Advertorial

Lawan Konten Negatif, Kemenkominfo Ajak Masyarakat Viralkan Unggahan Positif

Kompas.com - 12/08/2021, 09:09 WIB

KOMPAS.com – Hampir seluruh sendi dalam kehidupan manusia telah terpapar digitalisasi. Namun, perubahan ini masih belum sempurna karena tidak didukung kemampuan literasi digital. Padahal, di balik kebermanfaatannya, ranah digital juga sarat akan konten negatif.

Menurut komikus sekaligus ilustrator Muhammad Iqbal, serangan konten negatif bisa dilawan dengan memperbanyak unggahan-unggahan positif dan kreatif.

Hal tersebut ia sampaikan dalam webinar bertajuk "Konten Positif yang Siap Viral", Jumat (6/8/2021). 

Ia menjelaskan, ada dua jenis konten positif. Pertama, konten yang bersifat solutif alias memberikan jalan keluar atas suatu permasalahan. Kedua, konten inspiratif yang mendukung nilai personal.

Konten kreatif, lanjut Iqbal, dapat dimulai dari hobi. Agar konten viral, sang kreator harus memiliki pemikiran out of the box.

“Namun, tetap berada di jalur yang positif agar konten tersebut bermanfaat," terangnya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (10/8/2021).

Hal senada turut disampaikan influencer Ramadhinisar. Menurutnya, kreator konten mesti memahami sejauh mana kebermanfaatan konten yang akan dibuat dan diunggah ke media digital.

Sebagai selebritas Instagram (selebgram), Ramadhinisar membagikan kiat dalam membuat konten digital.

"Usahakan jangan takut dan malu saat membuat konten. Agar tidak gugup, sebaiknya tenangkan diri dengan menarik napas dalam-dalam, lalu buang. Kalaupun masih salah, tidak perlu khawatir. Jadikan kesalahan sebagai pembelajaran,” terangnya.

Di sisi lain, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Yanti Dwi Astuti mengatakan, kehadiran konten positif akan mengoptimalkan kebermanfaatan digitalisasi.

"Konten positif adalah konten-konten yang bermuatan informasi untuk mengedukasi dan menginspirasi masyarakat ke arah kebaikan," ujar Yanti yang juga merupakan anggota Jaringan Peduli Literasi Digital (Japelidi).

Perkuat literasi digital

Selain menebar konten positif, literasi digital juga perlu diperkuat. Untuk diketahui, literasi digital merupakan kecakapan dalam menggunakan teknologi dan media digital secara komprehensif.

Dengan kata lain, pengguna tidak hanya mampu mengoperasikan perangkat teknologi digital, tapi juga paham cara bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Terlebih, di tengah kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk.

Dosen Magister Administrasi Publik (MAP) Universitas Ngurah Rai, Nyoman Diah Utari Dewi, mengatakan bahwa menghormati keragaman budaya merupakan bentuk sopan santun serta menghargai satu sama lain.

“Selain itu, menghormati orang lain merupakan upaya dalam menghindari perundungan,” ujarnya.

Yanti mengatakan, literasi digital bermanfaat dalam memudahkan komunikasi dan pencarian informasi. Namun, ranah digital juga dipenuhi dengan hal-hal negatif, seperti hoaks, pornografi, dan penipuan.

“Jika pengguna menemukan konten negatif, tinggalkan saja konten tersebut. Jangan pernah like dan share konten seperti itu. Selain berbahaya, aksi tersebut akan merusak algoritma media sosial pribadi. Apabila ada konten yang berbau SARA dan hoaks, sebaiknya adukan ke polisi siber," jelas Yanti.

Untuk diketahui, webinar bertajuk “Konten Positif yang Siap Viral” merupakan salah satu rangkaian webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bersama Japelidi serta Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital.

Acara yang diselenggarakan bagi masyarakat Tangerang, Banten, itu merupakan upaya Kemenkominfo dalam menyosialisasikan Seri Modul Literasi Digital sebagai bagian dari program Literasi Digital Nasional yang diinisiasi pemerintah.

Ada empat tema besar yang dibahas dalam Seri Modul Literasi Digital, yaitu Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.

Webinar Indonesia #MakinCakapDigital ditargetkan menyerap 12,5 juta partisipan. Karena itu, Kemenkominfo berharap, seluruh elemen masyarakat mau ikut serta dalam acara tersebut. Dengan begitu, literasi digital dapat terwujud di Indonesia. 

Sebagai informasi, kegiatan tersebut terbuka untuk umum. Jadi, bagi siapa saja yang ingin memahami literasi digital dapat mengikuti acara tersebut melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com