Advertorial

Pertamina Kembali Temukan Cadangan Migas di WK OSE

Kompas.com - 18/08/2021, 12:54 WIB

KOMPAS.com – Anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), berhasil menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi Fanny-2 dengan status sebagai sumur penemu minyak dan gas(migas) bumi (oil and gas discovery).

Direktur Eksplorasi Subholding Upstream Medi Kurniawan mengatakan, penemuan migas dari sumur Fanny-2 adalah bukti bahwa ide dan semangat baru dalam mengerjakan lapangan tua (brown field), seperti blok OSES, dapat memberikan hasil yang positif.

“Selamat untuk PHE OSES, khususnya tim eksplorasi. Tetap semangat untuk discovery sumur berikutnya,” ujar Medi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (18/8/2021).

Sebagai informasi, sumur Fanny-2 ditajak pada Sabtu (13/3/2021) dan diselesaikan (rig release) pada Kamis (24/6/2021). Pengeboran sumur Fanny-2 bertujuan untuk mengonfirmasi besaran sumber daya migas di struktur Fanny.

Sumur tersebut menemukan migas pada lapisan batu pasir Formasi Talang Akar dengan hasil uji produksi pada lapisan lower zelda layer 44 (DST#2) mengalirkan gas sebesar 4.95 miliar standar kaki kubik (MMSCFD) dan kondensat sebesar 241 barrels oil per day (BCPD) pada bukaan choke 28/64.

Selain itu, terdapat pula minyak dari hasil proses sirkulasi ke permukaan pada lapisan middle zelda di DST#3.

Medi menjelaskan, pengeboran sumur Fanny-2 merupakan implementasi strategi regional pasca-restrukturisasi untuk akselerasi pengembangan undeveloped resources di area Angel Cluster.

Sumur baru tersebut berada di Distrik Central Business Unit (CBU) Blok OSES. Tepatnya, berada di area Kompleks Eksplorasi Angel Cluster yang berjarak sekitar 2 kilometer (km) sebelah barat Pulau Sebira, Kepulauan Seribu.

Secara khusus, Angel Cluster merupakan area prioritas eksplorasi. Sebab, pada area tersebut terdapat beberapa struktur temuan migas yang masih membutuhkan data tambahan untuk pengembangan lapangan.

Sumur Fanny-2 diharapkan dapat segera berkontribusi dalam menunjang produksi yang berkelanjutan di Wilayah Kerja (WK) PHE OSES. Sumur ini juga diharapkan dapat mendukung target produksi nasional minyak sebesar 1 juta barrel per hari dan gas sebesar 12 MMSCFD per hari pada 2030.

Hal tersebut, kata Medi, menunjukkan bahwa pasca-restrukturisasi PT Pertamina (Persero) dengan pembentukan subholding selama setahun telah memberikan manfaat positif dengan operasional yang terintegrasi.

 “Discovery sumur Fanny-2 diharapkan dapat diikuti oleh keberhasilan pengeboran sumur-sumur eksplorasi berikutnya. Masih ada tiga prospek di area Angel Cluster yang akan diakselerasi proses bisnisnya yaitu Nani, Villani, dan Tati untuk dieksekusi pemborannya pada 2022-2023,” ujar Medi.

Menurut VP Eksplorasi Regional Jawa Muharram Jaya Panguriseng, penuntasan eksplorasi di Angel Cluster menjadi salah satu prioritas Regional Jawa.

“Tujuannya, agar undeveloped resources di area tersebut dapat segera dimonetisasi dan memberikan kontribusi produksi migas pada PHE OSES serta Subholding Upstream Pertamina pada umumnya,” kata Muharram.

Ia mengatakan, dengan adanya dukungan dari segenap stakeholder di Zona 6, baik di regional Jawa maupun di subholding upstream keseluruhan operasi pengeboran ini dapat diselesaikan dengan baik dalam waktu 109 hari dengan zero lost time injury (LTI).

Selain itu, pengeboran dapat terlaksana dengan lancar di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih tinggi. Terlebih, tidak ada kasus Covid-19 baru pada kegiatan tersebut.

Hal itu membuktikan bahwa dengan perencanaan dan mitigasi yang baik, operasi lapangan dengan kategori high risk masih dapat dilaksanakan dengan kontrol yang tepat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com