pemerintah yang telah membuat berbagai kebijakan dan inisiatif sebagai percepatan pemulihan ekonomi nasional,” imbuhnya.

Beberapa faktor tersebut, antara lain, pertama program akselerasi vaksinasi yang masif. Kedua, dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat sehingga menopang pertumbuhan. Sunarso menyebut, dalam hal ini, pemerintah mendukung pemulihan ekonomi dengan berbagai kebijakan yang pro-growth dan pro-poor.

Ketiga, pemulihan ekonomi global mendorong sektor eksternal, yaitu ekspor yang lebih baik tahun ini. Keempat, keberhasilan menjaga iklim investasi yang berpeluang lebih tinggi pada 2021 sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

Kelima, pertumbuhan kredit perbankan nasional yang mulai positif. Capaian itu lebih baik dibandingkan tahun lalu yang tercatat negatif.

Dengan pola seperti itu, kata Sunarso, pertumbuhan kredit diyakini akan kembali tercatat positif hingga akhir 2021.

Terakhir, konsumsi masyarakat yang kembali rebound setelah pembukaan kembali ekonomi. Berdasarkan tracking pola belanja yang dilakukan oleh Himbara, terlihat masyarakat Indonesia semakin cepat melakukan penyesuaian belanja pasca-pemberlakuan pembatasan mobilitas.

Oleh karena itu, Sunarso optimistis, transaksi belanja akan kembali meningkat ketika kasus Covid-19 dapat diturunkan secara berkelanjutan. Juga jika pembatasan aktivitas ekonomi kembali dilonggarkan.

Dengan berbagai faktor-faktor tersebut, imbuh Sunarso, bank-bank Himbara meyakini bahwa pemulihan ekonomi Indonesia sudah terlihat dan dalam jalur yang benar.

“Saat ini, sudah terlihat cahaya terang di ujung lorong yang gelap. Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 adalah tanda dan modal yang sangat positif untuk kebangkitan Indonesia,” ujarnya menegaskan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar mengamini sejawatnya itu. Selaku anggota Himbara, pihaknya pun siap menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan program dan stimulus dari pemerintah.

Dengan capaian pertumbuhan ekonomi seperti yang telah dirilis BPS, Royke juga semakin optimistis penyaluran dan penyerapan kredit untuk mendukung pemulihan ekonomi di masyarakat pada paruh kedua 2021 akan semakin baik. Harapannya, hal itu akan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga serta daya beli masyarakat.

“Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan, terutama di segmen UMKM, menjadi salah satu sinyal dari pemulihan ekonomi nasional. Di sisi lain, pandemi ini turut mempercepat langkah perbankan untuk meningkatkan layanan digital. Tren positif pertumbuhan transaksi digital perbankan menandakan bahwa ekonomi masyarakat yang semakin berputar,” ujarnya.

Dari sisi masyarakat, Royke juga menyampaikan himbauan untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut merupakan salah satu upaya dalam mengawal pemulihan ekonomi nasional.

Selaras dengan pernyataan Royke, data BPS menyebut, menurut pengeluaran, 84,93 persen produk domestik bruto (PDB) pada triwulan II 2021 berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.

Sementara, menurut lapangan usaha, 64,85 persen PDB berasal dari industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

Terkait pertumbuhan ekonomi tersebut, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengatakan bahwa memprioritaskan penyaluran kredit untuk sektor-sektor usaha yang memiliki peran besar mengatrol pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan hal penting.

Di samping itu, kondisi perbankan di Indonesia cukup kuat dan stabil. Hal ini terlihat dari capital adequacy ratio (CAR) perbankan pada Mei 2021 mencapai 24,3 persen serta likuiditas perbankan yang juga tetap terjaga ample di level 82,77 persen per Mei 2021.

“Oleh karena itu, untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi, Bank Mandiri menumbuhkan penyaluran kredit. Bahkan, secara konsolidasi pada Juni 2021 naik 16,4 persen secara tahunan, termasuk pembiayaan ke segmen UMKM yang naik 20,1 persen,” tutur Darmawan secara terpisah.

Salah satu penopang penyaluran kredit tersebut adalah segmen wholesale Bank Mandiri yang tercatat tumbuh sebesar 7,13 persen menjadi Rp 534,2 triliun pada akhir Juni 2021.

Darmawan menambahkan, ruang pertumbuhan kredit di sepanjang 2021 masih cukup terbuka lantaran ditopang oleh potensi peningkatan dari sektor-sektor yang masih mencatat perbaikan, seperti telekomunikasi, pertanian, perkebunan dan jasa kesehatan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Haru Koesmahargyo mengaku siap mengawal pemulihan ekonomi nasional di sektor perumahan. Pasalnya, selama ini, sektor perumahan menjadi salah satu lokomotif dalam memulihkan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19.

Menurut Haru, momentum pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 yang sangat baik perlu dikawal oleh perbankan agar bisa memenuhi target pemerintah hingga akhir tahun ini.

“BTN konsisten untuk tetap fokus pada pembiayaan perumahan khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” jelas Haru.

Dia mengungkapkan, pertumbuhan sektor perumahan mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang terganggu pandemi Covid-19. Sebab, pertumbuhan sektor perumahan mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lainnya.

"Dengan pertumbuhan PDB tersebut, kami optimistis bahwa sektor riil, khususnya perumahan, akan terus tumbuh. Sektor perumahan memiliki multiplier effect terhadap 174 subsektor lainnya dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain, seperti jasa real estat, perdagangan, serta jasa keuangan dan perbankan,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com