Advertorial

Main ke Jogja? Nikmati Wisata Kuliner dan Budaya Tempo Dulu di Kampung Mataraman

Kompas.com - 11/09/2021, 15:18 WIB

KOMPAS.com – Bantul, Yogyakarta, tidak hanya terkenal dengan kuliner Sate Klathak. Masih ada tempat menarik layak dikunjungi, salah satunya Kampung Mataraman.

Kampung Mataraman yang terletak di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bukan kampung tempat tinggal warga, melainkan sebuah tempat makan unik yang jauh dari kebisingan.

Suasana pedesaan tempo dulu di Kampung Mataraman akan melengkapi perjalanan wisata Anda ke Yogyakarta.

Selain nyaman untuk nongkrong, tempat makan ini juga memiliki nilai edukasi kesejarahan, di mana tata ruang dan bangunannya mengusung konsep penataan kampung di zaman Kerajaan Mataram.

Mulai dari bangunan utama, bangunan bersantai, sampai lokasi pawon atau dapur, semua disesuaikan dengan tata ruang zaman Kerajaan Mataram.

Penataan tersebut membuat suasana tempo dulu di Kampung Mataraman menjadi semakin kental.

Apalagi, semua karyawan Kampung Mataraman memakai pakaian tradisional, yaitu surjan lurik bagi karyawan laki-laki dan kebaya bebat kain jarik bagi karyawan perempuan.

Bangunan utama di Kampung Mataraman terdiri dari dua rumah limasan tanpa dinding, di mana meja dan kursi kayu tertata rapi di dalamnya.

Adapun di sekitar bangunan utama terdapat bangunan rumah limasan yang disediakan untuk makan. Bangunan ini dilengkapi meja, kursi, dan payung pelindung yang terbuat dari daun tebu.

Sementara itu, bagi pengunjung yang menginginkan privasi, Kampung Mataraman menyediakan bangunan rumah limasan berdinding kayu lengkap dengan meja dan kursi rotan di dalamnya.

Karena banyak pohon di kompleks Kampung Mataraman, tempat ini menjadi semakin nyaman dan sejuk.

Apalagi, terdapat area sawah di sekitarnya, yang membuat pemandangan di Kampung Mataraman terlihat semakin cantik.

Menu makanan yang disajikan di Kampung Mataraman antara lain Sayur Lodeh, Oseng Genjer, Oseng Kembang Gedang, Tempe Goreng Garit, Mangut Lele, dan lain-lain.

Dari semua menu makanan tersebut, Mangut Lele menjadi menu andalan Kampung Mataraman.

Sebab, ikan lele dimasak dengan terlebih dahulu diasap, sehingga daging lele bertekstur lebih kering namun tetap lembut.

Sementara itu, menu minuman di Kampung Mataraman terdiri dari Wedang Jahe, Wedang Sere, Es Dawet, Teh Poci, dan masih banyak lagi.

Menariknya, tempat makan yang satu ini tidak hanya memanjakan pengunjung dengan makanan dan minuman, tetapi juga aneka mainan anak.

Terdapat Kampung Dolanan yang menyediakan beragam permainan anak tempo dulu yang dapat dijadikan ajang bernostalgia.

Bukan tanpa alasan, adanya Kampung Dolanan berkaitan erat dengan Desa Panggungharjo yang sejak dulu sudah dikenal sebagai kampung penghasil dolanan atau mainan anak-anak di Yogyakarta.

Bahkan, jika pengunjung datang dengan rombongan, pengelola Kampung Mataraman dapat mengajarkan cara membuat mainan anak-anak tempo dulu.

Beberapa contoh mainan anak tempo dulu itu termasuk kitiran, payung-payungan, othok-othok, sarang burung, kipas lipat, angkrek, egrang, sampai perangkaian janur.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Heru Prabowo mengatakan, untuk dapat menikmati paket wisata budaya di Bantul, wisatawan harus melakukan reservasi terlebih dahulu.

“Untuk reservasi, bisa mengunduh aplikasi VisitingJogja yang akan mempermudah wisatawan juga pengelola wisatanya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (5/9/2021).

Ia juga menyampaikan, wisatawan dapat mengunduh aplikasi Jelajah Bantul untuk melihat wisata apa saja yang ditawarkan di Kabupaten Bantul.

Heru berharap, jika pariwisata mulai dibuka seiring turunnya level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di DIY, protokol kesehatan (prokes) ketat harus tetap diberlakukan.

“Semua harus tertib prokes, baik pengunjung maupun pengelola. Dan kami sarankan juga agar wisatawan mengunduh aplikasi QUAT. Ini adalah aplikasi pembayaran non tunai yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk mengurangi kontak,” paparnya. (ADV)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau