Advertorial

Utamakan Keselamatan, Ini Upaya yang Dilakukan PT KAI untuk Capai Zero Accident

Kompas.com - 20/09/2021, 12:27 WIB

KOMPAS.com – Perusahaan pelat merah PT Kereta Api Indonesia (KAI) berkomitmen memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggannya.

Hal itu diwujudkan KAI dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api dengan menjalankan prinsip zero accident.

Oleh karena itu, perseroan selalu memperhatikan berbagai faktor penyebab kecelakaan perjalanan kereta api, baik eksternal maupun internal untuk memitigasi bahaya.

Untuk diketahui, faktor eksternal yang berpotensi menyebabkan bahaya perjalanan kereta api antara lain ketidakpatuhan masyarakat yang melintasi pelintasan sebidang, pencurian aset jalur kereta api, bangunan liar di sekitar rel, dan aksi pelemparan kaca kereta. Selain itu, bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan longsor juga termasuk ke dalam faktor eksternal.

Untuk meminimalisasi potensi bahaya eksternal tersebut, KAI rutin melakukan sosialisasi keselamatan kepada masyarakat, memetakan daerah-daerah rawan bencana alam dan rawan kejadian kecelakaan kereta api, serta berkolaborasi dengan sejumlah stakeholder terkait.

Sementara, sarana dan prasarana yang tidak andal dan human error adalah penyebab gangguan perjalanan kereta api dari sisi internal.

Untuk meminimalisasi potensi bahaya yang berasal dari faktor internal, KAI menyusun prosedur pengecekan kelaikan sarana dan prasarana yang wajib dilaksanakan setiap jangka waktu tertentu.

Sebagai contoh, pengamatan langsung dengan cara berjalan kaki untuk mengecek jalur secara detail. Selain itu, ada pula bordes-ride atau lok-ride.

Dari sisi sumber daya manusia (SDM), peningkatan kompetensi dan disiplin pegawai juga dilakukan oleh KAI. Mulai dari menyelenggarakan pendidikan kilat (diklat), pendidikan lapangan (diklap), workshop, focus group discussion (FGD), serta sertifikasi SDM perkeretaapian oleh lembaga berwenang. 

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, setiap insan kereta api sejatinya adalah bagian penting dari keselamatan transportasi.

“Untuk itu, (KAI) wajib memastikan setiap tindakan dan kebijakan diambil sesuai dengan prosedur, mematuhi semua aturan yang berlaku, berkomitmen untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, serta fokus berkolaborasi untuk menciptakan keselamatan perjalanan kereta api,” ujar Didiek dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (20/9/2021).

Didiek menjelaskan, KAI menerapkan lima kunci keselamatan sebagai bagian dari budaya KAI, yakni patuh prosedur kerja, pengarahan sebelum bekerja, selalu menggunakan alat pelindung diri, peduli terhadap lingkungan kerja, dan melaporkan jika ditemukan potensi atau kejadian berbahaya. 

Untuk mendukung penerapan lima kunci keselamatan tersebut, KAI membuat sebuah aplikasi pelaporan potensi bahaya, yaitu Safety Railway Information (SRI).

Dengan aplikasi tersebut, setiap pegawai KAI dapat melaporkan berbagai potensi bahaya. Tak hanya itu, pegawai juga bisa mendapatkan informasi terkait keselamatan dan prakiraan cuaca di seluruh wilayah operasional KAI.

“Setiap pegawai diwajibkan melaporkan kondisi bahaya terkait dengan keselamatan operasional kereta api, keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan, baik unsafe action maupun unsafe condition yang dapat membahayakan keselamatan perjalanan kereta api,” terang Didiek.

Selain melalui aplikasi SRI, imbuh Didiek, pelaporan potensi bahaya juga dapat dilakukan melalui contact center pelaporan pencegahan kecelakaan KAI.

Segala bentuk pelaporan potensi bahaya yang dilakukan oleh pegawai melalui SRI akan ditindaklanjuti oleh tim di Direktorat Keselamatan dan Keamanan KAI untuk kemudian dilaporkan kepada unit terkait agar dilakukan pemantauan, perbaikan, dan pencegahan.

Didiek menambahkan, KAI memahami bahwa keselamatan, baik pelanggan maupun awaknya adalah hal utama yang tak dapat diabaikan.

“Oleh karena itu, penerapan zero accident untuk perjalanan kereta api adalah hal yang tidak bisa ditawar. KAI berkomitmen untuk terus berbenah sehingga perjalanan kereta api terselenggara dengan aman, lancar, terkendali, sehat, dan tentunya selamat,” kata Didiek.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau