KOMPAS.com – Perkembangan teknologi digital yang kian masif memberikan dampak bagi kehidupan manusia. Kehadiran internet dan beragam gawai canggih membuat siapa saja kini dapat memenuhi segala kebutuhannya dengan mudah.
Sebut saja, kebutuhan mencari informasi, edukasi, dan hiburan. Bahkan, keperluan esensial harian manusia dapat terpenuhi lewat genggaman.
Hal itu diungkapkan dosen Universitas Ngurah Rai Ida Ayu Putu dalam webinar bertajuk "Menjadi Generasi yang Makin Cakap Digital" yang digelar di Kota Cilegon, Jawa Barat (Jabar) pada Jumat (3/9/2021).
Selain memudahkan dalam memenuhi kebutuhan, digitalisasi juga membuat cara berinteraksi dan bersosialisasi semakin praktis. Efek ini, kata Ida, paling banyak dirasakan oleh remaja yang mendominasi pengguna internet di Indonesia.
Berdasarkan laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada 2019-2020 didominasi oleh kelompok usia 15-19 tahun (91 persen). Kemudian, disusul kelompok usia 20-24 tahun.
Sayangnya, menurut Ida, digitalisasi saat ini belum diimbangi dengan pemahaman literasi digital. Akibatnya, banyak pengguna internet mudah terpapar hoaks, terjaring kejahatan siber, dan bersikap kurang baik di dunia maya.
"Untuk itu diperlukan literasi digital yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai perangkat digital, tapi juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (6/9/2021).
Pelaku bisnis, akademisi, investor, dan pemerhati kebijakan publik Santo Dewatmoko sepakat dengan pembahasan Ida. Bahkan, menurutnya, pengguna internet juga mesti paham soal etika bermedia digital atau netiket.
Etika bermedia digital, kata Santo, adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola netiket dalam kehidupan sehari-hari.
“Beberapa etika yang harus diperhatikan generasi muda dalam bermedia digital pada dasarnya merujuk pada kesadaran akan keberadaan orang lain. Contohnya, berpikir sebelum berkomentar, menggunakan bahasa yang sopan dan santun, serta menghormati privasi orang lain,” terangnya.
Sejalan dengan hal tersebut, dosen Kebijakan Publik Universitas Jenderal Soedirman Dwiyanto Indiahono mengatakan, penguatan literasi digital dan pemahaman netiket menjadi urgensi di Indonesia.
Pasalnya, laporan Digital Civility Index (DCI) yang dirilis Microsoft pada 2020 mengungkapkan bahwa tingkat kesopanan digital pengguna internet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara.
Hal tersebut, kata Dwiyanti, harus menjadi pelajaran untuk semua netizen supaya bisa menjaga jari-jari saat menggunakan media digital di dunia maya.
“Mari bangun budaya digital dan citra yang positif. Caranya, unggah konten-konten yang bermanfaat, jalin silaturahmi dengan cara yang santun, dan bergabung dengan komunitas yang baik. Selain itu, saring juga informasi yang didapat,” ajaknya.
Sebagai informasi, webinar bertajuk "Menjadi Generasi yang Makin Cakap Digital" merupakan salah satu rangkaian webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bersama Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) serta Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital.
Acara tersebut merupakan upaya Kemenkominfo dalam menyosialisasikan Seri Modul Literasi Digital sebagai bagian dari program Literasi Digital Nasional yang diinisiasi pemerintah.
Ada empat tema besar yang dibahas dalam Seri Modul Literasi Digital, yaitu Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.
Terkait aman bermedia digital, tutor Kaizen Room Rhesa Radyan mengimbau masyarakat agar memproteksi perangkat digital dan data pribadi.
Aspek digital safety, kata Rhesa, wajib diterapkan mengingat ranah digital begitu rentan akan risiko berbagai bentuk kejahatan siber. Kasusnya pun sudah marak terjadi.
“Digital safety merupakan kemampuan individu dalam mengenali, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan keamanan bermedia digital dalam kehidupan sehari-hari demi diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.
Untuk diketahui, webinar Indonesia #MakinCakapDigital ditargetkan menyerap 12,5 juta partisipan. Karena itu, Kemenkominfo mengharapkan seluruh elemen masyarakat mau berpartisipasi dalam acara tersebut. Dengan begitu, literasi digital dapat terwujud di Indonesia.
Kegiatan tersebut terbuka untuk umum. Jadi, bagi siapa saja yang ingin memahami literasi digital dapat mengikuti acara ini melalui akun Instagram Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.