Advertorial

Strategi Bisnis Mumpuni Antarkan 2 UMKM Lokal ini Sukses Menembus Pasar

Kompas.com - 06/09/2021, 12:57 WIB

KOMPAS.com – Ketepatan membidik target pasar dan jalinan komunikasi dua arah antara produsen dan konsumen menjadi kunci keberlangsungan sebuah usaha.

Hal itu telah dibuktikan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) asal Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), Fauzi Yunianto dalam menjalankan usaha kuliner Brownies Cinta.

Namun, diakuinya butuh waktu yang tidak sebentar bagi Brownies Cinta untuk menemukan kepastian target pasarnya.

Dalam tayangan serial mini Petualangan Brilian The Series yang disiarkan di Kompas TV, Senin (6/9/2021), Fauzi mengisahkan awal berdirinya Brownies Cinta.

Awalnya, Brownies Cinta menyasar anak muda usia sekolah sebagai target pasar. Pemilihan target tersebut disesuaikan dengan nama brand yang diusungnya. Menurut Fauzi, dunia anak muda yang sarat akan romansa.

Rupanya, strategi tersebut salah. Sebab, target pasar yang dituju tidak dapat berkontribusi terhadap penjualan Brownies Cinta. Fauzi lantas kembali memutar otak untuk menentukan kembali target pasarnya.

Usai melewati banyak trial and error selama lima tahun, Brownies Cinta akhirnya menemukan pasar sebenarnya. Ketika itu, masyarakat setempat sedang gandrung-gandrungnya menggelar hajatan. Sejak itu pula,Brownies Cinta menerima banyak pesanan.

Sembari melayani pesanan yang masuk, Fauzi menyempatkan diri untuk menganalisis data konsumen yang saat itu menjadi pemesan Brownies Cinta.

“Saya petakan daftar pelanggan untuk mengidentifikasi target pasar. Ternyata, rata-rata konsumen Brownies Cinta adalah kaum ibu-ibu,” ungkapnya.

Temuan tersebut turut mengubah strategi pemasaran Brownies Cinta secara keseluruhan. Fauzi lebih gencar melakukan promosi ke komunitas atau organisasi kewanitaan, seperti Dharma Wanita dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Jadi kami langsung melakukan promosi sesuai dengan target market yang dituju. Kami berikan tester dan promo khusus supaya lebih menarik perhatian. Alhamdulillah, banyak penjualan dari situ,” tuturnya.

Aktivitis brand lokal Aries Adenata menilai langkah yang diambil Fauzi tepat. Evaluasi pasar secara terus-menerus penting dilakukan untuk menentukan brand positioning dan strategi pengembangan usaha ke depan.

“Brownies Cinta mengevaluasi pasar setiap satu sampai dua tahun. Setelah lima tahun, barulah pemilik usaha memahami brand positioning usaha yang dijalankan. Alhasil, kini mereka tinggal merawat target pasar,” jelas Aries.

Untuk merawat target pasar yang telah didapat, Fauzi terus melakukan pembenahan dari segala aspek. Salah satunya, membuka akses kritik dan saran untuk mengetahui keinginan konsumen.

“Kami bertanya kepada mereka (pelanggan) terkait hal-hal yang mereka inginkan. Contohnya, varian brownies pandan dan brownies hitam putih milik kami itu merupakan masukan dari pelanggan. Jadi, masukan sekecil apa pun akan kami terima,” terangnya. 

Menurut aktivis brand Arto Briantoro, selain identifikasi pasar, komunikasi dua arah seperti yang dilakukan Fauzi, juga menjadi cara efektif dalam merawat target pasar. Sebab, kedua hal tersebut merupakan strategi bisnis yang telah dilakukan oleh banyak pelaku usaha.

Promosi, kata Arto, memang bagian dari komunikasi. Namun, hal yang sering dilupakan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah bagaimana menciptakan komunikasi itu menjadi dua arah.

“Lakukan riset pasar seperti yang dilakukan Fauzi untuk Brownies Cinta. Temui konsumen dan bangun komunikasi dua arah,” imbuhnya. 

Pemilik usaha Roti Ganep Cecilia Maria Purnadi (depan) dan Direktur Roti Ganep Laurensia Liona (belakang). Dok. Youtube/Kompas TV Pemilik usaha Roti Ganep Cecilia Maria Purnadi (depan) dan Direktur Roti Ganep Laurensia Liona (belakang).

Strategi bisnis yang adaptif

Tidak hanya menentukan target pasar, pelaku usaha juga perlu memiliki strategi bisnis yang adaptif. Terlebih, di masa pandemi seperti sekarang.

Berbicara strategi bisnis, menurut Arto, hal tersebut tidak hanya menjadi pekerjaan rumah usaha-usaha yang baru berdiri. Usaha yang telah berdiri lama dan punya nama besar, seperti Roti Ganep, juga harus punya strategi bisnis mumpuni, terutama sikap adaptif terhadap perubahan zaman.

Sebagai informasi, Roti Ganep merupakan usaha toko oleh-oleh asal Solo, Jateng, yang berdiri sejak 1881. Kini, operasional bisnis keluarga turun-temurun ini dijalankan oleh generasi keenam.

Direktur Roti Ganep Laurensia Liona mengatakan, permintaan pasar yang selalu berubah mendorong bisnis ini untuk selalu melakukan penyesuaian. Strategi bisnis mumpuni dan sikap adaptif terhadap perubahan zaman diterapkan oleh Roti Ganep.

“Saat itu, pelanggan-pelanggan Roti Ganep ingin membawa produk tersebut ke luar kota. Alhasil, kami melakukan beragam penyesuaian, mulai dari memperbaiki kemasan hingga membenahi toko demi menambah kenyamanan pelanggan. Namun, untuk produk, kami tetap konsisten menggunakan bahan-bahan lokal,” tuturnya.

Tak hanya menyesuaikan dengan perubahan, Roti Ganep juga menelurkan sejumlah inovasi demi mempertahankan keberlangsungan usaha. Meski demikian, pembaruan yang dilakukan tak sampai mengubah ciri khas dari merek tersebut.

“Menjaga identitas dan kualitas produk sama dengan menjaga konsumen. Karena itu, inovasi kami tetap mempertahankan tradisi local wisdom,” kata Cecilia Maria Purnadi, pemilik Roti Ganep.

Cerita Brownies Cinta dan Roti Ganep menjadi contoh bahwa target pasar yang sesuai dan strategi bisnis yang adaptif menjadi kunci usaha bertahan di pasar. Selain brand lebih kuat, produk pun bisa lebih unggul. Dengan begitu, konsumen yang didapat pun akan jauh lebih banyak.

Sebagai informasi, Petualangan Brilian The Series merupakan serial mini yang mengangkat kisah-kisah inspiratif pelaku dan pegiat UMKM dari seluruh penjuru Tanah Air.

Program yang diinisiasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) itu turut menghadirkan brand activist dan Mantri BRI untuk memberikan sudut pandang terkait bisnis lokal.

Adapun, Mantri BRI merupakan perpanjangan tangan BRI yang memiliki misi mulia untuk membantu pelaku UMKM dalam mendapatkan modal usaha dan memberdayakan ekonomi berbasis kerakyatan.

Kini, Petualangan Brilian The Series telah hadir sebanyak delapan episode. Untuk menyaksikan serial mini ini, silakan kunjungi saluran Youtube resmi Kompas TV dan BRI

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau