Advertorial

Ini Alasan Mengapa Bunga Pinjol Lebih Tinggi

Kompas.com - 23/08/2021, 20:10 WIB

KOMPAS.com – Beberapa tahun belakangan, mendapatkan pinjaman dana tidaklah serumit dahulu. Sebab, pengajuan pinjaman dana tak melulu mengajukan pinjaman ke bank. Saat ini, ada sarana yang lebih mudah, yaitu melalui financial technology (fintech) peer to peer (P2P) lending atau biasa disebut pinjaman online (pinjol). 

Keberadaan pinjol sudah dikenal dan menggiurkan bagi banyak orang. Hal tersebut karena siapa pun bisa mendapatkan pinjaman online.

Berbeda dengan pengajuan dana ke bank yang memiliki banyak persyaratan dan prosesnya lama, proses pada pinjol cenderung mudah dan cepat. Tak heran, sistem pinjaman tersebut semakin digandrungi masyarakat. 

Sayangnya, di balik kemudahan yang ditawarkan, suku bunga yang diberikan pinjol sedikit lebih tinggi dibandingkan layanan kredit bank. Mengapa demikian? Berikut alasannya.

  1. Tingginya risiko kerugian akibat kredit macet
    Pemberi layanan pinjol punya risiko menanggung kerugian akibat macetnya kredit nasabah. Ini merupakan alasan pertama mengapa bunga pinjol tinggi. Terlebih, sumber dana yang digunakan fintech lending berasal dari investor, baik dari perusahaan maupun perorangan.

    Jika Anda berinvestasi atau memberikan pendanaan ke salah satu perusahaan fintech lending, maka perusahaan akan menyalurkan dana tersebut kepada peminjam atau borrower

    Jika ternyata peminjam berbuat curang, nakal, terjadi gagal bayar, atau kredit macet, perusahaan fintech tersebut wajib menanggung kerugian.

    Di sisi lain, perusahaan fintech juga masih memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana investasi pokok, termasuk membayar imbal hasil kepada investor. Karena itulah, wajar jika perusahaan fintech P2P lending mematok suku bunga yang lebih tinggi.

  2. Syarat dan proses pengajuan mudah
    Untuk mengajukan pinjol terbaik dan tepercaya, Anda hanya memerlukan KTP dan rekening atas nama pribadi. Anda cukup melakukan pendaftaran akun dan melampirkan dokumen-dokumen tersebut, tanpa proses yang ribet dan panjang

  3. Proses pencairan cepat
    Pada pinjol, dana pinjaman bisa langsung diterima dan digunakan oleh peminjam dalam rentang waktu satu hari. Jadi, tak perlu menunggu sampai batas waktu tertentu.

    Bahkan, sejumlah fintech P2P lending menawarkan pencairan dana hanya dalam waktu hitungan menit saja. Hal ini tentu membuat calon nasabah yang memang sudah terdesak menjadi terbantu.

  4. Nominal pinjaman
    Nilai pinjaman akan memengaruhi besaran bunga pada pinjol. Semakin besar nominal pinjaman, bunga yang dibebankan juga semakin tinggi. Bunga untuk nominal pinjaman sebesar Rp 500.000 dengan Rp 5 juta atau Rp 10 juta, misalnya, tentu akan berbeda.

    Bagi perusahaan pinjol, semakin besar nominal yang dipinjam maka semakin besar pula risiko yang ditanggung oleh pihaknya.

  5. Jangka waktu pinjaman atau tenor yang singkat

    Secara umum, pinjol memberikan jangka waktu atau tenor pinjaman yang cukup singkat. Hal ini karena plafon pinjaman yang ditawarkan tidak sebesar pinjaman di bank konvensional.

    Jangka waktu pinjaman yang singkat tersebut membuat tingkat suku bunga jadi lebih tinggi dibandingkan pinjaman dengan jangka waktu panjang di bank konvensional.

  6. Tidak adanya jaminan apa pun
    Umumnya, ketika mengajukan pinjaman, pihak pemberi kredit akan memiliki syarat berupa jaminan barang atau dokumen berharga sebagai agunan. Misalnya saja, sertifikat rumah, sertifikat tanah, BPKB motor atau mobil, emas, dan barang berharga yang lain.

    Namun, tidak demikian dengan pinjol. Anda tidak akan diminta untuk memberikan jaminan atau uang muka untuk mendapatkan dana pinjaman.

    Kemudahan dan kepraktisan tersebut yang menjadi alasan terakhir mengapa bunga pinjol lebih tinggi jika dibandingkan pinjaman konvensional.

Dengan alasan tersebut, bisa dipastikan bahwa bunga yang diberikan pinjol cukup tinggi. Maka dari itu, jika harus meminjam dari pinjol, gunakan dana tersebut untuk sesuatu yang produktif. 

Sebaiknya, gunakan dana pinjaman untuk mendukung kegiatan usaha, menambah modal, biaya rumah sakit, atau sekolah anak. 

Jika untuk belanja kebutuhan fesyen atau sekadar memenuhi keinginan untuk pamer dan hura-hura, lebih baik urungkan niat meminjam dana melalui pinjol.

Kemudian, pinjamlah dengan plafon yang sesuai kemampuan finansial. Sebab, nantinya Anda juga yang wajib membayar cicilan sampai lunas.

Satu hal lagi yang tak kalah penting, sebelum mengajukan pinjaman uang online, bacalah isi kontrak perjanjian dengan teliti. Jangan lupa, cek biaya lainnya, seperti biaya admin dan denda keterlambatan. 

Pastikan juga perusahaan pinjol yang dipilih memang resmi terdaftar dan berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi, jangan sampai terjerat pinjol bodong yang justru menyengsarakan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com