Advertorial

BJB Raih Penghargaan Prestisius dari Infobank Award 2021

Kompas.com - 09/09/2021, 10:55 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau BJB kembali meraih penghargaan terbaik atas kinerja positifnya. BJB dinilai berhasil menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah di Jawa Barat. BJB menerima penghargaan dalam anugerah Infobank Award 2021 yang diselenggarakan oleh Infobank Media Group.

Pada ajang tersebut, BJB mendapatkan tiga penghargaan. Penghargaan pertama diberikan Infobank kepada Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi. Ia dinobatkan sebagai Infobank The Best CEO Series 2021.

Penghargaan kedua yang diberikan kepada BJB adalah kategori Diamond Trophy, yakni bank dengan kinerja "Sangat Bagus" selama 20 tahun berturut-turut.

Selanjutnya, BJB mendapat penghargaan untuk kategori Modal Inti Rp 5 triliun sampai dengan di bawah Rp 30 triliun (buku 3) - Aset Rp 100 triliun ke atas dengan predikat “Sangat Bagus”.

Sebagai informasi, penghargaan tersebut diserahkan secara simbolis dalam acara Live Video Conference pada saluran Youtube Infobank TV. Acara penghargaan ini didahului dengan webinar bertajuk “Leading Unprecedented Time Memanfaatkan Relaksasi Restrukturisasi Kredit Jilid 3”.

Yuddy Renaldi dalam sambutannya mengucapkan syukur dan terima kasih atas apresiasi yang telah diberikan oleh Infobank kepada dirinya dan BJB. Menurutnya, pencapaian ini merupakan apresiasi yang diperoleh berkat kerja keras seluruh insan perusahaan.

Ia mengatakan, prestasi tersebut tidak lepas dari catatan positif BJB dalam mempertahankan bahkan terus mendongkrak performa usahanya di tengah pandemi.

“Saya sangat bersyukur dan berterimakasih atas penghargaan yang diberikan,” ujar Yuddy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (8/9/2021).

Kerja keras dan soliditas antarlini perusahaan, kata Yuddy, merupakan faktor kunci yang menentukan keberhasilan BJB. Pasalnya, di tengah pandemi, banyak perusahaan besar yang tumbang. Sementara, BJB dapat terus bertumbuh positif.

Menurut Yuddy, hal tersebut merupakan bukti nyata kerja keras BJB sebagai perusahaan yang tangguh, fleksibel, dan adaptif dalam menghadapi berbagai tantangan.

Penghargaan yang didapat BJB. DOK. BJB Penghargaan yang didapat BJB.

“Saya meyakini bahwa kemampuan seorang pemimpin dalam mengolah sumber daya yang ada dengan sikap adaptif di berbagai situasi adalah kunci menuju keberhasilan,” kata Yuddy.

Sebagai informasi, industri perbankan secara umum menghadapi dampak krisis akibat pandemi Covid-19. Setelah mencatat kontraksi pertumbuhan kredit sebesar 2,21 persen pada 2020, industri perbankan masih kesulitan untuk melakukan ekspansi kredit pada 2021.

Hal tersebut disebabkan ketidakpastian kondisi ekonomi yang menurunkan permintaan kredit.

Menurut Kajian Biro Riset Infobank bertajuk Rating 109 Bank Versi Infobank 2021, non-performing loan (NPL) perbankan secara industri masih berada di tingkat aman, yakni berada di bawah 3,50 persen. Hal ini dibuktikan dengan tren kenaikan loan at risk (LAR) sejak 2020.

Adapun LAR perbankan mengalami tren kenaikan selama tiga tahun terakhir, yakni 11,98 persen pada 2018, sebesar 12,93 persen pada 2019, dan sebesar 22,65 persen pada 2020. Pada Februari 2021, angkanya bahkan menyentuh 23,71 persen.

Tak hanya itu, NPL juga berpotensi meningkat. Relaksasi kebijakan restrukturisasi kredit yang berakhir pada Maret 2022 diharapkan oleh para praktisi di industri perbankan untuk kembali diperpanjang

Dari segi pendapatan, banyak bank mencatat penurunan pendapatan bunga akibat masih seretnya kucuran kredit. Selain berusaha meningkatkan efisiensi termasuk menurunkan cost of fund, banyak bank berusaha memperbesar pendapatan selain bunga.

Sejak industri perbankan tidak lagi menikmati pertumbuhan kredit di atas 20 persen pada 2014, kontribusi pendapatan bunga terhadap total pendapatan bank terus berkurang dari 74 persen pada 2018 menjadi 72 persen pada 2019.

Pada 2020, ketika pendapatan bunga merosot 4,85 persen dari Rp 717,80 triliun menjadi Rp 683,01 triliun, pendapatan nonbunga industri perbankan tumbuh 8,76 persen dari Rp 150,50 triliun menjadi Rp 163,68 triliun.

Kontribusi pendapatan bunga terhadap total pendapatan perbankan pun menyusut menjadi 66 persen pada 2020. Per April 2021, pendapatan bunga tinggal 50 persen.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com