Advertorial

Jadi Bagian Sejarah Sepak Bola Nasional, BRI Liga 1 Resmi Dimulai

Kompas.com - 28/08/2021, 11:54 WIB

KOMPAS.com – Perhelatan kasta kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia yang digelar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI, BRI Liga 1, resmi bergulir hari ini, Sabtu (28/8/2021).

Pertandingan tersebut ditandai dengan kick off pertandingan antara Bali United dan Persik Kediri di era baru industri sepak bola nasional di masa pandemi.

Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso mengatakan, pihaknya sebagai title sponsor sangat antusias dan optimis atas bergulirnya kompetisi BRI Liga 1.

“Kita semua harus punya optimisme yang tinggi dalam menyambut BRI Liga 1. Saat ini dunia sedang mencari cara untuk bisa keluar dari tekanan pandemi,” kata Sunarso dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu.

Ia melanjutkan, ada dua hal yang bisa dilakukan untuk keluar dari tekanan pandemi. Pertama, penguatan ketahanan kesehatan melalui vaksinasi dan penerapan kesehatan. Kedua, pemulihan ekonomi yang terpuruk.

“Kompetisi yang berjalan ini (Liga 1) tentunya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat sehingga industri sepak bola kembali bangkit dan (diharapkan dapat) memulihkan perekonomian,” tambah Sunarso.

Adapun pelaksanaan BRI Liga 1 akan memakai format bubble to bubble, tanpa kehadiran suporter, dan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Pada tahap kompetisi sepak bola tersebut, BRI akan menggelar tiga pertandingan selama 27-29 Agustus 2021 untuk selanjutnya akan dievaluasi bagaimana jalannya pertandingan.

Sunarso menjelaskan, bergulirnya kembali kompetisi BRI Liga 1 juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Hasil survei dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyatakan, kompetisi liga Indonesia yang berhenti selama setahun telah menyebabkan kerugian mencapai Rp 2,7 triliun hingga Rp 3 triliun.

Sunaro juga berharap, bergulirnya kembali kompetisi BRI Liga 1 akan mempermudah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memilih pemain tim nasional. Dengan begitu, mampu mengangkat prestasi sepak bola Indonesia di kancah global.

“Untuk menciptakan kesinambungan dan meningkatkan prestasi sepak bola nasional, Indonesia harus memiliki kompetisi yang sehat sehingga liga memang harus bergulir. Tidak hanya itu, kita harus punya visi, tim juara harus dibangun dan dipersiapkan dari jauh hari,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sunarso mengungkapkan bahwa tim juara perlu dibangun dan tidak dapat dilakukan dengan cara-cara instan.

Ia mencontohkan, ada satu negara di Asia yang menetapkan visinya ingin menjadi juara piala dunia pada 2050. Untuk membangun tim tersebut, tentu harus dimulai sejak dini.

Pasalnya, atlet atau pemain sepak bola yang akan bermain pada piala dunia 2050 diproyeksikan berusia produktif sekitar 25 tahun pada masa itu. Artinya atlet yang dirancang untuk menjadi juara dunia tersebut saat ini belum dilahirkan.

“Dari contoh tersebut, untuk menjadi berprestasi di pentas dunia memerlukan visi yang sudah jauh-jauh waktu dibangun dan dipersiapkan. Pembangunan dan persiapan dalam mewujudkan visi juara memerlukan beragam proses, seperti pembentukan fisik, karakter, keterampilan, hingga tingkat kecerdasaan pemain atau atlet,” papar Sunarso.

Ia menambahkan, kembalinya BRI Liga 1 tentu menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia.

“Dengan turut mengambil peran sebagai title sponsor, maka BRI akan menjadi bagian sejarah baru olahraga nasional sebagai kompetisi yang berjalan di tengah pandemi Covid-19,” ujar Sunarso.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau