Advertorial

Kinerja Himbara Positif, BRI Optimistis Ekonomi Nasional Akan Pulih

Kompas.com - 04/09/2021, 11:38 WIB

KOMPAS.com -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyatakan optimistis menatap semester II 2021. Optimisme BRI didasari oleh rekam jejak kinerja BRI dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada semester pertama 2021. Meski pandemi menghambat laju ekonomi, baik BRI maupun Himbara mampu menunjukkan kinerja positif.

Direktur Utama BRI yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Himbara Sunarso menyatakan bahwa kinerja positif Himbara didorong oleh kebijakan pemerintah yang tepat dalam merespons krisis akibat pandemi Covid-19.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam konferensi Himbara dengan tema “Optimisme Kinerja Himbara Menghadapi Semester II Tahun 2021” yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (2/9/2021).

“Dalam kondisi menghadapi krisis, aset yang bank-bank milik negara secara kumulatif hingga Juni 2021 tumbuh 7,7 persen menjadi Rp 3.904,30 triliun. Aset tersebut tersalurkan dalam bentuk kredit senilai Rp 2.552,9 triliun,” kata Sunarso menurut rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (4/9/2021).

Penyaluran kredit Himbara, papar Sunarso, juga tumbuh sebesar 5,4 persen. Penghimpunan dana masyarakat naik 8,7 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp 2.948,78 triliun. Sementara itu, nonperforming loan (NPL) terkelola cukup ideal di kisaran 3 persen.

Kemudian, empat bank yang tergabung dalam Himbara juga berhasil membukukan laba kumulatif Rp 29,9 triliun atau tumbuh 18,4 persen hingga paruh pertama 2021.

Untuk BRI, Sunarso menjelaskan bahwa khusus bisnis bank saja tedapat pertumbuhan aset 7,8 persen YoY, pinjaman 5,0 persen YoY, dan dana pihak ketiga tumbuh 6,5 persen per Juni 2021.

“Untuk laba (keseluruhan) bahkan tumbuh 22 persen mencapai Rp 12,45 triliun,” tambahnya.

Sunarso mengakui bahwa selama pandemi Covid-19 pasar dan bisnis perbankan sedang tidak dalam kondisi optimal. Oleh sebab itu, Himbara mengapresiasi berbagai stimulus yang diberikan pemerintah untuk membuat ekonomi kembali menggeliat.

“Himbara ada di belakangnya (pemerintah). Artinya, perekonomian digerakkan stimulus dan Himbara bisnisnya follow stimulus,” kata Sunarso.

Sunarso menambahkan bagaimana Himbara dalam menghadapi krisis akibat pandemi ini adalah dengan memprioritaskan keberlanjutan usaha.

“Kalau dalam situasi normal kita maunya menang 3-0. Pertama likuiditas. Kedua kita jaga kualitas karena menyangkut sustainability pertumbuhan. Dan yang terakhir profitabilitas. Tapi di kondisi yang sangat menantang ini kita tidak boleh kalah, tetap menang namun dengan skor yang lebih tipis 2-1,” ujarnya.

Lebih lanjut ia berkata, profitabilitas Himbara boleh saja turun, tetapi likuiditas dan kualitas harus tetap terjaga.

Kebijakan PEN bagi perbankan

Pada 2021, alokasi pemulihan ekonomi nasional (PEN) sudah mencapai Rp 744,6 triliun. Selain itu, pemerintah juga menerapkan kebijakan PEN bagi bank.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) No 70 tentang Penempatan Uang Negara Pada Bank Umum Dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pemerintah, melalui PMK tersebut menempatkan depositonya di 4 bank Himbara.

Penempatan uang negara di empat bank tersebut mencapai Rp 10 triliun. Kemudian, bank menyalurkan kredit tiga kali lipat atau sebesar Rp 30 triliun kepada nasabah. Penyaluran sudah dilakukan kepada 1,9 juta nasabah dengan nominal mencapai Rp 234 triliun.

Namun, Sunarso mengatakan bahwa penyaluran kredit tidak mencakup Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM). BPUM tidak masuk neraca bank meski disalurkan melalui bank Himbara.

“Penyaluran BPUM oleh Himbara sampai dengan Juli 2021 telah mencapai Rp 11,63 triliun dengan jumlah penerima manfaat mencapai 9,7 juta orang. Dari angka tersebut Rp 9,03 triliun kepada 7,5 juta penerima disalurkan oleh BRI,” jelasnya.

Hingga Juli 2021, realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) oleh Himbara juga telah mencapai angka yang baik. Pada periode tersebut, Himbara telah menyalurkan KUR sebesar Rp 137,5 triliun atau 53,44 persen dari total kuota KUR.

Dari total penyaluran tersebut, BRI telah menyalurkan sebesar Rp 97,8 triliun atau mencapai lebih dari 70 persen total penyaluran KUR nasional.

Kemudian Himbara juga telah menyalurkan Bansos, baik program sembako dan program keluarga harapan (PKH). Hal tersebut, kata Sunarso, juga menjadi stimulus bagi perekonomian.

Sebagai informasi, BUMN melalui Himbara melakukan penyaluran Program Sembako kepada sekitar 15,9 juta penerima bantuan dengan total nominal mencapai Rp 27,3 triliun. Sementara, PKH disalurkan kepada sekitar 10,4 juta penerima bantuan dengan total nominal Rp 20,04 triliun.

“Transaksi per 31 Agustus 2021 untuk Program Sembako tahap 1 sampai dengan 6 adalah 96,98 persen, tahap 7 sampai 9 87,80 persen, dan PKH 98,22 persen,” jelas Sunarso.

Sunarso mengungkapkan bahwa pihaknya optimistis ekonomi dapat lebih berputar di sisa tahun ini dengan dorongan stimulus dan beragam bantuan pemerintah. Pihaknya pun optimistis BRI mampu menjaga kinerja tetap positif hingga akhir tahun.

Ia menyatakan, BRI juga siap untuk terus mendukung iklim bisnis agar menguat. Tentunya, hal tersebut dilakukan dengan penerapan risk management yang baik dan tepat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com