Advertorial

Berkat Kinerja Apik, Pertamina Berhasil Tembus Pasar Mancanegara

Kompas.com - 18/08/2021, 14:15 WIB

KOMPAS.com – PT Pertamina terus berupaya menorehkan kinerja apik dengan melebarkan sayap bisnis hingga mancanegara. Belum lama ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut berhasil menjadi satu-satunya perusahaan asal Indonesia yang masuk ke dalam daftar Fortune Global 500 2021 di posisi 287.

Selain menjadi kado manis bagi Indonesia yang tengah merayakan momen Hari Kemerdekaan ke-76, pencapaian tersebut juga selaras dengan harapan Menteri BUMN Erick Thohir yang menginginkan agar banyak perusahaan milik negara menjadi preferensi global.

Lewat siaran pers pada Selasa (3/8/2021), Erick mengatakan, keberhasilan Pertamina tersebut menjadi bukti berjalannya pembenahan organisasi perusahaan.

"Saya yakin kinerja Pertamina (bisa) lebih baik lagi. Frame Pertamina adalah mesti bersaing dengan kompetitor di level dunia. Pertamina sudah memiliki segala syarat, baik kualitas maupun kapabilitas, sebagai penunjang salah satu perusahaan besar dunia " ujar Erick.

Pertamina di kancah internasional

Dari segi bisnis, kiprah Pertamina di kancah global dilakukan melalui beberapa kegiatan, mulai dari hulu minyak dan gas (migas), ekspor dan penjualan produk, sampai kerja sama perkapalan.

Lewat PT Pertamina Internasional EP (PIEP), Pertamina berhasil mengakuisisi dan mengelola lapangan migas overseas, serta mencari sumber migas di berbagai negara. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan migas domestik dan mendukung ketahanan energi nasional.

Hingga saat ini, Pertamina telah memiliki aset lapangan migas luar negeri yang tersebar di 13 negara. Lapangan migas itu berada di Aljazair, Malaysia, Irak, Kanada, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Angola, dan Venezuela.

Pejabat Sementara (Pjs) Senior Vice President (SVP) Corporate Communication and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, PIEP telah berkontribusi sebanyak 49,9 juta barrel minyak atau setara dengan 2,8 miliar dollar Amerika Serikat.

Minyak tersebut, lanjut Fajriyah, dikirimkan ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus berkontribusi terhadap perbaikan neraca pembayaran Indonesia (current account deficit).

“Total, 76 persen hasil minyak dari luar negeri diupayakan dikirim ke kilang domestik untuk mendukung ketahanan energi nasional. Kontribusi terbesar minyak berasal dari tiga aset di Algeria, Malaysia, dan Irak,” terangnya.

Pada saat bersamaan, Pertamina melalui Pertamina International Marketing & Distribution Pte Ltd (PIMD) juga memperluas ekspor produk unggulan ke pasar global. Produk tersebut antara lain Avtur, MFO, DCO, HVR-1, LCO, dan Paraxylene.

“Sepanjang Januari-Juni 2021, volume penjualan produk Pertamina di pasar ekspor mencapai 3.999 MT dengan nilai 1,9 miliar dollar AS. Revenue PIMD didukung oleh tren harga produk yang meningkat selaras dengan peningkatan harga minyak dan volume penjualan,” ujar Fajriyah.

Di bisnis pelumas, PT Pertamina Lubricant (PTPL) juga semakin menguatkan posisinya di pasar dunia. Saat ini, ekspor pelumas Pertamina sudah tembus ke 14 negara, dengan pasar terbesar berada di benua Asia, Afrika, dan Australia.

Pergerakan bisnis Pertamina sebagai global player pun ditunjukkan Pertamina International Shipping (PIS). Sebelas armada kapal PIS berlabuh dan bersandar di pelabuhan internasional. Bahkan, tiga di antaranya berhasil memperoleh Certificate of Compliance dari United States of America Coast Guard.

Di tengah pandemi Covid-19, Pertama berhasil meresmikan very large crude carrier (VLCC) Pertamina Pride dan Pertamina Prime, serta bekerja sama dengan anak usaha Petronas Group, yaitu Petco Trading Labuan Company Limited (PTLCL).

Dengan kinerja laba bersih mencapai 127 persen dari target semester ini, PIS terus memberikan layanan terbaik sebagai integrated marine logistics company yang dipercaya di pasar internasional.

"Gencarnya inovasi bisnis Pertamina di pasar dunia, serta kinerja positif, tidak terlepas dari restrukturisasi yang berjalan baik sampai saat ini. Karena itu, seluruh subholding dan anak perusahaan berhasil fokus menjalankan bisnis dan lebih fleksibel dalam pengembangan usaha,” ucap Fajriyah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com