Advertorial

Gairahkan Sektor Wisata, PB PON XX Papua Bidang Sosbud Luncurkan Aplikasi Papua Tourism dan Gerai Honai Papua

Kompas.com - 19/08/2021, 10:01 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com - Untuk mendukung dan menyukseskan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 yang bakal digelar pada 2-15 Oktober 2021, Panitia Besar (PB) PON XX Papua Bidang Sosial Budaya (Sosbud) meluncurkan aplikasi Papua Tourism dan Gerai Honai Papua secara daring, Rabu (18/8/2021).

Sebagai informasi, penyelenggaraan PON berlangsung di empat klaster, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.

Koordinator Bidang Sosbud PB PON XX Papua Septinus Saa mengatakan, aplikasi Papua Tourism merupakan salah satu sarana untuk mempromosikan destinasi wisata secara digital.

"Aplikasi khusus wisata Papua Tourism ini untuk mengakomodasi berbagai informasi seputar destinasi-destinasi wisata dan potensi yang dimiliki Papua," ujar Septinus dalam acara tersebut.

Septinus menjelaskan, pengadaan aplikasi wisata Papua Tourism sejalan dengan mandat Presiden Joko Widodo yang berpesan bahwa PON XX harus berdampak positif bagi perekonomian masyarakat Papua, khususnya di tengah pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, konten digital yang tersedia di aplikasi tersebut mencakup obyek wisata yang ada pada empat klaster pariwisata yang berkaitan dengan penyelenggaraan PON XX Papua, yakni wisata alam, budaya, sejarah, maupun lingkungan.

Septinus juga menuturkan bahwa platform wisata itu juga akan berfungsi sebagai e-commerce penjualan produk-produk lokal Papua secara online. Semua produk, seperti noken, ukiran, lukisan kulit kayu, gerabah, hingga kuliner khas Papua, dijual melalui platform Gerai Honai Papua.

“Kedua program tersebut adalah hasil identifikasi dan inventarisasi potensi budaya serta obyek wisata yang berada di empat klaster PON XX Papua, termasuk dua wilayah penyangga, yakni Biak Numfor dan Jayawijaya,” jelas Septianus.

Sementara itu, antropolog sekaligus Sub-Koordinator Pameran dan Pentas Seni Budaya PON XX Papua Enrico Yory Kondologit mengatakan, sudah saatnya potensi Papua dieksplorasi dan dipromosikan secara masif.

Enrico mengungkapkan, selama ini Papua hanya diidentikan dengan Raja Ampat dan Suku Asmat. Padahal, menurut dia, kekayaan dan potensi Papua lebih dari itu.

“Bicara soal Papua, ada dua hal yang dibayangkan, yaitu pesona alam dan kemajemukan suku. Dari Sorong sampai Merauke teridentifikasi 250 suku bangsa. Sementara, dari segi bahasa terdapat lebih kurang 270 bahasa. Ini potensi yang patut dibanggakan dan dipromosikan,” terangnya.

-Dok. Humas Pemprov Papua -

Oleh karena itu, lanjut Enrico, PON XX Papua merupakan momentum yang tepat untuk mengajak masyarakat luas agar mengenal Papua lebih dekat.

Melalui aplikasi Papua Tourism, imbuh Enrico, wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah menggali berbagai informasi terkait destinasi wisata dan potensi lainnya.

“(Potensi) ini perlu disebarluaskan melalui media-media digital untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Papua,” jelasnya.

Kolaborasi dengan pengembang aplikasi

Sejauh ini, PB PON XX Papua 2021 Bidang Sosbud berupaya untuk melestarikan ragam potensi yang ada di Papua. Untuk pengembangan aplikasi Papua Tourism dan media sosial wisata Papua, pihaknya turut menggandeng perusahaan digital marketing, Jagogo Net

CEO dan Founder Jagogo Net Panca Maulana Firdaus dalam kesempatan sama menuturkan sambutan positif menerima ajakan PB PON XX Papua 2021 Bidang Sosbud untuk mempromosikan potensi wisata Papua secara digital.

“Kami semangat untuk mengeksplorasi keunikan pariwisata dan kebudayaan Papua sekaligus menyebarluaskan kepada masyarakat luas," kata Firdaus.

Firdaus mengatakan, di dalam aplikasi Papua Tourism terdapat berbagai kanal. Dua diantaranya ialah fitur Nearby dan Papua Terkini yang menyajikan informasi seputar obyek wisata terdekat dari lokasi pengguna berada.

Ke depan, lanjut Firdaus, pihaknya secara berkala terus mengisi maupun memperbarui konten-konten wisata yang ada di aplikasi. Dengan demikian, pengguna mendapatkan beragam informasi terkini seputar wisata Papua.

“Aplikasi Papua Tourism ini tersedia dan bisa diunduh, baik di (gadget berbasis) Android maupun iOS,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Papua sekaligus perwakilan klaster penyelenggara, Joko Sunaryo, menilai bahwa kolaborasi tersebut merupakan langkah luar biasa yang dilakukan PB PON XX Papua 2021 Bidang Sosbud.

Ia berharap, melalui aplikasi Papua Tourism dan gelaran PON XX Papua, sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat di empat klaster tersebut merasakan dampaknya secara signifikan.

Pada kesempatan tersebut, Joko berpesan untuk memasukkan destinasi wisata potensial pada aplikasi tersebut. Mulai dari Danau Sentani, Tugu MacArthur, Pantai Amai, Pantai Harlem, kawasan wisata bird watching, Bukit Teletubies, hingga Tugu Yamagata harus ada di dalamnya.

“Selain itu, perlu ditambahkan pula fitur payment yang berisi paket wisata Papua. Dengan demikian, wisatawan bisa langsung memesan paket wisata Papua dari aplikasi tersebut,” tambahnya

Dengan begitu, lanjut Joko, pariwisata di Papua dan Indonesia pun bisa kembali bergairah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau